Elektabilitas Ganjar dan Anies Stagnan, IPN: Terganjal Tiket Capres dan Arahan Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto unggul dalam simulasi 21 nama capres 2024 berdasarkan hasil survei nasional Indikator Publik Nasional (IPN) yang diumumkan hari ini. Prabowo memperoleh 26,9% disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 16,8%, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 14,3% secara bergantian pada posisi kedua dan ketiga.
“Kecenderungan tiga besar ini telah terlihat dari deretan survei yang telah digelar sejak 2021 oleh banyak lembaga survei, di mana posisi pertama masih ditempati Prabowo bahkan semakin menguat dan menunjukkan tren akan tembus 30%,” kata Peneliti Senior IPN Ike Sihotang secara daring, Rabu (27/4/2022).
Ike menjelaskan, bertahannya nama Prabowo di puncak elektabilitas ini dapat dipahami karena Ketua Umum Gerindra ini telah tampil berkali-kali dalam kontestasi nasional dan merupakan pesaing terberat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu 2014 dan 2019. Kemudian, dukungan parpol yang solid, Prabowo juga telah memiliki basis pemilih yang kuat dan terus memilihnya dalam setiap kompetisi pilpres.
“Di samping itu prestasi kinerja dan dukungannya yang kuat terhadap program-program pertahanan Jokowi berikut kepercayaan yang diraihnya dari Jokowi juga menjadi daya tarik pemilih Jokowi untuk menjatuhkan pilihan kepadanya,” terangnya.
Sementara itu, kata Ike, elektabilitas Ganjar dan Anies cenderung stagnan karena menghadapi masalah dukungan parpol yang belum jelas dan ketidakpastian dukungan pemilih. Tentang ketidakpastian dukungan pemilih, disinyalir pemilih Jokowi yang menjadi basis utama pemilih Ganjar sebagian besar masih belum memastikan pilihannya karena masih menunggu semacam arahan dari Jokowi. Sementara Anies yang punya basis pemilih yang sama dengan Prabowo.
“Pengaruh kedua tokoh (Jokowi dan Prabowo) ini diduga masih sangat kuat. Bukan tidak mungkin arus mudik pemilih ke Prabowo dari Anies dan calon-calon seperti Sandi, Ridwan Kamil dan lainnya akan terjadi bila kepastian pasangan capres-cawapres yang akan bersaing telah terbentuk,” ungkapnya.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 17-27 Maret 2022 di 34 provinsi di Indonesia. Survei mengambil sampel sebesar 1.200 responden dengan teknik pengambilan sampel multistage random sampling.
Sementara margin of error +/- 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
“Kecenderungan tiga besar ini telah terlihat dari deretan survei yang telah digelar sejak 2021 oleh banyak lembaga survei, di mana posisi pertama masih ditempati Prabowo bahkan semakin menguat dan menunjukkan tren akan tembus 30%,” kata Peneliti Senior IPN Ike Sihotang secara daring, Rabu (27/4/2022).
Ike menjelaskan, bertahannya nama Prabowo di puncak elektabilitas ini dapat dipahami karena Ketua Umum Gerindra ini telah tampil berkali-kali dalam kontestasi nasional dan merupakan pesaing terberat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu 2014 dan 2019. Kemudian, dukungan parpol yang solid, Prabowo juga telah memiliki basis pemilih yang kuat dan terus memilihnya dalam setiap kompetisi pilpres.
“Di samping itu prestasi kinerja dan dukungannya yang kuat terhadap program-program pertahanan Jokowi berikut kepercayaan yang diraihnya dari Jokowi juga menjadi daya tarik pemilih Jokowi untuk menjatuhkan pilihan kepadanya,” terangnya.
Sementara itu, kata Ike, elektabilitas Ganjar dan Anies cenderung stagnan karena menghadapi masalah dukungan parpol yang belum jelas dan ketidakpastian dukungan pemilih. Tentang ketidakpastian dukungan pemilih, disinyalir pemilih Jokowi yang menjadi basis utama pemilih Ganjar sebagian besar masih belum memastikan pilihannya karena masih menunggu semacam arahan dari Jokowi. Sementara Anies yang punya basis pemilih yang sama dengan Prabowo.
“Pengaruh kedua tokoh (Jokowi dan Prabowo) ini diduga masih sangat kuat. Bukan tidak mungkin arus mudik pemilih ke Prabowo dari Anies dan calon-calon seperti Sandi, Ridwan Kamil dan lainnya akan terjadi bila kepastian pasangan capres-cawapres yang akan bersaing telah terbentuk,” ungkapnya.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 17-27 Maret 2022 di 34 provinsi di Indonesia. Survei mengambil sampel sebesar 1.200 responden dengan teknik pengambilan sampel multistage random sampling.
Sementara margin of error +/- 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
(rca)