Mutasi Covid-19 Dinilai Makin Membuat Virus Melemah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mutasi Covid-19 yang bermunculan justru membuat virusnya semakin melemah. Hal ini dikatakan oleh Guru Besar Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Amin Soebandrio.
"Walaupun virus itu (Covid-19) terus bermutasi tapi sebagian besar mutasi itu justru membuat virusnya tambah lemah," kata Amin dikutip dari Youtube BNPB, Sabtu (3/9/2022).
Bahkan kata Amin, hanya 4 sampai 5% dari mutasi itu yang dapat membuat virus itu lebih fit. "Artinya lebih bisa menyesuaikan diri terhadap tekanan lingkungannya baik itu obat ataupun antibodi dan sebagainya," ucapnya.
"Nah, yang 4-5 persen itu yang harus kita hadapi. Kita harapkan walaupun masih bermunculan beberapa varian-varian yang cukup mengkhawatirkan tapi kita harapkan dengan rentang waktu tertentu semakin lama justru akan semakin menurun baik kemampuan menularnya maupun virulensinya," paparnya.
Baca juga: Pemerintah Terus Waspadai Penyebaran Mutasi Virus COVID-19
Amin mengatakan, vaksinasilah yang membuat mutasi virus semakin lemah. Mengingat, vaksinasi akan membuat kekebalan atau antibodi.
"Manfaat vaksinasi itu yang harus dipahami oleh semua pihak ya. Sekali lagi, sekecil apapun kekebalan atau antibodi itu sudah bermanfaat tentunya kita bermanfaat," paparnya.
Amin pun mengharapkan, kekebalan penduduk itu semakin tinggi dengan adanya vaksinasi. Bahkan, dengan booster akan membangun sebagai yang disebut kekebalan populasi atau masyarakat atau herd immunity yang bisa membatasi ruang gerak virus.
"Selama kita bisa mencegah si virus itu menemukan house baru, itu memperkecil mutasi," ujar Amin.
Meskipun Amin mengatakan, beberapa perusahaan vaksin besar memang sudah berupaya untuk bisa menyesuaikan varian-varian baru. "Tetapi harus ingat bahwa virus itu terus bermutasi dan bisa berubah," ungkapnya.
"Walaupun virus itu (Covid-19) terus bermutasi tapi sebagian besar mutasi itu justru membuat virusnya tambah lemah," kata Amin dikutip dari Youtube BNPB, Sabtu (3/9/2022).
Bahkan kata Amin, hanya 4 sampai 5% dari mutasi itu yang dapat membuat virus itu lebih fit. "Artinya lebih bisa menyesuaikan diri terhadap tekanan lingkungannya baik itu obat ataupun antibodi dan sebagainya," ucapnya.
"Nah, yang 4-5 persen itu yang harus kita hadapi. Kita harapkan walaupun masih bermunculan beberapa varian-varian yang cukup mengkhawatirkan tapi kita harapkan dengan rentang waktu tertentu semakin lama justru akan semakin menurun baik kemampuan menularnya maupun virulensinya," paparnya.
Baca juga: Pemerintah Terus Waspadai Penyebaran Mutasi Virus COVID-19
Amin mengatakan, vaksinasilah yang membuat mutasi virus semakin lemah. Mengingat, vaksinasi akan membuat kekebalan atau antibodi.
"Manfaat vaksinasi itu yang harus dipahami oleh semua pihak ya. Sekali lagi, sekecil apapun kekebalan atau antibodi itu sudah bermanfaat tentunya kita bermanfaat," paparnya.
Amin pun mengharapkan, kekebalan penduduk itu semakin tinggi dengan adanya vaksinasi. Bahkan, dengan booster akan membangun sebagai yang disebut kekebalan populasi atau masyarakat atau herd immunity yang bisa membatasi ruang gerak virus.
"Selama kita bisa mencegah si virus itu menemukan house baru, itu memperkecil mutasi," ujar Amin.
Meskipun Amin mengatakan, beberapa perusahaan vaksin besar memang sudah berupaya untuk bisa menyesuaikan varian-varian baru. "Tetapi harus ingat bahwa virus itu terus bermutasi dan bisa berubah," ungkapnya.
(maf)