‘Jual’ Duet Cak Imin-Anies, PKB Disebut Sedang Cari Kawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beredarnya poster duet Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap bagian dari strategi ”dagang”. Di satu sisi, PKB ingin menarik parpol lain bergabung dalam koalisi bersama PKS. Di sisi lain, PKB juga mencoba menjadikan nama Anies untuk ikut mengerek elektabilitas, baik partai maupun Cak Imin sendiri.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pewacanaan duet Cak Imin- Anies Baswedan merupakan strategi untuk PKB mendapatkan dukungan dari partai politik lain. "Apakah Koalisi Semut Merah ini bisa menarik minat partai lain yang bergabung. Tinggal diuji materikan saja," ucap Adi Prayitno, dihubungi Senin (13/6/2022).
Namun demikian dia melihat duet Cak Imin-Anies sama sekali tak ideal dan kurang menjual. Sebab tingkat elektabilitas Anies yang jauh di atas Cak Imin.
"Alih-alih menambah respek publik, justru bisa sebaliknya malah bikin publik makin tak respek. Karena fashion Anies itu diproyeksikan Capres, bukan Cawapres," ujar Adi Prayitno.
Kritik Nama Koalisi
Adi Prayitno menilai koalisi yang digagas PKB PKS KSM agak lucu, kurang ilmiah dan kurang seksi secara politik. "Agak menarik jika nama koalisinya mencerminkan rekonsiliasi politik secara nasional karena basis pemilih PKB dikenal Islam Nusantara sementara PKS sebaliknya," terang dia.
Hal ini disampaikan Adi karena realitas sosial politik menungkapkan bahwa PKB dan PKS terpisah cukup jauh. Kendati sama-sama diikat sebagai parpol berbasis pendukung Islam, PKB-PKS diibaratkannya seperti minyak dan air.
Sejauh ini, kata Adi, basis politik PKB dan PKS memiliki karakter yang berbeda mencolok. "Karena basis pemilih PKB dan PKS selama ini berjarak secara diametral. Bahkan dalam banyak hal saling bertabrakan," kata dia.
Meskipun begitu, Adi Prayitno dalam politik semua hal bisa terjadi, apabila benar Anies Baswedan dicalonkan oleh Koalisi Semut Merah, maka perlu ada satu partai politik parlemen lainnya.
"Bagaikan minyak dan air yang sulit disatukan. Tinggal cari satu partai politik lain untuk menggenapi ambang batas presiden 20 persen," kata Adi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pewacanaan duet Cak Imin- Anies Baswedan merupakan strategi untuk PKB mendapatkan dukungan dari partai politik lain. "Apakah Koalisi Semut Merah ini bisa menarik minat partai lain yang bergabung. Tinggal diuji materikan saja," ucap Adi Prayitno, dihubungi Senin (13/6/2022).
Namun demikian dia melihat duet Cak Imin-Anies sama sekali tak ideal dan kurang menjual. Sebab tingkat elektabilitas Anies yang jauh di atas Cak Imin.
"Alih-alih menambah respek publik, justru bisa sebaliknya malah bikin publik makin tak respek. Karena fashion Anies itu diproyeksikan Capres, bukan Cawapres," ujar Adi Prayitno.
Kritik Nama Koalisi
Adi Prayitno menilai koalisi yang digagas PKB PKS KSM agak lucu, kurang ilmiah dan kurang seksi secara politik. "Agak menarik jika nama koalisinya mencerminkan rekonsiliasi politik secara nasional karena basis pemilih PKB dikenal Islam Nusantara sementara PKS sebaliknya," terang dia.
Hal ini disampaikan Adi karena realitas sosial politik menungkapkan bahwa PKB dan PKS terpisah cukup jauh. Kendati sama-sama diikat sebagai parpol berbasis pendukung Islam, PKB-PKS diibaratkannya seperti minyak dan air.
Sejauh ini, kata Adi, basis politik PKB dan PKS memiliki karakter yang berbeda mencolok. "Karena basis pemilih PKB dan PKS selama ini berjarak secara diametral. Bahkan dalam banyak hal saling bertabrakan," kata dia.
Meskipun begitu, Adi Prayitno dalam politik semua hal bisa terjadi, apabila benar Anies Baswedan dicalonkan oleh Koalisi Semut Merah, maka perlu ada satu partai politik parlemen lainnya.
"Bagaikan minyak dan air yang sulit disatukan. Tinggal cari satu partai politik lain untuk menggenapi ambang batas presiden 20 persen," kata Adi.
(muh)