Corona Berpotensi Picu Krisis Pangan, BPIP: Mari Lakukan Gerakan Menanam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus Corona berpotensi menimbulkan krisis pangan. Salah satu cara mengantisipasi ancaman tersebut yaitu dengan memanfaatkan lahan kosong untuk bertanam. (Baca juga: Cegah Krisis Pangan, Jokowi Minta Pasokan Bahan Pokok Dihitung dengan Cermat)
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengatakan, gerakan menanam dinilai bermanfaat untuk mengantisipasi krisis pangan akibat virus Corona. “Sampai saat ini dunia belum menemukan vaksin virus Corona. Dalam situasi ketidakpastian global akan memengaruhui kehidupan ekonomi dunia maka perlu antisipasi untuk mengatasi krisis ekonomi termasuk krisis pangan,” ujar Benny dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Minggu (26/4/2020). (Baca juga: Luhut Waspadai Pernyataan FAO soal Krisis Pangan)
Menurut dia, bangsa Indonesia memiliki modal sosial dan budaya sangat kuat untuk menggerakkan kesadaran bersama dalam melakukan gerakan ini. “Kita punya modal sosial dan budaya yang kuat dalam bahu membahu gotong royong melakukan gerakan menanam ini demi kesejahteraan bersama,” jelas Benny.
Aksi gerakan menanam ini juga mudah dilakukan cukup dengan memanfaatkan bahan bekas seperti botol bekas, kaleng, dan dipadukan dengan sistem hidroponik. Masyarakat dapat menanam tanaman yang memiliki masa panen cepat, seperti sayuran, cabe, tomat, dan singkong. “Gerakan yang sederhana ini sangat mudah dilakukan oleh semua kalangan masyarakat dan dampaknya luar biasa untuk antisipasi krisis global,” ujarnya.
Benny menambahkan, kekuatan suatu bangsa dalam mengatasi krisis ketahanan pangan saat ini mengingatkan kembali cita-cita Bung Karno untuk berdaulat bidang ekonomi. Karena itu, dia berharap melalui gerakan menanam bisa mencegah krisis pangan akibat pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk memperhatikan stok bahan pangan di masa pandemi virus Corona. Hal itu seiring adanya peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) soal ancaman krisis pangan akibat wabah COVID-19.
“Pada rapat yang lalu, sudah saya sampaikan, FAO memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 ini dapat menyebabkan krisis pangan dunia. Jadi kita harus hati-hati,” kata Jokowi dalam keterangannya melalui Sekretariat Presiden, Selasa, 21 April 2020.
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengatakan, gerakan menanam dinilai bermanfaat untuk mengantisipasi krisis pangan akibat virus Corona. “Sampai saat ini dunia belum menemukan vaksin virus Corona. Dalam situasi ketidakpastian global akan memengaruhui kehidupan ekonomi dunia maka perlu antisipasi untuk mengatasi krisis ekonomi termasuk krisis pangan,” ujar Benny dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Minggu (26/4/2020). (Baca juga: Luhut Waspadai Pernyataan FAO soal Krisis Pangan)
Menurut dia, bangsa Indonesia memiliki modal sosial dan budaya sangat kuat untuk menggerakkan kesadaran bersama dalam melakukan gerakan ini. “Kita punya modal sosial dan budaya yang kuat dalam bahu membahu gotong royong melakukan gerakan menanam ini demi kesejahteraan bersama,” jelas Benny.
Aksi gerakan menanam ini juga mudah dilakukan cukup dengan memanfaatkan bahan bekas seperti botol bekas, kaleng, dan dipadukan dengan sistem hidroponik. Masyarakat dapat menanam tanaman yang memiliki masa panen cepat, seperti sayuran, cabe, tomat, dan singkong. “Gerakan yang sederhana ini sangat mudah dilakukan oleh semua kalangan masyarakat dan dampaknya luar biasa untuk antisipasi krisis global,” ujarnya.
Benny menambahkan, kekuatan suatu bangsa dalam mengatasi krisis ketahanan pangan saat ini mengingatkan kembali cita-cita Bung Karno untuk berdaulat bidang ekonomi. Karena itu, dia berharap melalui gerakan menanam bisa mencegah krisis pangan akibat pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk memperhatikan stok bahan pangan di masa pandemi virus Corona. Hal itu seiring adanya peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) soal ancaman krisis pangan akibat wabah COVID-19.
“Pada rapat yang lalu, sudah saya sampaikan, FAO memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 ini dapat menyebabkan krisis pangan dunia. Jadi kita harus hati-hati,” kata Jokowi dalam keterangannya melalui Sekretariat Presiden, Selasa, 21 April 2020.
(cip)