Patahkan Leher dan Rebut Senjata Musuh dengan Senyap, Prajurit Kopassus Ini Buat Prabowo Kagum
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kapten TNI (Purn) Abdullah Haruman merupakan prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus yang tidak cukup dikenal banyak orang. Namun, keberanian dan kehebatannya di medan operasi membuat Prabowo Subianto terkesan dan tidak bisa melupakannya.
Dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto” mantan Danjen Kopassus menyebut jika Haruman merupakan seorang bintara yang paling banyak mendidik dan memengaruhinya.
“Dialah seorang bintara yang sangat unggul. Saya merasa benar-benar dididik dan dilatih oleh seorang bintara. Buan dalam latihan tetapi dalam aksi sebenarnya yaitu dalam operasi. Saya tidak akan bisa melupakannya,” kenang Prabowo Subianto yang kini menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) dikutip SINDOnews, Selasa (10/5/2022).
Prabowo mengaku mengenalnya saat Haruman berpangkat Bintara Peleton di Grup 1 Parako dengan pangkat Sersan Kepala (Serka). Pemegang sabuk hitam karate sekaligus pelatih senior di PPS Betako Merpati Putih ini dikenal sebagai prajurit Korps Baret Merah yang jago menembak senapan dan sangat andal dalam taktik antigerilya serta tekni bertempur.
“Kami tidak berada dalam satu kompi, tetapi besama dalam Grup 1 Parako. Beliau ikut membina kami para perwira seperti latihan karate, Merpati Putih dan latihan menembak,” ujarnya.
Meski secara organik tidak pernah bersama, namun dalam operasi di Timor-Timur yang saat ini bernama Timor Leste pada 1976, Prabowo mengaku sempat bersama-sama Haruman dalam Tim Nanggala 10. Saat itu, keduanya bergerak bersama di medan pertempuran.
”Kami sempat melakukan gerakan bersama. Dalam beberapa gerakan, saya seringkali menemukan diri saya berdekatan dengan Haruman. Saya ingat kami pernah berada pada posisi paling depan. Akhirnya kami yang menjadi ujung tombak gerak maju pasukan,” ucapnya.
Prabowo masih ingat betul saat terjadi kontak tembak dengan musuh, Haruman mengajarkan bagaimana teknik tembak gerak. Dengan berbisik, Haruman meminta Prabowo untuk menyusul dia kalau sudah sampai pada sebuah pohon tertentu dan sudah menembak. ”Beliau tenang, berani, cool, dan mengarahkan walau kami memiliki pangkat lebih tinggi,” tutur Prabowo.
Salah satu peristiwa yang tidak dapat dilupakan Prabowo adalah ketika perebutan wilayah Lebos. Saat itu, Haruman berada dalam posisi palng depan. ”Beliau merayap hingga sampai ke tempat penjaga musuh. Tanpa letusan peluru, beliau merebut senjata dan mematahkan leher musuh tersebut dalam senyap di kegelapan malam. Kmai melihat langsung tindakan beliau,” ucap menantu Presiden Soeharto ini.
Pengalamannya bertempur bersama Haruman di Timor Lester, membuat Prabowo mengambil kesimpulan bahwa prajurit yang unggul di daerah pertempuran biasanya juga punya keunggulan di masa damai yaitu unggul dalam bela diri dan kemampuan menembak. “Itu dua keahlian yang sangat mendasar yang harus dikuasai prajurit Angkatan Darat.”
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
Dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto” mantan Danjen Kopassus menyebut jika Haruman merupakan seorang bintara yang paling banyak mendidik dan memengaruhinya.
“Dialah seorang bintara yang sangat unggul. Saya merasa benar-benar dididik dan dilatih oleh seorang bintara. Buan dalam latihan tetapi dalam aksi sebenarnya yaitu dalam operasi. Saya tidak akan bisa melupakannya,” kenang Prabowo Subianto yang kini menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) dikutip SINDOnews, Selasa (10/5/2022).
Prabowo mengaku mengenalnya saat Haruman berpangkat Bintara Peleton di Grup 1 Parako dengan pangkat Sersan Kepala (Serka). Pemegang sabuk hitam karate sekaligus pelatih senior di PPS Betako Merpati Putih ini dikenal sebagai prajurit Korps Baret Merah yang jago menembak senapan dan sangat andal dalam taktik antigerilya serta tekni bertempur.
“Kami tidak berada dalam satu kompi, tetapi besama dalam Grup 1 Parako. Beliau ikut membina kami para perwira seperti latihan karate, Merpati Putih dan latihan menembak,” ujarnya.
Baca Juga
Meski secara organik tidak pernah bersama, namun dalam operasi di Timor-Timur yang saat ini bernama Timor Leste pada 1976, Prabowo mengaku sempat bersama-sama Haruman dalam Tim Nanggala 10. Saat itu, keduanya bergerak bersama di medan pertempuran.
”Kami sempat melakukan gerakan bersama. Dalam beberapa gerakan, saya seringkali menemukan diri saya berdekatan dengan Haruman. Saya ingat kami pernah berada pada posisi paling depan. Akhirnya kami yang menjadi ujung tombak gerak maju pasukan,” ucapnya.
Prabowo masih ingat betul saat terjadi kontak tembak dengan musuh, Haruman mengajarkan bagaimana teknik tembak gerak. Dengan berbisik, Haruman meminta Prabowo untuk menyusul dia kalau sudah sampai pada sebuah pohon tertentu dan sudah menembak. ”Beliau tenang, berani, cool, dan mengarahkan walau kami memiliki pangkat lebih tinggi,” tutur Prabowo.
Salah satu peristiwa yang tidak dapat dilupakan Prabowo adalah ketika perebutan wilayah Lebos. Saat itu, Haruman berada dalam posisi palng depan. ”Beliau merayap hingga sampai ke tempat penjaga musuh. Tanpa letusan peluru, beliau merebut senjata dan mematahkan leher musuh tersebut dalam senyap di kegelapan malam. Kmai melihat langsung tindakan beliau,” ucap menantu Presiden Soeharto ini.
Pengalamannya bertempur bersama Haruman di Timor Lester, membuat Prabowo mengambil kesimpulan bahwa prajurit yang unggul di daerah pertempuran biasanya juga punya keunggulan di masa damai yaitu unggul dalam bela diri dan kemampuan menembak. “Itu dua keahlian yang sangat mendasar yang harus dikuasai prajurit Angkatan Darat.”
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
(cip)