Operasi Seroja di Timor Timur, 16 Prajurit Kopassus Gugur saat Merebut Kota Dili
loading...
A
A
A
“Perasaan saya campur-aduk. Antara kesal, marah, khawatir semua bercampur baur di dalam kabin pesawat C-130B tersebut. Sejumlah anak buah saya telah terjun dan mungkin sudah terlibat tembak-menembak, dan mungkin juga telah menjadi korban. Sementara saya tak berdaya serta malahan tidak mampu memimpin mereka merebut sasaran yang ditentukan,” kenang Luhut.
Perwira Kopassus Gugur Usai Kibarkan Bendera Merah Putih
Pertempuran sengit antara Kopassus yang berhasil diterjunkan dengan Fretilin pecah di sejumlah tempat. Minimnya data intelijen, kurangnya persiapan dan koordinasi membuat operasi tidak berjalan seperti yang diharapkan. Akibatnya, banyak prajurit Kopassus yang gugur pada hari pertama Operasi Seroja digelar.
Salah satunya, Letkol Infanteri (Anumerta) Atang Sutresna. Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 22 Agustus 1943 ini gugur ditembak pasukan Fretilin sesaat setelah mengibarkan Bendera Merah Putih di Kantor Gubernur Timor Portugis di Dili, Timor Leste pada hari pertama Operasi Seroja digelar.
Saat itu, Atang yang masih berpangkat Mayor diterjunkan bersama 35 prajurit Yonif Linud 501 Kostrad. Bersama 19 prajurit Kopassandha, Mayor Atang ditugaskan merebut sejumlah lokasi strategis. Di antaranya, kantor gubernur, lapangan terbang dan pelabuhan.
Nahas, Mayor Atang yang saat itu menjabat sebagai Komandan Detasemen Tempur (Dandenpur) I Nanggala V Grup 1 Kopassandha dihujani tembakan oleh Fretilin saat masih di udara. Akibatnya, beberapa anggotanya gugur terkena peluru musuh saat payung masih mengembang di udara.
Setelah mencapai darat, Mayor Atang bersama dua anggotanya yakni, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar bergerak maju untuk merebut tempat-tempat strategis. Di bawah hujan tembakan musuh, Mayor Atang kemudian meminta kedua anggotanya untuk mengibarkan bendera Merah Putih.
Mayor Inf. Atang Sutresna sebelum penerjunan di Kota Dili, Timor Leste. Foto/Ist
Namun upaya tersebut sulit dilakukan mengingat tempat pengibaran bendera berada di tengah lapangan kantor gubernur. Lokasinya yang sangat terbuka membuat ketiganya rawan terkena tembakan musuh. Meski begitu, Mayor Atang tidak putus asa, dengan gigih dia memberikan tembakan perlindungan untuk kedua anggotanya, sekaligus mengalihkan perhatian musuh.
Perwira Kopassus Gugur Usai Kibarkan Bendera Merah Putih
Pertempuran sengit antara Kopassus yang berhasil diterjunkan dengan Fretilin pecah di sejumlah tempat. Minimnya data intelijen, kurangnya persiapan dan koordinasi membuat operasi tidak berjalan seperti yang diharapkan. Akibatnya, banyak prajurit Kopassus yang gugur pada hari pertama Operasi Seroja digelar.
Salah satunya, Letkol Infanteri (Anumerta) Atang Sutresna. Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 22 Agustus 1943 ini gugur ditembak pasukan Fretilin sesaat setelah mengibarkan Bendera Merah Putih di Kantor Gubernur Timor Portugis di Dili, Timor Leste pada hari pertama Operasi Seroja digelar.
Saat itu, Atang yang masih berpangkat Mayor diterjunkan bersama 35 prajurit Yonif Linud 501 Kostrad. Bersama 19 prajurit Kopassandha, Mayor Atang ditugaskan merebut sejumlah lokasi strategis. Di antaranya, kantor gubernur, lapangan terbang dan pelabuhan.
Nahas, Mayor Atang yang saat itu menjabat sebagai Komandan Detasemen Tempur (Dandenpur) I Nanggala V Grup 1 Kopassandha dihujani tembakan oleh Fretilin saat masih di udara. Akibatnya, beberapa anggotanya gugur terkena peluru musuh saat payung masih mengembang di udara.
Setelah mencapai darat, Mayor Atang bersama dua anggotanya yakni, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar bergerak maju untuk merebut tempat-tempat strategis. Di bawah hujan tembakan musuh, Mayor Atang kemudian meminta kedua anggotanya untuk mengibarkan bendera Merah Putih.
Mayor Inf. Atang Sutresna sebelum penerjunan di Kota Dili, Timor Leste. Foto/Ist
Namun upaya tersebut sulit dilakukan mengingat tempat pengibaran bendera berada di tengah lapangan kantor gubernur. Lokasinya yang sangat terbuka membuat ketiganya rawan terkena tembakan musuh. Meski begitu, Mayor Atang tidak putus asa, dengan gigih dia memberikan tembakan perlindungan untuk kedua anggotanya, sekaligus mengalihkan perhatian musuh.