Bapak Pembangunan, Julukan untuk Presiden Soeharto yang Diakui Pemimpin ASEAN
loading...

Presiden Soeharto memperhatikan buah belimbing hasil panen rumah kaca di Taman Buah Mekarsari. FOTO/KOLEKSI SITI HARDIYANTI RUKMANA/BUKU Pak Harto The Untold Stories
A
A
A
JAKARTA - Presiden Soeharto memimpin Indonesia lebih dari 31 tahun, sejak 1967 hingga 1998. Sepanjang menahkodai Negara Indonesia, Soeharto melaksanakan pembangunan di berbagai bidang dari mulai infrastruktur pertanian, transmigrasi, pendidikan, hingga industri nasional.
Atas jasanya selama memimpin Indonesia yang disebut Orde Baru, Soeharto pun mendapat julukan sebagai Bapak Pembangunan. Menurut keterangan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti yang dirilis akun @kemensetneg.ri, julukan Bapak Pembangunan diberikan kepada Soeharto karena memfokuskan program kerjanya terhadap pembangunan ekonomi dan menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Soeharto mendapat mandat dari Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia pada 26 Maret 1968. Sebelumnya, tentara berpangkat terakhir Mayor Jenderal ini menjadi Penjabat Presiden sejak 12 Maret 1967 menggantikan Presiden Soekarno.
Baca juga: 6 Presiden Indonesia Sudah Memiliki Julukan, Kira-kira Jokowi Nanti Apa Ya?
Tidak mudah mengawal negara yang baru terbentuk seperti Indonesia waktu itu. Indonesia termasuk negara miskin dengan situasi politik yang tidak stabil pasca peristiwa G30 S/PKI. Soeharto dihadapkan berbagai persoalan yang harus ia carikan jalan keluarnya.
Atas jasanya selama memimpin Indonesia yang disebut Orde Baru, Soeharto pun mendapat julukan sebagai Bapak Pembangunan. Menurut keterangan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti yang dirilis akun @kemensetneg.ri, julukan Bapak Pembangunan diberikan kepada Soeharto karena memfokuskan program kerjanya terhadap pembangunan ekonomi dan menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Soeharto mendapat mandat dari Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia pada 26 Maret 1968. Sebelumnya, tentara berpangkat terakhir Mayor Jenderal ini menjadi Penjabat Presiden sejak 12 Maret 1967 menggantikan Presiden Soekarno.
Baca juga: 6 Presiden Indonesia Sudah Memiliki Julukan, Kira-kira Jokowi Nanti Apa Ya?
Tidak mudah mengawal negara yang baru terbentuk seperti Indonesia waktu itu. Indonesia termasuk negara miskin dengan situasi politik yang tidak stabil pasca peristiwa G30 S/PKI. Soeharto dihadapkan berbagai persoalan yang harus ia carikan jalan keluarnya.
Lihat Juga :