Perindo: Beragama di Era Digital Wajib Dibimbing Guru Agama Secara Langsung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat dihebohkan dengan pengakuan Natrom (62) sebagai Dewa Matahari . Pria asal Bekasi yang menetap di Lebak, Banten itu menyebarkan apa yang disebutnya sebagai ajaran Dewa Matahari, yaitu larangan salat hingga meminum air zam-zam.
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Kegamaan Abdul Khaliq Ahmad mengajak masyarakat untuk tidak terpancing dengan ajaran sesat tersebut. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menyikapi dengan bijak dan tidak emosional.
Ia menganggap, Natrom sedang kesulitan dalam hal ekonomi. Ditambah, dengan adanya Pandemi Covid-19, ia pun ingin terbebas dari kesulitan tersebut.
Khaliq melanjutkan, perlu ada pendampingan bagi Natrom untuk kembali ke ajaran yang benar. Pemuka agama wajib memberikan edukasi bahwa agama itu solutif dan kontekstual dengan tantangan zaman.
"Kegairahan beragama di era digital wajib dibimbing oleh guru agama secara langsung, tidak cukup belajar literasi keagamaan dari sumber digital," kata Khaliq kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (14/7/2022).
Dengan adanya guru yang mendampingi secara langsung, dapat memberikan kontrol dan pemahaman yang maksimal dimana hal tersebut tidak didapatkan jika belajar lewat literasi dan dari media sosial.
Harapannya, dengan adanya pemahaman yang kuat tentang agama, masyarakat tidak mudah tergoda dengan ajaran-ajaran baru yang bertentangan dengan norma-norma agama yang sudah ditetapkan di Indonesia.
"Masyarakat yang rasional dan terdidik dalam beragama tidak mudah terpengaruh pada ajaran-ajaran yang berlawanan dengan akal sehat dan keyakinan keagamaannya,” ujar Khaliq.
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Kegamaan Abdul Khaliq Ahmad mengajak masyarakat untuk tidak terpancing dengan ajaran sesat tersebut. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menyikapi dengan bijak dan tidak emosional.
Ia menganggap, Natrom sedang kesulitan dalam hal ekonomi. Ditambah, dengan adanya Pandemi Covid-19, ia pun ingin terbebas dari kesulitan tersebut.
Khaliq melanjutkan, perlu ada pendampingan bagi Natrom untuk kembali ke ajaran yang benar. Pemuka agama wajib memberikan edukasi bahwa agama itu solutif dan kontekstual dengan tantangan zaman.
"Kegairahan beragama di era digital wajib dibimbing oleh guru agama secara langsung, tidak cukup belajar literasi keagamaan dari sumber digital," kata Khaliq kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (14/7/2022).
Dengan adanya guru yang mendampingi secara langsung, dapat memberikan kontrol dan pemahaman yang maksimal dimana hal tersebut tidak didapatkan jika belajar lewat literasi dan dari media sosial.
Harapannya, dengan adanya pemahaman yang kuat tentang agama, masyarakat tidak mudah tergoda dengan ajaran-ajaran baru yang bertentangan dengan norma-norma agama yang sudah ditetapkan di Indonesia.
"Masyarakat yang rasional dan terdidik dalam beragama tidak mudah terpengaruh pada ajaran-ajaran yang berlawanan dengan akal sehat dan keyakinan keagamaannya,” ujar Khaliq.
(muh)