New Normal ASN Kembali ke Kantor, Karyawan Swasta Masih Bisa WFH

Sabtu, 20 Juni 2020 - 12:08 WIB
loading...
New Normal ASN Kembali ke Kantor, Karyawan Swasta Masih Bisa WFH
Sejumlah ASN melakukan upacara dengan menggunakan masker. Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Memasuki tatanan hidup baru saat pandemi Covid-19, para pekerja pemerintahan, BUMN, hingga perusahaan swasta diminta mengatur jam kerja hingga jumlah pegawai yang masuk.

Pengaturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran No. 8 Tahun 2020 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek. Bahkan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo mengharapkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat menjadi pelopor dan teladan dalam penerapan tatanan new normal di Indonesia.

"ASN harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, namun tetap produktif dalam memberikan pelayanan. Mereka harus memberi contoh kepada masyarakat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan tatanan new normal," jelas Tjahjo dalam siaran pers yang diterima KORAN SINDO. (Baca: Corona Membuat 50 Desa Wisata di Sleman Merugi)

Menurut Tjahjo, menghadapi kehidupan baru ini yang diperlukan birokrasi adalah fleksibilitas, sehingga ada proses bisnis yang fleksibel. Dalam situasi ini, penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) menjadi keharusan karena sebagian besar pekerjaan dilakukan secara daring (dalam jaringan).

Terdapat beberapa langkah pemerintah agar ASN dapat bekerja secara produktif pada era new normal ini. Pertama, membagi lokasi bekerja, baik di rumah maupun di kantor, sebagai bagian dari flexible working arrangements. Kedua, menyusun kembali proses kerja yang lebih fleksibel, sehingga strategi dan cara kerja baru menjadi acuan. Ketiga, penerapan SPBE semakin baik karena layanan berpindah menjadi online. Keempat, waktu kerja yang semakin fleksibel, baik melalui mekanisme shift, maupun disesuaikan dengan kebutuhan layanan. Terakhir, tempat kerja yang telah diatur dengan mematuhi protokol kesehatan.

Salah satu ASN dari Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta, Dewi Aryati Ningrum mengaku sudah kembali berkantor setelah hampir tiga bulan bekerja di rumah. Sejak Senin (15/6) dia berangkat ke Gedung Dinsos di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI, Dinsos menetapkan pola piket bergantian bekerja di rumah dan di kantor. Pola sehari masuk dan sehari bekerja dari rumah ini berlaku bagi bidang lain selain bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) yang mengelola Bantuan Sosial. Untuk bidang Linjamsos dan seluruh pejabat eselon 3 diminta tetap ke kantor .

Dewi mengungkapkan, setelah PSBB selesai dan kini di DKI memasuki masa PSBB transisi seluruh pegawai sudah harus bekerja kembali di kantor. Namun, Dinsos DKI tetap ketat menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Jumlah orang yang di kantor, sesuai arahan Subbag Umum dan Kepegawaian, masing-masing bidang mengatur pegawainya dan membagi pegawai dalam dua shift. Pembagian disesuaikan dengan jarak rumah dan moda transportasi yang digunakan.

"Gedung Dinsos DKI sekarang hanya membuka satu gerbang agar semua yang masuk dapat terpantau dan wajib bermasker. Pada setiap pintu masuk disediakan fasilitas washtafel untuk cuci tangan. Di dekat mesin absen dan lift juga disediakan washtafel," cerita Dewi. (Baca juga: Bupati di Jambi ini Punya Cara unik Inngatkan Warganya Pakai Masker)

Selain itu, setiap hari usai jam kantor, ruangan kantor disemprot sedangkan meja dilap menggunakan cairan disinfektan. Jaga jarak diberlakukan saat bekerja maupun saat rapat. Namun tidak menutup kemungkinan, saat rapat menggunakan media telekomunikasi seperti video conference.

Dewi menegaskan, bekerja memanfaatkan teknologi saat ini baginya masih tetap efektif. Pola koordinasi dapat tetap dilakukan dengan maksimal melalui media telekomunikasi.

Keluar rumah untuk beraktivitas awalnya membuatnya takut. Namunm tugas sebagai abdi masyarakat, Dewi memberanikan diri dengan memaksimalkan perlindungan diri. Perlengkapan ala New Normal pun siap di tasnya seperti masker cadangan dan hand sanitizer.

"Berusaha mengurangi keluar gedung kantor jika tidak dibutuhkan. Jadi, tidak makan siang di luar cukup bawa bekal makan dan tempat minum sendiri. Tidak lupa saat pulang ke rumah langsung membersihkan diri dan mengganti seluruh pakaian. Perlengkapan kantor lainnya disemprot dengan disinfektan," terang perempuan berhijab ini.

Sementara itu, untuk pegawai di perusahaan swasta lebih fleksibel. President Director Procter and Gamble (P&G) Indonesia, LV Vaidyanathan menjelaskan, karyawannya masih melanjutkan bekerja dari rumah selama diperlukan.

"Kami mengerti bahwa banyak orang tua bekerja di kantor kami yang harus mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Beberapa dari mereka juga tinggal bersama dan harus mengurus orang lanjut usia dan balita," jelas Vaidyanathan. (Baca juga: Menko PMK Apresiasi Daerah Buka Kembali Pasar Tradisional)

Bagi karyawan yang harus menggunakan transportasi publik untuk berangkat ke kantor juga diminta untuk tetap bekerja dari rumah. P&G juga memberi keistimewaan bagi mereka yang berisiko tinggi seperti ibu hamil atau yang memiliki catatan kesehatan tertentu.

Bosan saat berjam-jam rapat virtual? Tidak bagi para karyawan saat bekerja di rumah. Perusahaan menerapkan banyak inisiatif social activity secara virtual bersama karyawan. Seperti virtual coffee session, bukber online, olahraga bersama, juga menganjurkan penggunaan video dalam setiap virtual meeting guna memastikan kesehatan mental satu sama lain meskipun mesti di rumah saja.

"Kami juga menyediakan infrastruktur yang sesuai dan diperlukan, seperti laptop, koneksi internet, juga dukungan alat dan perlengkapan lainnya. Guna memastikan produktivitas para karyawan tetap optimal selama bekerja di rumah untuk periode waktu yang relatif lama, dan masih belum dapat ditentukan ini," tambahnya.

Tim Human Resource P&G pun rajin bertemu secara virtual setiap hari. Untuk memastikan para karyawan dimana pun mereka berada diperlakukan dengan extra care, bahkan untuk karyawan yang baru direkrut. Di tengah kondisi seperti sekarang, perusahaan terus merekrut karyawan baru dan melakukan training secara online.

Vaidyanathan mengatakan, dalam masa pandemi ini tim Informasi Teknologi (IT) P&G Indonesia justru menciptakan inovasi EASy apps (Employee Automation System) yang diperuntukkan bagi para karyawan P&G untuk meng-claim medical benefit, melaporkan isu terkait IT atau HR.

"Hanya menggunakan gadget masing-masing memudahkan aktivitas bekerja di rumah bagi seluruh karyawan. EASy apps ini merupakan yang pertama bagi kami dan di antara para kompetitor kami," ujarnya.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memang menyerahkan kebijakan kepada masing-masing perusahaan. Perusahaan harus menyusun rencana kerja yang fleksibel sesuai dengan kondisi proses produksinya masing-masing. Termasuk imbauan agar perusahaan menyesuaikan jam kerja dalam situasi yang belum stabil ini. (Lihat videonya: Tiga Remaja Pencuri Ayam dan Jemuran Diarak Keliling Kampung)

"Setiap perusahaan agar mengatur pola kerja dengan mengelompokkan pekerja untuk mengurangi risiko penumpukan orang pada saat berangkat dan pulang kerja. Pilihan penggunaan moda transportasi umum di stasiun, terminal, dan halte oleh para pekerja turut pula menjadi pertimbangan," ujar Kepala Biro Humas Kemnaker, Soes Hindharno.

Kemenaker juga meminta perusahaan bersama para karyawannya melakukan dialog sosial yang intensif dan menjaga hubungan industrial selama proses adaptasi lingkungan kerja terhadap kebiasan baru.

Soes juga mengingatkan, tugas perusahaan untuk mengidentifikasi tiap-tiap unit atau bagian kerja berdasarkan tingkat kepentingannya dalam proses produksi di tempatnya masing-masing. (Ananda Nararya)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)