Indonesia dan Malaysia Minta Transparansi Informasi Kenaikan Biaya Masyair Haji
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Malaysia meminta keterbukaan informasi terkait meningkatnya biaya haji selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang dikenal sebagai masyair di masa mendatang. Hal itu usai pada 2022 Indonesia diminta menambah Rp1,5 triliun untuk sekitar 100 ribu jamaah haji.
Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan, kesamaan pandangan tersebut tercipta usai melakukan evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2022 bersama Pengarah Eksekutif Haji Tabung Haji Malaysia Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman di Kantor Daker Makkah, Kamis (21/7/2022).
Hilman mencatat pada tahun ini Indonesia diminta menambah Rp1,5 triliun untuk sekitar 100 ribu jamaah haji yang berangkat atau setara dengan tambahan Rp15 juta per orang. Namun, hingga kini belum ada informasi detail terkait peningkatan biaya tersebut, meski Hilman mengakui terdapat perbaikan fasilitas.
“Kita sepakat ada banyak peningkatan layanan, kami juga mengevaluasi, ke depan tentu saja cost itu harus sebanding dengan biaya yang kita keluarkan dengan layanan yang kita terima,” ujar Hilman dikutip MPI dalam laman resmi Kemenag, Jumat (22/7/2022).
Menurut Hilman, meski jamaah haji Indonesia dan Malaysia disuguhkan dengan adanya peningkatan kualitas, namun keterbukaan informasi tetap perlu disampaikan. “Kita harus masuk detail dong, kepada budget yang disediakan, keperluannya apa saja. Kita bangun fairness untuk jamaah, untuk delegasi, dan tentu saja untuk penyelenggara yang ada di Tanah Suci,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Pengarah Eksekutif Haji Tabung Haji Malaysia Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman. Dia mengatakan, pihaknya perlu mendapatkan detail yang rinci terkait adanya penambahan biaya Masyair tersebut.
“Kita lihat bahwa perkhidmatan yang disampaikan lebih baik dari tahun sebelum tahun ini. Walau bagaimanapun kita perlu meneliti lebih terperinci berkenaan dengan bayaran yang telah kita buat, di manakah cost itu sebenarnya,” jelasnya.
Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan, kesamaan pandangan tersebut tercipta usai melakukan evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2022 bersama Pengarah Eksekutif Haji Tabung Haji Malaysia Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman di Kantor Daker Makkah, Kamis (21/7/2022).
Hilman mencatat pada tahun ini Indonesia diminta menambah Rp1,5 triliun untuk sekitar 100 ribu jamaah haji yang berangkat atau setara dengan tambahan Rp15 juta per orang. Namun, hingga kini belum ada informasi detail terkait peningkatan biaya tersebut, meski Hilman mengakui terdapat perbaikan fasilitas.
“Kita sepakat ada banyak peningkatan layanan, kami juga mengevaluasi, ke depan tentu saja cost itu harus sebanding dengan biaya yang kita keluarkan dengan layanan yang kita terima,” ujar Hilman dikutip MPI dalam laman resmi Kemenag, Jumat (22/7/2022).
Menurut Hilman, meski jamaah haji Indonesia dan Malaysia disuguhkan dengan adanya peningkatan kualitas, namun keterbukaan informasi tetap perlu disampaikan. “Kita harus masuk detail dong, kepada budget yang disediakan, keperluannya apa saja. Kita bangun fairness untuk jamaah, untuk delegasi, dan tentu saja untuk penyelenggara yang ada di Tanah Suci,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Pengarah Eksekutif Haji Tabung Haji Malaysia Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman. Dia mengatakan, pihaknya perlu mendapatkan detail yang rinci terkait adanya penambahan biaya Masyair tersebut.
“Kita lihat bahwa perkhidmatan yang disampaikan lebih baik dari tahun sebelum tahun ini. Walau bagaimanapun kita perlu meneliti lebih terperinci berkenaan dengan bayaran yang telah kita buat, di manakah cost itu sebenarnya,” jelasnya.
(rca)