Menko PMK Sebut Kepatuhan Jadi Kunci Cegah Penularan Virus Corona

Kamis, 25 Juni 2020 - 17:47 WIB
loading...
Menko PMK Sebut Kepatuhan Jadi Kunci Cegah Penularan Virus Corona
Menteri Koordinator (Menko) PMK, Muhadjir Effendy meminta protokol kesehatan di pasar tradisonal bisa dipatuhi oleh pengelola, penjual maupun pembeli. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta protokol di pasar tradisonal bisa dipatuhi oleh pengelola, penjual maupun pembeli.

(Baca juga: Angka Covid-19 Terus Meningkat Akibat Salah Memaknai New Normal)

Hal itu diungkapnya saat meninjau penerapan protokol penanganan Covid-19 (virus Corona) di Pasar tradisional Genteng Baru dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/6/2020).

"Kepatuhan masyarakat adalah kunci utama agar angka penularan Covid-19 di Kota Surabaya segera turun. Jadi kuncinya itu," kata Muhadjir yang didampingi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

(Baca juga: Update Corona: Bertambah 1.178, Kasus Positif Tembus 50 Ribu Orang)

Saat tinjau Pasar Genteng Baru, Muhadjir mengecek ketersediaan perlengkapan protokol Covid-19 di sana. Secara umum, ia menilai protokol kesehatan di pasar itu sudah bagus. Itu terlihat dari tersedianya tempat cuci tangan serta sekat pembatas antara penjual dengan pembeli.

Namun, menurutnya, masih ada beberapa protokol kesehatan yang perlu ditingkatkan lagi. Salah satunya adalah jaga jarak antara penjual dan pembeli saat bertransaksi jual beli.

"Jadi jaga jarak baik antara pembeli dan penjual dan antara pembeli itu yang harus didisiplinkan. Tapi kalau protokol dasar seperti hand sanitizer, cuci tangan sebelum masuk pasar, kemudian pakai masker, kelihatannya sudah dipatuhi. Itu sudah bagus, tinggal meningkatkan yang lain," ujar eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Tirai pembatas antara pembeli dan penjual di Pasar Genteng Baru, lanjut Muhadjir, masih perlu dilengkapi hingga ke seluruh penjual. Kemudian, perlu ada protokol ketat yang membatasi waktu berbelanja serta pengawasan sebelum masuk ke pasar agar tidak terjadi kerumunan dalam pasar.

Ia pun meminta Wali Kota Surabaya Risma dan pihak pengelola pasar agar bisa bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam pengetatan pengawasan khususnya di pasar tradisional yang rentan menjadi tempat penularan Covid-19.

"Pak Presiden menginstruksikan agar ada bantuan dari TNI dan Polri untuk ikut mengawasi pusat-pusat kepadatan warga terutama di wilayah tadi itu seperti pasar tradisional tadi," imbuh dia.

Muhadjir mengingatkan, saat ini angka fatal kasus Covid-19 Surabaya masih sangat tinggi. Kalau ingin kasus tersebut segera turun, ia meminta warga masyarakat tidak menunggu diingatkan dan diawasi oleh aparat. "Tidak perlu diingatkan, tapi dengan kesadaran diri sendiri. Mari kita awasi diri kita sendiri-sendiri," tukasnya.

Pemerintah pusat, menurut dia, sangat menaruh perhatian pada Provinsi Jawa Timur khususnya Kota Surabaya. Bahkan, hari ini Presiden Joko Widodo bersama para menteri dan kepala lembaga terkait turun langsung ke Kota Surabaya untuk berkomunikasi dengan bupati dan wali kota di seluruh Jawa Timur.

Untuk diketahui, Pasar tradisional Genteng Baru Kota Surabaya, Jawa Timur, disiapkan menjadi pasar tangguh sebagai salah satu langkah menuju normal baru. Pasar tersebut digagas menjadi pilot project pasar tangguh di Kota Surabaya.

Konsep pasar tangguh mengadopsi konsep Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yakni ada tim khusus atau satgas di pasar tersebut. Satgas tersebut adalah kolaborasi antara pengelola pasar dengan pedagang.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2002 seconds (0.1#10.140)