Pemerintah Godok Regulasi dan Fatwa Ganja Medis

Selasa, 05 Juli 2022 - 12:05 WIB
loading...
Pemerintah Godok Regulasi dan Fatwa Ganja Medis
Baca perkembangan wacana legalisasi ganja untuk medis di News RCTI+.
A A A
JAKARTA - Pemerintah merespons serius aspirasi masyarakat yang menginginkan agar tanaman ganja dilegalkan hanya untuk kepentingan medis. Saat ini pemerintah sedang menggodok aturan dan fatwa dari sisi agama agar ganja bisa digunakan untuk pengobatan. Untuk menghindari adanya penyalahgunaan, pengawasan terhadap kebijakan tersebut harus dilakukan secara ketat. Baca perkembangan wacana legalisasi ganja untuk medis di News RCTI+.

Perdebatan soal legalisasi tanaman ganja untuk kepentingan obat-obatan terus bergulir. Kini pemerintah memberi lampu hijau akan diizinkannya tanaman ganja untuk keperluan kesehatan. Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk mendiskusikan masalah tersebut. Dengan kata lain, pemerintah sedang menggodok aturan diperbolehkannya tanaman ganja untuk kepentingan medis. Tanaman ganja akan tetap dilarang untuk konsumsi umum.

Bahkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pun secara resmi meminta kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membuat fatwa terkait penggunaan ganja untuk keperluan medis dari kacamata agama. Menurut Wapres, MUI perlu membuat fatwa baru yang mengatur kriteria kebolehan penggunaan ganja untuk kesehatan. Sejauh ini tanaman ganja masuk dalam narkotika golongan 1 yang ancaman hukumannya cukup tinggi bagi yang berani mengonsumsi tanaman tersebut.

Wacana ganja untuk medis ini kembali ramai menjadi perbincangan publik. Ada berita viral seorang ibu bernama Santi Warastuti yang mencuri perhatian masyarakat setelah menyampaikan aspirasinya saat acara Car Free Day DKI Jakarta, beberapa waktu yang lalu. Ia meminta ketersediaan ganja medis bagi anaknya, Pika, yang mengidap kondisi cerebral palsy.

Cerebral palsy merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada masa kehamilan, ketika proses persalinan, atau di tahun pertama setelah kelahiran. Pada tingkat paling parah, cerebral palsy dapat menyebabkan kelumpuhan. Nah penggunaan ganja pada penderita cerebral palsy untuk mengontrol kondisi ikutan dari penyakit tersebut, seperti kejang dan epilepsi.



Dikutip dari beberapa sumber seperti dari Mayoclinic, ada beberapa manfaat ganja yang kemungkinan dapat mengobati penyakit pada beberapa kondisi tertentu, seperti: Penyakit Alzheimer, sklerosis lateral amiotrofik (ALS), HIV-AIDS, penyakit crohn, epilepsi dan kejang, glukoma, multiple sclerosis dan kejang otot, sakit parah dan kronis, sertamual atau muntah parah yang disebabkan oleh pengobatan kanker

Keberadaan tanaman ganja masih menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat Indonesia termasuk diperbolehkannya penggunaan ganja untuk keperluan medis. Bukan hanya terkait halal dan haramnya saja menurut ketentuan agama. Namun bagaimana pemerintah dapat mengontrol penggunaan ganja medis ini agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan di luar medis. Di sisi lain, meski mampu menyembuhkan penyakit, masih ada beberapa efek samping dalam jangka pendek yang ditimbulkan oleh ganja. Seperti masalah memori jangka pendek, kecemasan yang parah, termasuk ketakutan yang berlebihan (paranoid).



Ganja juga bisa membuat perilaku yang sangat aneh bagi yang mengonsumsinya. Melihat, mendengar atau mencium hal-hal yang tidak ada. Tidak mampu membedakan imajinasi dari kenyataan (psikosis). Selain itu, ganja juga bisa menimbulkan rasa panik dan halusinasi. Dampak lainnya hilangnya rasa identitas pribadi, peningkatan denyut jantung (risiko serangan jantung), peningkatan risiko stroke, dan sebagainya. Penggunaan ganja juga dikhawatirkan akan memicu meningkatnya tindak kriminalitas.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)