Pesawat T50i Jatuh di Blora, Ketua DPP Perindo: Alutsista TNI Sudah Harus Dimodernisasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pesawat tempur T50-i Golden Eagle dari Skuadron Udara 15 TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di Desa Nginggil, Kaupaten Blora, Jawa Tengah, Senin, 18 Juli 2022 sekitar pukul 19.25 WIB.
Pesawat dengan tail number TT-5009 yang berpangkalan di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur itu mengalami kecelakaan saat melakukan latihan malam atau "night tactical intercept". Dalam peristiwa itu, Lettu Pnb Allan Safitra Indera Wahyudi gugur.
Ketua Bidang Hankam dan Siber DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Susaningtyas NH Kertopati menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Lettu Pnb Allan Safitra Indera Wahyudi dalam peristiwa itu. Menurut Nuning, panggilan akrab Susaningtyas Kertopati, jatuhnya pesawat tersebut tetap harus diinvestigasi.
”Ini bukan masalah tidak baru dan teknis. Ini bisa menjadi embrio modernisasi. Jatuhnya pesawat banyak variabel (penyebabnya). Kita tidak bisa mengenyampingkan investigasi,” kata Nuning kepada SINDOnews, Selasa (19/7/2022).
Pengamat militer dan intelijen ini menyebut, hal yang penting diketahui apakah penyebab jatuhnya pesawat tersebut karena human error, kelebihan beban, cuaca buruk atau perawatan yang tidak paripurna.
”Setiap operasi penerbangan tentu ada Perkiraan Keadaan (Kirka) nya, bila hasil kirka sudah layak terbang tapi jatuh maka probabilitas faktor luar tak terduga harus diobservasi,” ujar mantan anggota Komisi I DPR ini.
Nuning mengakui, memang alutsista TNI sudah harus dimodernisasi atau ditingkatkan perawatannya. ”Jatuhnya pesawat tidak hanya masalah baru atau tidak baru, atau layak dan tidak layak. Tetapi, kita harus melihat juga proses modernisasi politik anggaran seperti apa bagi alutsista militer,” ucapnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
Pesawat dengan tail number TT-5009 yang berpangkalan di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur itu mengalami kecelakaan saat melakukan latihan malam atau "night tactical intercept". Dalam peristiwa itu, Lettu Pnb Allan Safitra Indera Wahyudi gugur.
Ketua Bidang Hankam dan Siber DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Susaningtyas NH Kertopati menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Lettu Pnb Allan Safitra Indera Wahyudi dalam peristiwa itu. Menurut Nuning, panggilan akrab Susaningtyas Kertopati, jatuhnya pesawat tersebut tetap harus diinvestigasi.
”Ini bukan masalah tidak baru dan teknis. Ini bisa menjadi embrio modernisasi. Jatuhnya pesawat banyak variabel (penyebabnya). Kita tidak bisa mengenyampingkan investigasi,” kata Nuning kepada SINDOnews, Selasa (19/7/2022).
Pengamat militer dan intelijen ini menyebut, hal yang penting diketahui apakah penyebab jatuhnya pesawat tersebut karena human error, kelebihan beban, cuaca buruk atau perawatan yang tidak paripurna.
”Setiap operasi penerbangan tentu ada Perkiraan Keadaan (Kirka) nya, bila hasil kirka sudah layak terbang tapi jatuh maka probabilitas faktor luar tak terduga harus diobservasi,” ujar mantan anggota Komisi I DPR ini.
Nuning mengakui, memang alutsista TNI sudah harus dimodernisasi atau ditingkatkan perawatannya. ”Jatuhnya pesawat tidak hanya masalah baru atau tidak baru, atau layak dan tidak layak. Tetapi, kita harus melihat juga proses modernisasi politik anggaran seperti apa bagi alutsista militer,” ucapnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
(rca)