Munas BEM SI Kerakyatan Tunjuk UNNES Pimpin Koordinator Pusat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Mahasiswa BEM KM Universitas Negeri Semarang (UNNES) Abdul Kholiq kembali terpilih menjadi Kordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan. Abdul terpilih berkat dukungan 11 wilayah dari total 12 wilayah yang ada.
Hal itu berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) ke-XV yang dihadiri 234 kampus. Munas digelar di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Kalimatan Selatan sejak 15 Mei sampai 22 Mei 2022.
Abdul berkomitmen BEM SI akan terus berada bersama rakyat. Hal itu sejalan dengan visi dan misinya, yakni BEM SI sebagai intelektual publik melalui politik alternatif secara ekstra parlementer yang berorientasi kerakyatan. Dengan misinya adalah bottom up culture, Movement 5.0, scientific based movement, unity in diversity, change oriented movement .
"Hal tersebut diperkuat dengan nilai organisasi yang dibangun yakni proaktif, progresif, resilien, inklusif," ujar Abdul dalam keterangan tertulis, Minggu (22/5/2022).
Abdul menjelaskan, munas bertepatan dengan peringatan 24 tahun reformasi. Arah gerak Aliansi BEM SI pun kedepan dibentuk berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan terhadap tiga ruang lingkup, yaitu peran mahasiswa sebagai penggerak dan intermeditiatory actor, permasalahan bangsa dan negara, permasalahan BEM SI.
Menurut dia, dari hal tersebut BEM SI berusaha untuk menghadirkan gerakan yang berbeda dengan aliansi-aliansi yang lain, bukan sebagai langkah kompetitif melainkan kelengkapan dalam begerak.
"Di Momentum peringatan reformasi yang ke 24 tahun, Aliansi BEM SI juga kembali merefleksikan agenda reformasi yang belum selesai. Menguatnya kekuatan oligarki menjadi ancaman untuk demokrasi yang berujung kepada semakin menjauhnya rakyat dari kesejahteraan dan keadilan," paparnya.
Abdul menuturkan BEM SI lahir sebagai bentuk aliansi, sehingga alur koordinasi dan gerak dilakukan secara koordinatif dan horizontal. Hal itu menimbulkan semangat gerak bersama.
Dia pun berjanji akan masuk ke segmentasi isu lingkungan, pendidikan tinggi, pendidikan dasar dan menengah, hukum dan HAM, korupsi, informasi dan teknologi, energi dan minerba, agraria, ekonomi dan ketenagakerjaan, kebudayaan dan pariwisata, perempuan, ibu dan anak, politik dan demokrasi, pertanian dan peternakan, dan yang terakhir maritim.
Adapun 234 kampus itu terbagi dalam 12 wilayah diantaranya wilayah Aceh, Sumut, Sulawesi, Jabar, Jatim, Kalimantan, Bali dan Papua. Dengan kampus diantaranya Universitas Syiah Kuala, Universitas Samudra, Universitas Sumatera Utara, Universitas Abdurrab, Univesitas Bandar Lampung.
Lalu, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Jember, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Swadaya Gunung Djati, Universitas Pasundan, Universitas Negeri Bali, Universitas Palangkaraya dan Universitas Musamus Merauke.
Hal itu berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) ke-XV yang dihadiri 234 kampus. Munas digelar di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Kalimatan Selatan sejak 15 Mei sampai 22 Mei 2022.
Abdul berkomitmen BEM SI akan terus berada bersama rakyat. Hal itu sejalan dengan visi dan misinya, yakni BEM SI sebagai intelektual publik melalui politik alternatif secara ekstra parlementer yang berorientasi kerakyatan. Dengan misinya adalah bottom up culture, Movement 5.0, scientific based movement, unity in diversity, change oriented movement .
"Hal tersebut diperkuat dengan nilai organisasi yang dibangun yakni proaktif, progresif, resilien, inklusif," ujar Abdul dalam keterangan tertulis, Minggu (22/5/2022).
Abdul menjelaskan, munas bertepatan dengan peringatan 24 tahun reformasi. Arah gerak Aliansi BEM SI pun kedepan dibentuk berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan terhadap tiga ruang lingkup, yaitu peran mahasiswa sebagai penggerak dan intermeditiatory actor, permasalahan bangsa dan negara, permasalahan BEM SI.
Menurut dia, dari hal tersebut BEM SI berusaha untuk menghadirkan gerakan yang berbeda dengan aliansi-aliansi yang lain, bukan sebagai langkah kompetitif melainkan kelengkapan dalam begerak.
"Di Momentum peringatan reformasi yang ke 24 tahun, Aliansi BEM SI juga kembali merefleksikan agenda reformasi yang belum selesai. Menguatnya kekuatan oligarki menjadi ancaman untuk demokrasi yang berujung kepada semakin menjauhnya rakyat dari kesejahteraan dan keadilan," paparnya.
Abdul menuturkan BEM SI lahir sebagai bentuk aliansi, sehingga alur koordinasi dan gerak dilakukan secara koordinatif dan horizontal. Hal itu menimbulkan semangat gerak bersama.
Dia pun berjanji akan masuk ke segmentasi isu lingkungan, pendidikan tinggi, pendidikan dasar dan menengah, hukum dan HAM, korupsi, informasi dan teknologi, energi dan minerba, agraria, ekonomi dan ketenagakerjaan, kebudayaan dan pariwisata, perempuan, ibu dan anak, politik dan demokrasi, pertanian dan peternakan, dan yang terakhir maritim.
Adapun 234 kampus itu terbagi dalam 12 wilayah diantaranya wilayah Aceh, Sumut, Sulawesi, Jabar, Jatim, Kalimantan, Bali dan Papua. Dengan kampus diantaranya Universitas Syiah Kuala, Universitas Samudra, Universitas Sumatera Utara, Universitas Abdurrab, Univesitas Bandar Lampung.
Lalu, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Jember, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Swadaya Gunung Djati, Universitas Pasundan, Universitas Negeri Bali, Universitas Palangkaraya dan Universitas Musamus Merauke.
(muh)