Serang Anies Baswedan, Ruhut Sitompul Tak Belajar dari SBY
loading...
A
A
A
JAKARTA - Unggahan Ruhut Sitompul di akun Twitternya soal foto editan Anies Baswedan berpakaian adat suku Dani Papua dengan koteka dikecam banyak pihak. Tidak sedikit warganet atau netizen yang menaruh simpati kepada Anies Baswedan.
Serangan Ruhut Sitompul terhadap Anies Baswedan itu dinilai membuktikan bahwa pria yang pernah berperan sebagai Poltak Raja Minyak dari Medan di sinetron Gerhana itu tidak belajar dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Indonesia itu negara sinetron. Pak Ruhut enggak belajar dari Pak SBY," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Jumat (13/5/2022).
Sebab, SBY bisa menjadi presiden karena menggunakan politik dizalimi. "Masyarakat Indonesia itu sangat simpati terhadap tokoh-tokoh yang dizalimi," tuturnya.
Sehingga, menurut Kunto, kelakuan Ruhut Sitompul itu justru menguntungkan bagi Anies Baswedan. "Pak Anies dipersepsi sebagai korban atau victim yang akan dibela oleh masyarakat dan mendapatkan simpati yang besar," imbuhnya.
Di sisi lain, Kunto menilai postingan Ruhut Sitompul tidak begitu mempengaruhi citra PDIP. Efeknya terlalu kecil. "Karena, Pak Ruhut sendiri sebenarnya kan bukan kader asli dari PDIP kan. Dia dulu di Demokrat, lalu pindah ke PDIP, sehingga orang tidak bisa langsung mengasosiasikan Ruhut dengan PDIP, itu agak jauh tuh," ujarnya.
Menurut dia, publik menganggap Ruhut Sitompul kutu loncat atau oportunis. Kunto membeberkan KedaiKOPI pernah membuat survei yang menyimpulkan bahwa masyarakat masih akan tetap memilih PDIP walaupun beberapa elite partai itu terjerat kasus korupsi.
"Saya memilih PDIP karena Bu Megawati misalnya begitu. Dan Ibu Megawatinya enggak korupsi kan, gitu kata responden. Jadi, partai politik tidak serta merta dihukum oleh pemilih kalau salah satu kadernya melakukan korupsi," tutur Kunto.
Karena, lanjut dia, partai-partai besar di Indonesia berdasarkan ketokohan. "Contohnya Gerindra, Pak Edhy Prabowo korupsi. Tapi selama Pak Prabowonya enggak korupsi ya orang tetap pilih Gerindra. Cara berpikir pemilih di Indonesia seperti itu," pungkasnya.
Diberitakan SINDOnews sebelumnya, Ruhut Sitompul menyangkal membuat hoaks melalui postingannya tersebut. Ruhut menjelaskan bahwa bukan dirinya yang membuat foto editan soal Anies Baswedan berpakaian adat Papua lengkap dengan koteka.
“Jadi aku mau bilang di Twitter aku masuk gambar kek gitu, aku jadi ingat, bagaimana selama ini termasuk kalian media. Pertama, dia (Anies Baswedan, red) keturunan dari Timur Tengah, Yaman, betul enggak bos?” kata Ruhut Sitompul dihubungi SINDOnews, Kamis (12/5/2022).
Kemudian, Ruhut mengingatkan bahwa Anies Baswedan pernah mengaku sebagai orang Jawa dan Yogyakarta tulen. Lalu, kata Ruhut, ada netizen yang membuat foto Anies Baswedan berpakaian adat Papua lengkap dengan koteka.
Ruhut pun merasa cuitannya terkait postingan foto Anies Baswedan itu positif. “Aku kan bagus kata-katanya, kata orang Betawi namanya usahe, ya namanya usaha mau calon presiden, mau dia bilang dia adalah suku yang ada di Indonesia ini semua biarin aja, nanti kan kembali gimana rakyat memilih,” kata Ruhut Sitompul yang pernah berperan sebagai Poltak Raja Minyak dari Medan di sinetron Gerhana ini.
