Ada Alasan Objektif Kuat, IPW Desak Polisi Tahan Putri Candrawathi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Bareskrim Polri menahan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati , dalam kasus dugaan pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Sebab polisi punya alasan objektif yang kuat untuk melakukan penahanan.
"Nyonya Putri harus segera ditahan oleh penyidik kerena alasan objektifnya sangat kuat, yaitu terkena Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati," ujar Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso saat dikonfirmasi, Sabtu (3/9/2022).
Menurutnya, dengan tidak dilakukannya penahanan terhadap Putri Candrawati, tampak adanya perlakuan diskriminatif pada perempuan lain yang juga terjerat perkara pidana. Pasalnya, perempuan lain yang terjerat pidana juga dilakukan penahanan.
"Pada perkara lain, para tersangka perempuan pun di tahan, padahal ancaman hukumannya bukan hukuman mati, seperti Baiq Nuril dan beberapa tersangka lainnya," tuturnya.
Dia menambahkan, tak ditahannya Putri oleh polisi dalam kasus tersebut membuat dia dengan bebas membangun sebuah narasi. Adapun narasi tersebut terkait dia yang dilecehkan atau diruda paksa oleh Brigadir Yosua.
"Dengan tidak tidahannya Nyonya Putri, Nyonya Putri akan bebas membangun narasi dilecehkan atau diruda paksa oleh Brigadir J yang menurut saya, saya yakin itu tidak terjadi. Tetapi narasi ini didukung oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan, yang saya juga mempertanyakan kesimpulan tersebut," katanya.
--
Lihat Juga: Bandar Jaringan Internasional Kendalikan Peredaran Narkoba dari Lapas, Perputaran Uang Capai Rp2,1 T
"Nyonya Putri harus segera ditahan oleh penyidik kerena alasan objektifnya sangat kuat, yaitu terkena Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati," ujar Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso saat dikonfirmasi, Sabtu (3/9/2022).
Menurutnya, dengan tidak dilakukannya penahanan terhadap Putri Candrawati, tampak adanya perlakuan diskriminatif pada perempuan lain yang juga terjerat perkara pidana. Pasalnya, perempuan lain yang terjerat pidana juga dilakukan penahanan.
"Pada perkara lain, para tersangka perempuan pun di tahan, padahal ancaman hukumannya bukan hukuman mati, seperti Baiq Nuril dan beberapa tersangka lainnya," tuturnya.
Dia menambahkan, tak ditahannya Putri oleh polisi dalam kasus tersebut membuat dia dengan bebas membangun sebuah narasi. Adapun narasi tersebut terkait dia yang dilecehkan atau diruda paksa oleh Brigadir Yosua.
"Dengan tidak tidahannya Nyonya Putri, Nyonya Putri akan bebas membangun narasi dilecehkan atau diruda paksa oleh Brigadir J yang menurut saya, saya yakin itu tidak terjadi. Tetapi narasi ini didukung oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan, yang saya juga mempertanyakan kesimpulan tersebut," katanya.
--
Lihat Juga: Bandar Jaringan Internasional Kendalikan Peredaran Narkoba dari Lapas, Perputaran Uang Capai Rp2,1 T
(muh)