Sempat Dagang Asongan, Karier Jenderal TNI Ini Moncer karena Mirip Anak Presiden

Kamis, 19 Mei 2022 - 06:18 WIB
loading...
A A A
Sementara dalam buku B. Wiwoho berjudul “Memori Jenderal Yoga” diceritakan, pada suatu malam di pertengahan 1973 di Kantor Ali Murtopo di Jalan Tanah Abang III No 25, Tanah Abang Jakarta Pusat Kolonel Prasetyo Sudarto yang merupakan senior Try Sutrisno di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad), dipanggil untuk ditugaskan menjadi ajudan Presiden Soeharto. Namun, Sudarto yang sudah terbiasa berpakaian dan berprilaku sipil karena bertugas di Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) merasa tugas menjadi ajudan cukup berat.

Sudarto pun memohon agar diizinkan menolak tugas tersebut. Ali Murtopo yang saat itu menjabat Wakil Kepala BAKIN merangkap Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Bidang Khusus memahami alasan yang disampaikan Sudarto dan meminta masukan siapa nama yang layak dicalonkan untuk menggantikannya. ”Tatkala nama Try Sutrisno diajukan dengan sejumlah pujian dan rekomendasi positif spontan Ali Murtopo menyetujui,” tulis buku tersebut.

Akhirnya Letnan Kolonel (Letkol) Czi Try Sutrisno secara resmi diangkat menjadi ajudan Presiden Soeharto. Sementara itu, Try Sutrisno yang mengetahui dirinya diajukan sebagai ajudan Presiden Soeharto mengaku terkejut karena tidak ada dalam pikirannya untuk menjabat sebagai ajudan Presiden. Try Sutrisno menyadari ajudan Presiden harus orang yang cerdas, sehat jasmani dan rohani.

”Pengangkatan menjadi ajudan Presiden merupakan tanggung jawab yang tidak bisa dianggap karena menyangkut tugas Presiden. Menjadi ajudan harus siap setiap saat untuk melayani kegiatan Presiden yang cukup padat,” ucap Try Sutrisno.

Selama menjadi ajudan, Try Sutrisno tidak hanya mendampingi Presiden Soeharto melakukan kunjungan di dalam maupun luar negeri. Namun juga menjaga kerahasiaan setiap kegiatan yang dilakukan orang nomor satu di negara ini dengan tidak memberitahukan kepada siapa pun tentang apa yang dilihat dan didengar dari Presiden. Termasuk kepada Panglima ABRI. Hanya kalangan terbatas yang boleh tahu di antaranya, Ketua G-I/Sintel Hankam Mayjen TNI Benny Moerdani.

Sempat Dagang Asongan, Karier Jenderal TNI Ini Moncer karena Mirip Anak Presiden


Setelah empat tahun menjabat sebagai ajudan Presiden Soeharto, karier Try Sutrisno terus menanjak dengan ditunjuknya sebagai Kasdam IX/Udayana. Tugas dan tanggung jawab Kodam IX/Udayana sangat strategis ketika itu karena membawahi empat provinsi di antaranya, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor-Timur. Setelah menjabat tidak lebih dari 1 tahun, Try Sutrisno dipercaya menjadi Pangdam IV/Sriwijaya.

Setelah tiga tahun menjabat sebagai Pangdam IV/Sriwijaya kariernya terus mentereng dengan dipercaya menjadi Pangdam Jaya. Saat memimpin Kodam Jaya, beberapa peristiwa besar sempat terjadi di antaranya, ledakan gudang mesiu di Cilandak, Jakarta Selatan dan kerusuhan massa di Tanjung Priok.

Setelah dua tahun delapan bulan menjabat Pangdam Jaya, Try Sutrisno dipromosikan menjadi Wakasad mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Rudini. Pangkatnya pun naik menjadi Jenderal Bintang Tiga. Pengangkatan ini menandai naiknya generasi pasca 45 ke jajaran pimpinan TNI AD.

Baru sepuluh bulan menjabat Wakasad, tepat pada 7 Juni 1986 Try Sutrisno resmi menjadi KSAD ke-15 menggantikan Jenderal TNI Rudini. Puncak kariernya di militer diraih Try Sutrisno ketika diangkat menjadi Panglima ABRI menggantikan Jenderal TNI L.B Moerdani.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1188 seconds (0.1#10.140)