Sejarah BIN, Didirikan Pasca Proklamasi Enam kali Ganti Nama

Jum'at, 22 Juli 2022 - 16:33 WIB
loading...
Sejarah BIN, Didirikan Pasca Proklamasi Enam kali Ganti Nama
Badan Intelijen Negara atau BIN merupakan sebuah lembaga intelijen yang dimiliki Indonesia. Foto DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Intelijen Negara atau BIN merupakan sebuah lembaga intelijen yang dimiliki Indonesia. Melihat ke belakang, riwayat pembentukan badan intelijen Indonesia ini memiliki sejarah panjang.

Dikutip dari situs resminya, keberadaan BIN berawal saat Pemerintah Indonesia pasca Proklamasi 1945 mendirikan badan intelijen untuk pertama kalinya. Kala itu namanya adalah Badan Istimewa (BI).

Baca juga : Kepala BIN Bicara IKN Nusantara: Indonesia Sentris Panggilan Sejarah

Lebih lanjut, para personel intelijen pada Badan Istimewa (BI) merupakan alumni Sekolah Intelijen Militer Nakano yang berdiri saat pendudukan Jepang tahun 1943. Kolonel Zulkifli Lubis didaulat menjadi pemimpin lembaga ini. Dia merupakan lulusan sekaligus komandan intelijen yang pertama.

Tak sendiri, Kolonel Zulkifli Lubis ditemani sekitar 40 mantan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang bertugas sebagai penyelidik militer khusus. Pasca Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada bulan Mei 1946, diselenggarakan sebuah pelatihan khusus intelijen di daerah Ambarawa.

Tercatat ada sekitar 30 pemuda dari pelatihan tersebut yang lolos dan resmi menjadi anggota Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI). Lembaga ini menjadi payung gerakan intelijen Indonesia dengan beberapa unit ad hoc serta operasi luar negeri.

Pada Juli 1946, Menteri Pertahanan Indonesia kala itu Amir Sjarifuddin membentuk ‘Badan Pertahanan B’. Dia juga menunjuk seorang mantan komisioner polisi sebagai kepalanya. Tak berselang lama, pada 30 April 1947 dilakukan penyatuan seluruh entitas badan intelijen di bawah Menteri Pertahanan (Menhan). Hal ini membuat BRANI turut menjadi bagian V dari Badan Pertahanan B.

Beberapa tahun berselang, sekitar awal tahun 1952, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Menhan Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerima tawaran dari badan intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA) untuk melatih para calon intel Indonesia. Pelatihan ini dilakukan di Pulau Saipan, Filipina.

Pada 5 Desember 1958, Presiden Soekarno membentuk Badan Koordinasi Intelijen (BKI) dan menunjuk Kolonel Laut Pirngadi sebagai kepalanya. Pembentukan badan ini ditujukan untuk mengatasi lembaga-lembaga Intelijen di Indonesia yang bergerak sendiri tanpa koordinasi bersama.

Pada 1959, BKI berubah nama menjadi Badan Pusat Intelijen (BPI) dan dikepalai Dr. Soebandrio. Di tengah kemelut tahun 1965, Soeharto memimpin Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Hal ini ditujukan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban Indonesia pasca terjadinya gonjang-ganjing 1965.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)