TGB Ungkap Asal Usul Halalbihalal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PB NWDI) Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi mengungkap asal usul halalbihalal . Hal itu, disampaikan TGB saat menghadiri acara Halalbihalal MNC Group 2022, di Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Menurut dia, lahirnya halalbihalal adalah sebagai upaya untuk membangun suasana kebatinan yang nyaman bagi rakyat Indonesia. Tradisi itu mulai ada di zaman pemerintahan Presiden Soekarno.
Dia menjelaskan, saat itu ada perdebatan publik bahkan memicu tensi politik yang tinggi. Tokoh NU Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah kemudian mengusulkan kepada Bung Karno untuk membuat satu momen supaya ada momen untuk relaksasi sosial.
"Supaya tensi yang tinggi itu bisa mereda, supaya ujaran-ujaran yang saling bantah di ruang publik itu berganti menjadi hal yang simpatik, maka diusulkan halalbihalal," ujar TGB.
Menurut TGB, upaya itu ternyata berhasil meredam berbagai perdebatan publik dan tensi politik saat itu. Terkait dengan itu, TGB menilai halalbihalal adalah satu bukti yang sangat konkret karena tidak hanya terkait dengan satu doktrin keimanan.
Menurut dia, esensi halalbihalal adalah saling memaafkan, tidak lagi siapa yang minta maaf dan yang memaafkan."Ketika halalbihalal, saling memafkan Itu tidak lagi bertanya siapa lagi yang bersalah, tapi kita harus membuka hati untuk saling memafkan."
Menurut dia, lahirnya halalbihalal adalah sebagai upaya untuk membangun suasana kebatinan yang nyaman bagi rakyat Indonesia. Tradisi itu mulai ada di zaman pemerintahan Presiden Soekarno.
Dia menjelaskan, saat itu ada perdebatan publik bahkan memicu tensi politik yang tinggi. Tokoh NU Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah kemudian mengusulkan kepada Bung Karno untuk membuat satu momen supaya ada momen untuk relaksasi sosial.
"Supaya tensi yang tinggi itu bisa mereda, supaya ujaran-ujaran yang saling bantah di ruang publik itu berganti menjadi hal yang simpatik, maka diusulkan halalbihalal," ujar TGB.
Menurut TGB, upaya itu ternyata berhasil meredam berbagai perdebatan publik dan tensi politik saat itu. Terkait dengan itu, TGB menilai halalbihalal adalah satu bukti yang sangat konkret karena tidak hanya terkait dengan satu doktrin keimanan.
Menurut dia, esensi halalbihalal adalah saling memaafkan, tidak lagi siapa yang minta maaf dan yang memaafkan."Ketika halalbihalal, saling memafkan Itu tidak lagi bertanya siapa lagi yang bersalah, tapi kita harus membuka hati untuk saling memafkan."
(zik)