Dia pun tak ambil pusing mengenai tanda pagar (tagar) #RuhutLanggarUUITE yang menjadi trending topic di Twitter sebagai buntut dari postingannya itu. “Tapi ya itu gambar bukan aku yang bikin, bukan aku yang hoaks,” pungkasnya.
Serangan Ruhut Sitompul terhadap Anies Baswedan itu dinilai membuktikan bahwa pria yang pernah berperan sebagai Poltak Raja Minyak dari Medan di sinetron Gerhana itu tidak belajar dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Indonesia itu negara sinetron. Pak Ruhut enggak belajar dari Pak SBY," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Jumat (13/5/2022).
Sebab, SBY bisa menjadi presiden karena menggunakan politik dizalimi. "Masyarakat Indonesia itu sangat simpati terhadap tokoh-tokoh yang dizalimi," tuturnya.
Sehingga, menurut Kunto, kelakuan Ruhut Sitompul itu justru menguntungkan bagi Anies Baswedan. "Pak Anies dipersepsi sebagai korban atau victim yang akan dibela oleh masyarakat dan mendapatkan simpati yang besar," imbuhnya.
Di sisi lain, Kunto menilai postingan Ruhut Sitompul tidak begitu mempengaruhi citra PDIP. Efeknya terlalu kecil. "Karena, Pak Ruhut sendiri sebenarnya kan bukan kader asli dari PDIP kan. Dia dulu di Demokrat, lalu pindah ke PDIP, sehingga orang tidak bisa langsung mengasosiasikan Ruhut dengan PDIP, itu agak jauh tuh," ujarnya.
Menurut dia, publik menganggap Ruhut Sitompul kutu loncat atau oportunis. Kunto membeberkan KedaiKOPI pernah membuat survei yang menyimpulkan bahwa masyarakat masih akan tetap memilih PDIP walaupun beberapa elite partai itu terjerat kasus korupsi.
"Saya memilih PDIP karena Bu Megawati misalnya begitu. Dan Ibu Megawatinya enggak korupsi kan, gitu kata responden. Jadi, partai politik tidak serta merta dihukum oleh pemilih kalau salah satu kadernya melakukan korupsi," tutur Kunto.
Karena, lanjut dia, partai-partai besar di Indonesia berdasarkan ketokohan. "Contohnya Gerindra, Pak Edhy Prabowo korupsi. Tapi selama Pak Prabowonya enggak korupsi ya orang tetap pilih Gerindra. Cara berpikir pemilih di Indonesia seperti itu," pungkasnya.
Diberitakan SINDOnews sebelumnya, Ruhut Sitompul menyangkal membuat hoaks melalui postingannya tersebut. Ruhut menjelaskan bahwa bukan dirinya yang membuat foto editan soal Anies Baswedan berpakaian adat Papua lengkap dengan koteka.
“Jadi aku mau bilang di Twitter aku masuk gambar kek gitu, aku jadi ingat, bagaimana selama ini termasuk kalian media. Pertama, dia (Anies Baswedan, red) keturunan dari Timur Tengah, Yaman, betul enggak bos?” kata Ruhut Sitompul dihubungi SINDOnews, Kamis (12/5/2022).
Kemudian, Ruhut mengingatkan bahwa Anies Baswedan pernah mengaku sebagai orang Jawa dan Yogyakarta tulen. Lalu, kata Ruhut, ada netizen yang membuat foto Anies Baswedan berpakaian adat Papua lengkap dengan koteka.
Ruhut pun merasa cuitannya terkait postingan foto Anies Baswedan itu positif. “Aku kan bagus kata-katanya, kata orang Betawi namanya usahe, ya namanya usaha mau calon presiden, mau dia bilang dia adalah suku yang ada di Indonesia ini semua biarin aja, nanti kan kembali gimana rakyat memilih,” kata Ruhut Sitompul yang pernah berperan sebagai Poltak Raja Minyak dari Medan di sinetron Gerhana ini.
Dia pun tak ambil pusing mengenai tanda pagar (tagar) #RuhutLanggarUUITE yang menjadi trending topic di Twitter sebagai buntut dari postingannya itu. “Tapi ya itu gambar bukan aku yang bikin, bukan aku yang hoaks,” pungkasnya.
(rca)