Jokowi: Apa Benar Kita Kurang Bebas Berbicara?

Selasa, 23 Agustus 2022 - 10:44 WIB
loading...
Jokowi: Apa Benar Kita Kurang Bebas Berbicara?
Presiden Jokowi menganggap makian, hinaan, dan cemooh dari masyarakat kepada dirinya hal yang biasa. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari demokrasi. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap makian, hinaan, dan cemooh dari masyarakat kepada dirinya merupakan hal yang biasa. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari demokrasi.

Jokowi pun menanggapi pertanyaan dari reporter kawakan Karni Ilyas yang menyebut masih adakah kebebasan berbicara di Indonesia.

"Apa benar kita kurang bebas berbicara?," kata Jokowi dikutip dari akun Twitternya, Selasa (23/8/2022).

"Ah kebebasan apa yang masih kurang? Orang memaki-maki presiden, orang menghina presiden, orang mengejek presiden, orang mencemooh presiden juga tiap hari kita dengar. Orang mendungu-dungukan presiden juga kita tiap hari kita dengar kita lihat Biasa aja," imbuh Jokowi.

Baca juga: Pilpres 2024, Jokowi: Pada Saatnya Saya Akan Berbicara

Jokowi menilai, demokrasi di Indonesia sudah sangat liberal, meski kesopan santunan masih sangat kental dalam etika dan tata krama.

"Demokrasi yang sangat liberal sekali kita ini meskipun kita ini orang timur yang penuh dengan kesantunan, yang penuh dengan etika dan tata krama yang baik, tapi kita sekarang sudah menurut saya sudah sangat liberal sekali," kata Jokowi.

Namun Jokowi mengatakan, jika penghinaan sudah dilaporkan ke polisi, maka hal tersebut menjadi bagian dari ranah hukum dan tidak bisa disangkut pautkan dengan kebebasan berbicara.

"Ya tapi kalau sudah masuk ke misalnya menghina orang kemudian orangnya itu marah dan melaporkan kepada polisi nah itu sudah wilayah yang lain. Sudah wilayah hukum itu yang bekerja," jelasnya.

Terkait wacana tiga periode, Jokowi menilai hal tersebut sah-sah saja dilakukan oleh para relawannya. Sebab hal tersebut masih menjadi bagian demokrasi.

"Ya kalau menurut saya boleh-boleh saja. itu kan juga sebuah bentuk demokrasi. Tatrannya kan baru tataran wacana. Kan orang boleh juga kan menyampaikan Jokowi mundur juga boleh hehehehe. Ganti presiden juga boleh. Ya kan? Masak orang mewacanakan seperti itu enggak boleh? Katanya ini demokrasi? Kan enggak apa-apa, yang paling penting jangan anarkis. Yang paling penting itu aja, baru tataran wacana," ungkapnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0657 seconds (0.1#10.140)