Profil Fatmawati Soekarno, Penjahit Bendera Merah Putih yang Dikibarkan saat Proklamasi
loading...
A
A
A
Selain sebagai penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945, Fatmawati pada 1951 dengan gigih ikut memperjuangkan agar dokumen, barang, dan arsip Pemerintah RI yang dirampas oleh Belanda antara tahun 1945-1950 di Jakarta dan Yogyakarta dapat dikembalikan ke Indonesia.
Dikutip dari laman direktoratk2krs.kemsos.go.id, Fatmawati secara aktif memberikan bantuan mengirim perbekalan kepada istri prajurit dan para prajurit yang sedang berjuang di wilayah pertempuran. Selain itu, Fatmawati merupakan salah seorang yang gigih berjuang menjadikan eks Karasidenan Bengkulu sebagai Provinsi Bengkulu.
Fatmawati meninggal dunia di Kuala Lumpur, Malaysia pada 14 Mei 1980. Fatmawati terkena serangan jantung dalam perjalanan pulang umrah. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Fatmawati ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada era Presiden Abdurrahman Wahid, melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 tertanggal 4 November 2000. MG/ Nurhalimah Zahra
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Dikutip dari laman direktoratk2krs.kemsos.go.id, Fatmawati secara aktif memberikan bantuan mengirim perbekalan kepada istri prajurit dan para prajurit yang sedang berjuang di wilayah pertempuran. Selain itu, Fatmawati merupakan salah seorang yang gigih berjuang menjadikan eks Karasidenan Bengkulu sebagai Provinsi Bengkulu.
Fatmawati meninggal dunia di Kuala Lumpur, Malaysia pada 14 Mei 1980. Fatmawati terkena serangan jantung dalam perjalanan pulang umrah. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Fatmawati ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada era Presiden Abdurrahman Wahid, melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 tertanggal 4 November 2000. MG/ Nurhalimah Zahra
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(zik)