Komnas HAM Klaim Kantongi Keterangan Penting soal Komunikasi Terakhir Brigadir J

Sabtu, 30 Juli 2022 - 12:35 WIB
loading...
Komnas HAM Klaim Kantongi...
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pihaknya mengantongi keterangan penting dari sejumlah pihak terkait komunikasi terakhir Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat. Foto/Humas Komnas HAM
A A A
JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ) mengantongi keterangan penting dari sejumlah pihak terkait komunikasi terakhir Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat . Keterangan penting soal komunikasi terakhir Brigadir J itu akan didalami Komnas HAM.

"Kami mendalami soal siber dan digital forensik, karena memang ada cerita soal siber dan digital forensik. Misalnya, kalau soal siber itu kapan misalnya hubungan komunikasi terakhir dengan almarhum Yosua dan kita mendapatkan keterangan-keterangan yang menurut kami sangat penting," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam melalui rekaman video, Sabtu (30/7/2022).

Menurut Anam, keterangan soal komunikasi terakhir Brigadir J sangat penting. Hal itu, sambungnya, menjadi salah satu yang dapat membuka tabir gelap terkait tewasnya Brigadir J. "Itu yang menjadikan jejak bagaimana Komnas HAM sedikit demi sedikit dengan berbagai proses yang ada membuka kasus ini," terangnya.





Adapun salah satu keterangan saksi yang telah dikantongi Komnas HAM soal komunikasi terakhir dengan Brigadir J tersebut yakni Vera Simanjuntak. Vera Simanjuntak merupakan kekasih Brigadir J.

Beredar kabar terdapat komunikasi terakhir Vera Simanjuntak dengan Brigadir J. Dalam komunikasi tersebut, Brigadir J cerita ke Vera soal adanya ancaman akan dibunuh.

Untuk diketahui, Polri menyebut Brigadir J tewas ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di Kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat 8 Juli 2022, sekitar pukul 17.00 WIB. Brigadir J disebut-sebut merupakan merupakan sopir istri Ferdy Sambo. Sedangkan Bharada E merupakan ajudan dari Ferdy Sambo.

Berdasarkan keterangan Polri, baku tembak antara dua anggota Kepolisian tersebut diduga berawal dari adanya pelecehan serta penodongan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo. Namun, tewasnya Brigadir sarat akan kejanggalan dan banyak menjadi pertanyaan publik.

Oleh karenanya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait kejanggalan tewasnya Brigadir J. TGPF tersebut dikomandoi oleh Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono. Salah satu pihak eksternal yang masuk dalam tim tersebut yakni Komnas HAM.

Kapolri juga telah menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri. Selain itu, Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto dan Karo Paminal Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan juga dinonaktifkan buntut kasus tersebut.

Sejauh ini, Tim Khusus (Timsus) bentukan Kapolri sudah berhasil menemukan CCTV yang sempat dinyatakan rusak di rumah Ferdy Sambo. CCTV tersebut sedang dipelajari dan akan dibuka ke publik secara utuh.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)