Cara Soeharto Menunjuk Menteri, dari Mancing Bareng hingga Telepon Menjelang Sahur

Jum'at, 17 Juni 2022 - 08:10 WIB
loading...
Cara Soeharto Menunjuk...
Presiden Soeharto memancing bersama putranya Bambang Trihatmojo dan sejumlah koleganya. FOTO/KOLEKSI KELUARGA HIOE HUSNI WIJAYA via BUKU PAK HARTO THE UNTOLD STORIES
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet pada Rabu (14/6/2022). Jokowi mencopot Muhammad Lutfi dari jabatan Menteri Perdagangan dan Sofyan Djalil dari kursi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Sebagai penggantinya, Jokowi menunjuk Ketua Umum DPP Zulkifli Hasan untuk menduduki kursi Mendag, sedangkan mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto menjadi Menteri ATR/BPN.

Selain merombak di level menteri, Jokowi juga mengangkat wakil menteri untuk memperkuat Kabinet Indonesia Maju. Mereka yang ditunjuk adalahSekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri ATR/BPN menggantikan koleganya di PSI Surya Tjandra. Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo dirotasi menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Kemudian Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor ditunjuk menjadi Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker).

Baca juga: Abaikan Surat Soeharto, Singapura Nekat Gantung 2 Prajurit Marinir

Sebelum resmi melakukan reshuffle kabinet, Jokowi memanggil orang yang dicopot dan diangkat menjadi menteri/wakil menteri ke Istana Negara. Jokowi memberitahukan langsung alasan mencopot dan mengangkat menteri/wakil menteri kepada yang bersangkutan. Baru esok harinya, digelar pelantikan.

Gaya pemimpin dalam menunjuk menteri kabinet memang berbeda-beda. Presiden ke-2 RI, Soeharto mempunyai cara tersendiri yang unik. Tidak mesti disampaikan secara resmi, tapi juga saat melakukan kegiatan santai bersama maupun melalui sambungan telepon di waktu-waktu yang tidak terduga.

Seperti dituturkan Harmoko dalam buku Pak Harto The Untold Stories (2012), dia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Menteri Penerangan dengan cara berbeda-beda. Untuk diketahui, Harmoko menjadi Menteri Penerangan di zaman Orde Baru, dalam tiga periode, yakni sejak 19 Maret 1983–16 Maret 1997.

"Pertama kali Pak Harto meminta saya duduk di kabinetnya, saya dipanggil ke Cendana (kediaman Pak Harto Jalan Cendana kawasan Menteng, Jakarta Pusat)," kata Harmoko dikutip, Jumat (17/6/2022).

Baca juga: Di Rapat Terakhir Menteri, Jenderal Ini Memutuskan Setia pada Soeharto

Namun untuk periode kedua, lain dengan cara pertama. Soeharto tak lagi memanggil Harmoko ke Cendana, tapi disampaikan saat sedang mancing bersama di perairan Pulau Seribu pada akhir 1987. Selain Harmoko, Pak Harto juga mengajak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hasan, Menteri Koperasi dan UKM Bustanul Arifin, dan Menteri Kehakiman Ismail Saleh.

"Harmoko, kamu masih tetap bantu saya untuk Kabinet Pembangunan V nanti ya," kata Pak Harto saat asyik memancing.

Permintaan itu membuat kaget Harmoko. Sebab, permintaan itu disampaikan saat suasana santai mancing bersama, bukan dalam acara yang resmi. Berbeda dengan periode pertama yang dipanggil ke Cendana.

Meski bingung dan bertanya-tanya, Harmoko hanya bisa mengiyakan karena pembentukan kabinet adalah hak prerogatif presiden sebagai mandat MPR.

Cara berbeda juga dilakukan Soeharto saat meminta Harmoko kembali bergabung di Kabinet Pembangunan untuk periode ketiga pada 1993. Permintaan itu disampaikan saat Harmoko dan keluarganya sedang persiapan makan sahur.

"Saya berbicara dengan Pak Harmoko?" tanya ajudan Presiden Soeharto.

"Ya betul, ada apa?" jawab Harmoko. "Bapak mau bicara," timpal ajudan singkat.

Lalu di ujung telepon terdengar suara Soeharto. "Sedang apa, Harmoko?". "Sahur Pak, baru selesai salat tahajud," jawab Harmoko.

"Harmoko masih diperlukan membantu saya dalam Kabinet Pembangunan VI," kata Soeharto.

"Tidak salah ini Pak? Saya sudah dua kali di kabinet," tanya Harmoko terkejut.

"Tidak salah. Laksanakan ya!" tandas Soeharto. "Baik Pak," jawab Harmoko. Soeharto lalu menutup telepon.

