BNPT: 2.000 Anak Indonesia Pergi ke Irak dan Suriah Akibat Terpapar Radikalisme
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut, kurang lebih 2.000 anak Indonesia berangkat ke Irak dan Suriah akibat terpapar paham radikal. Mereka terpapar oleh propaganda yang kerap menyebar di media sosial (medsos).
Boy mengatakan, ribuan anak tersebut kerap menjadi bulan-bulanan propaganda di media sosial sehingga, banyak dari mereka yang memiliki tujuan yang berseberangan dengan paham ideologi Pancasila.
"Karena propaganda melalui media sosial, ada lebih dari 2.000 anak bangsa kita berangkat ke Irak dan Suriah untuk sebuah tujuannya (yang) bukan harusnya diambil oleh kita sebagai bangsa Indonesia," ujar Boy, Senin (20/6/2022).
Boy menuturkan, beberapa dari anak yang telah berangkat ke Irak dan Suriah melakukan aksi di luar batas, bahkan sampai melakukan aksi teror seperti bom bunuh diri. "Fenomena anak bangsa menjadi pelaku bom bunuh diri adalah sebuah kondisi yang sangat tidak menguntungkan tentu sesuatu yang sangat merugikan anak bangsa," terangnya.
Boy mencatat, terdapat 650 konten propaganda yang mengandung pesan anti NKRI. Sehingga, pihaknya terus memberlakukan Patroli Siber guna menekan angka tindakan intoleran.
Boy mengatakan, Patroli tersebut merupakan langkah mengantisipasi penyebaran paham khilafah yang tengah marak di Indonesia, salah satunya oleh kelompok Khilafatul Muslimin. Patroli digelar usai pihak kepolisian meringkus 23 tersangka Khilafatul Muslimin.
Lebih lanjut, Boy mengungkap, terdapat 650 konten propaganda yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Termasuk, mengandung pesan anti NKRI, anti Pancasila, intoleransi, takfiri, konten terkait pendanaan dan pelatihan, hingga glorifikasi ideologi khilafah.
Lihat Juga: Lakpesdam PBNU: Moderasi Beragama dan Cinta Tanah Air Kunci Hadapi Ideologi Transnasional
Boy mengatakan, ribuan anak tersebut kerap menjadi bulan-bulanan propaganda di media sosial sehingga, banyak dari mereka yang memiliki tujuan yang berseberangan dengan paham ideologi Pancasila.
"Karena propaganda melalui media sosial, ada lebih dari 2.000 anak bangsa kita berangkat ke Irak dan Suriah untuk sebuah tujuannya (yang) bukan harusnya diambil oleh kita sebagai bangsa Indonesia," ujar Boy, Senin (20/6/2022).
Boy menuturkan, beberapa dari anak yang telah berangkat ke Irak dan Suriah melakukan aksi di luar batas, bahkan sampai melakukan aksi teror seperti bom bunuh diri. "Fenomena anak bangsa menjadi pelaku bom bunuh diri adalah sebuah kondisi yang sangat tidak menguntungkan tentu sesuatu yang sangat merugikan anak bangsa," terangnya.
Boy mencatat, terdapat 650 konten propaganda yang mengandung pesan anti NKRI. Sehingga, pihaknya terus memberlakukan Patroli Siber guna menekan angka tindakan intoleran.
Boy mengatakan, Patroli tersebut merupakan langkah mengantisipasi penyebaran paham khilafah yang tengah marak di Indonesia, salah satunya oleh kelompok Khilafatul Muslimin. Patroli digelar usai pihak kepolisian meringkus 23 tersangka Khilafatul Muslimin.
Lebih lanjut, Boy mengungkap, terdapat 650 konten propaganda yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Termasuk, mengandung pesan anti NKRI, anti Pancasila, intoleransi, takfiri, konten terkait pendanaan dan pelatihan, hingga glorifikasi ideologi khilafah.
Lihat Juga: Lakpesdam PBNU: Moderasi Beragama dan Cinta Tanah Air Kunci Hadapi Ideologi Transnasional
(cip)