Aa Gym Bertanya tentang Post Power Syndrome, Ini Jawaban JK

Senin, 22 Juni 2020 - 10:42 WIB
loading...
Aa Gym Bertanya tentang Post Power Syndrome, Ini Jawaban JK
Dai kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) berbincang santai selama hampir 40 menit dengan mantan Wakil Presiden yang kini Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK). Tangkapan layar YouTube Aagym Official
A A A
JAKARTA - Dai kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) berbincang santai selama hampir 40 menit dengan mantan Wakil Presiden yang kini menjadi Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) M Jusuf Kalla (JK) . Salah satu pertanyaan yang disampaikan Aa Gym tentang post power syndrome. Apa jawaban JK?

Dalam perbincangan yang ditayangkan iNews dan YouTube Aagym Official tersebut, Aa Gym menyinggung tentang post power syndrome. "Kalau orang ada yang mengatakan post power syndrome, udah jabatan tinggi, sekarang tidak punya jabatan, kalau menurut Bapak, ada terasa tidak gitu-gituan Pak?" tanya Aa Gym.

Mendapat pertanyaan itu, JK mengatakan bersyukur tidak mengalami hal itu. "Kalau saya nggak. Biasanya post power syndrome apabila dia pada saat punya jabatan dia dengan bangga gunakan kekuasaan itu untuk kehormatan pribadinya, untuk berbuat suatu, mungkin dia senang memerintah, tidak bergaul lagi dengan bawah, itu akan terjadi post power syndrome," ujar JK.

Menurut JK, selama menjabat, dia tetap bersilaturahmi dengan banyak orang termasuk teman-temannya. "Teman-teman pun teman berteman, dia datang, kita akan datang, kita silaturahmi di mana-mana, membantu masyarakat, itu tidak akan menyebabkan post power syndrome. Orang yang ingin gagah, orang ingin dihargai karena tugasnya, itu biasanya mengalami." ( ).

Sebelumnya, JK yang kini juga menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) juga ditanya Aa Gym tentang arti jabatan. JK mengatakan, berbagai jabatan yang diembannya selama ini merupakan amanah.

"Jabatan itu amanah, tapi yang paling penting apa yang dikerjakan dalam rangka amanah itu. Kita harus berbuat sesuai dengan tugas-tugas, kalau dilaksanakan, Insya Allah masyarakat bahagia, kita juga bahagia. Sekarang contohnya di PMI, tugasnya ialah mengurangi kesulitan masyarakat, bagaimana mencegah Covid itu, bagaimana bantu masyarakat yang tidak punya faskes, itu juga suatu kebahagiaan, membagi kebahagiaan, yang mampu membantu yang tidak mampu," ujarnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1515 seconds (0.1#10.140)