Pengalaman yang sama juga dialami Haryanto Dhanutirto. Ketika bersiap berbuka puasa, Deputi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu tiba-tiba ditelepon Presiden Soeharto. Dia ditunjuk menjadi Menteri Perhubungan dalam Kabinet Pembangunan VI.

Masih dalam kondisi bingung, Dhanutirto pun menjawab, "Saya siap membantu bapak," katanya sedikit ragu.

"Baiklah kalau begitu," kata Soeharto lalu hening sejenak. "Sementara embargo dulu, yang lain belum perlu tahu," kata Pak Harto menyudahi telepon.

Tak hanya sebagai presiden, Soeharto yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar juga tidak asal-asalan dalam memilih calon anggota DPR/MPR-RI dari partainya. Menjelang Pemilu 1992, Sekretaris Dewan Pembina Cosmas Batubara membawa daftar nama yang akan diusulkan menjadi anggota legislatif di tingkat pusat. Nama-nama dalam daftar itu sudah melalui seleksi ketat sebelum diserahkan kepada Soeharto.

Setelah menerima, Soeharto lalu meneliti setiap nama. Dari daftar yang diusulkan, Soeharto mencoret salah satu nama dengan memberikan penjelasan detail kelemahan-kelemahannya sehingga tidak layak dicalonkan menjadi Anggota DPR/MPR-RI.

Dari kejadian itu, Cosmas Batubara mengetahui bahwa Soeharto tidak asal memilih. Dia menggunakan data-data yang dikumpulkan oleh berbagai sumber, sehingga informasi yang diterima lengkap.

"Menurut saya cek dan ricek itu merupakan hal yang sangat baik. Itu yang menyebabkan, jika Pak Harto sudah memilih orang, biasanya jarang diubah lagi karena proses pemilihannya cukup panjang dan lama. Dengan begitu, apa yang sudah diputuskan biasanya menjadi sangat akurat dan tidak menimbulkan masalah," kata Cosmas Batubara dikutip dari buku yang sama.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Prabowo Panggil Sejumlah...
Prabowo Panggil Sejumlah Menteri ke Istana, Bahas Koperasi Merah Putih
Tolak PHK Massal dan...
Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto, Musisi Indie Ramaikan Aksi Hari Buruh di Jakarta
6 Bulan Pemerintahan...
6 Bulan Pemerintahan Prabowo, Ini 10 Menteri Berkinerja Terbaik versi IndoStrategi
Menteri PPPA Tiba di...
Menteri PPPA Tiba di iNews Tower, Hadiri Women's Inspiration Award 2025
Ahmad Muzani Respons...
Ahmad Muzani Respons Isu Reshuffle Menteri Kabinet Merah Putih pada Mei
Kinerja 6 Bulan Pemerintahan,...
Kinerja 6 Bulan Pemerintahan, Sederet Kontroversi Menteri Jadi Catatan
Menteri Kabinet Merah...
Menteri Kabinet Merah Putih hingga Pimpinan DPR-MPR Hadiri Hari Buruh 2025 di Monas
Mendikdasmen Abdul Muti...
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Masuk Daftar 10 Menteri Berkinerja Terbaik Versi IndoStrategi
Menteri Malaysia Diolok-olok...
Menteri Malaysia Diolok-olok karena Berikan Suvenir kepada Presiden China di Tempat Parkir Bawah Tanah
Rekomendasi
Zelensky Siap Berunding...
Zelensky Siap Berunding Langsung dengan Putin untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Israel Dukung Penuh...
Israel Dukung Penuh India dalam Perang Melawan Pakistan, Ini 5 Alasannya
Berita Terkini
Puncak Waisak, Air Umbul...
Puncak Waisak, Air Umbul Jumprit Perkuat Spirit Kejernihan Pikiran Umat Buddha
Tegas! 56 Napi Provokator...
Tegas! 56 Napi Provokator Kerusuhan Lapas Muara Beliti Dipindah ke Nusakambangan
Penahanan Mahasiswi...
Penahanan Mahasiswi Pembuat Meme AI Prabowo-Jokowi Ditangguhkan, Polisi: Agar Bisa Lanjutkan Kuliah
Daftar Lengkap 51 Pati...
Daftar Lengkap 51 Pati TNI AU Dimutasi Jenderal Agus Subiyanto pada Akhir April 2025
Ini Alasan Polisi Tangguhkan...
Ini Alasan Polisi Tangguhkan Penahanan Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi
ERIA Perkuat Peran Media...
ERIA Perkuat Peran Media Dalam Pelaporan Isu Kawasan
Infografis
Robert Prevost, Paus...
Robert Prevost, Paus Pertama dari Amerika Serikat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved