Ferry Juliantono: Tak Hanya Mahasiswa, Buruh dan Pekerja juga Punya Paradigma Baru

Kamis, 28 April 2022 - 04:06 WIB
loading...
Ferry Juliantono: Tak Hanya Mahasiswa, Buruh dan Pekerja juga Punya Paradigma Baru
Ferry Juliantono salah satu inisiator dan tuan rumah acara PMKI. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) menggelar pertemuan para aktivis pro demokrasi sekaligus berbuka puasa bersama, di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/4/2022). Dalam kegiatan ini, ada sejumlah pembahasan seperti situasi global.

Dalam pertamuan ini hadir antara lain para tokoh-tokoh aktivis nasional antara lain Rocky Gerung, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Ferry Juliantono, Faisal Basri, Bursah Zarnubi, Roy Suryo, Usmad Hamid, Zaim Saidi, Herdi Sahrasad, Antonhy Budiawan, Ariady Ahmad, Yusuf Blegur, Chandra Tirtawijaya, Teguh Santosa, dan lainnya

Ferry Juliantono salah satu inisiator dan tuan rumah acara PMKI mengatakan, demonstrasi adalah hak yang biisa digunakan oleh mahasiswa, buruh, pekerja.

"Saya rasa sudah mulai mewarnai jalan-jalan yang berada negeri ini selama masalah omnibuslaw Dan tekanan ekonomi tidak diselesaikan. Jadi bukan hanya mahasiswa yang punya paradigma baru," kata Ferry dalam keterangannya, Kamis (28/4/2022).

"Gerakan buruh dan pekerja itu juga sekarang punya paradigma yang baru. Mereka bukan sekadar unionis yang menyangkut dengan isu normatif, tapi mereka sudah mulai kumpul dan rapat bareng mahasiswa, masuk ke isu-isu nasional yang selama ini menjadi isunya mahasiswa," tambahnya.

Menurut Ferry, jadi gerakan buruh dan pekerja itu nanti bisa memenuhi jalanan negeri ini setelah Lebaran dan jumlahnya jutaan

"Di luar itu kalau menurut laporan HAM Amerika Serikat, kita mengetahui rezim ini tuduh soal unlawfull killing dan soal penanganan ulama-ulama lalu cap radikalisme Pesantren," ujarnya.

Kata Ferry, pemerintah Indonesia dianggap menggunakan Islamphobia dan di gunakan oleh aktor-aktor negara menyebabkan banyak sekali konsekuensi yang berkaitan juga dengan hak asasi manusia, hukum dan keadilan.

"Pemerintah harus mendengar suara anti Islam phobia yang oleh dunia dan di dalam negeri disuarakan," tegas Ferry.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1842 seconds (0.1#10.140)