Hadiri Jambore Penyuluh Antikorupsi, Ganjar: Kita Butuh Budaya Baru Agar Indonesia Makin Bersih

Jum'at, 20 Mei 2022 - 19:58 WIB
loading...
Hadiri Jambore Penyuluh Antikorupsi, Ganjar: Kita Butuh Budaya Baru Agar Indonesia Makin Bersih
Ganjar Pranowo merasa senang bisa mengikuti kegiatan Jambore Nasional Komunitas Penyuluh Anti Korupsi Seluruh Indonesia (KOMPAKSI API) 2022 di Desa Wisata Kandri, Semarang, Jumat (20/5/2022).
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa senang bisa mengikuti kegiatan Jambore Nasional Komunitas Penyuluh Antikorupsi Seluruh Indonesia (KOMPAKSI API) 2022 di Desa Wisata Kandri, Semarang, Jumat (20/5/2022).

Dari acara ini, Ganjar berharap para penyuluh yang hadir dan terlibat bisa berbagi pengalamann. Mulai metode, bagaimana membuat konten hingga kelompok sasaran penyuluhan. Apalagi dari sampling saat berdialog dengan perwakilan penyuluh, Ganjar mendapati beberapa penyuluh dengan latarbelakang profesi yang beragam. Termasuk ibu-ibu dan guru sekolah.

"Ini bagus. Tadi dari KPK juga memberikan arahan kepada kita agar satu melalui sistem pendidikan yang ada, tidak harus dengan kurikulum khusus, tapi insepsi ke mata pelajaran yang ada," katanya.

Ganjar mengatakan, ada banyak sekali cara untuk menerapkan nilai antikorupsi di kehidupan. Sehingga kerja KPK dalam menjalankan enam pokok tugasnya, akan lebih mudah dengan bantuan masyarakat dari sisi pencegahan.

"Nah kita butuh budaya baru, butuh budaya bersih, membangun integritas dan itu bisa dilakukan dengan spirit bersama," ujarnya.

Ganjar mendorong para penyuluh membangun jejaring dalam acara ini. Dengan tujuan satu visi membawa Indonesia semakin bersih dari praktik Korupsi. "Kemudian dia bisa memberikan pengalaman-pengalaman tentu akan sangat memperbaiki kondisi republik ini agar makin bersih," tandasnya.

Salah satu penyuluh Aris Sutantriati begitu antusias mengikuti acara Jambore Nasional ini. Aris yang telah jadi penyuluh selama lima tahun ini mengaku banyak suka duka yang dialami sebagai penyuluh. Apalagi Aris tak memiliki latarbelakang jabatan apapun hanya sebagai ibu rumah tangga.

"Bukan pejabat, kita menyampaikan harus hati hati dan menyesuaikan tempat dan harus pandai masuk memberi pengarahan atau sosialisasi tentang nilai integritas. Ya sering ditolak tapi kita terus berusaha," kata ibu rumah tangga asal Kotagede, Yogyakarta.

Lain lagi Sigit. Pria asal Banten ini baru empat bulan menjadi penyuluh. Menurutnya, tantangan menjadi penyuluh adalah mengubah stigma masyarakat yang mulai menganggap korupsi sebagai hal biasa.

"Butuh konsistensi, bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat. Alhamdulillah belum pernah ditolak. Tempat penyuluhan biasanya di tempat kerja ya di Dinas Pendidikan," tandasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1824 seconds (0.1#10.140)