Soal Konflik Ukraina-Rusia, Pengurus MUI Berharap Perang Segera Berhenti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, seperti dilansir Kedutaan Besar Rusia, menyatakan bahwa dunia Islam termasuk umat Islam Indonesia mendukung Rusia bertarung melawan Ukraina. Hal ini pun direspons Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca juga: Peta Serangan Rusia ke Ukraina
Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian MUI Pusat, Robi Nurhadi mengatakan, umat Islam Indonesia sangat menghormati nyawa manusia untuk dijaga, dan bukan untuk dibunuh dengan alasan yang tidak sesuai ajaran Islam.
"Dalam Islam, membunuh satu orang sama dengan membunuh satu dunia, dikarenakan hilangnya satu nyawa menghilangkan keturunan dari orang yang dibunuh," kata Robi dalam keterangannya, Jumat (15/4/2022).
Robi yang juga Kepala Pusat Penelitian Pascasarjana Universitas Nasional menjelaskan, tidak ada ormas-ormas Islam di Indonesia yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
"Silakan lihat bagaimana sikap MUI, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam yang besar lainnya, adakah mereka mendukung seperti yang disampaikan Kadyrov?" ungkap Robi.
"Umat Islam Indonesia tidak akan mendukung operasi militer khusus Rusia ke Ukraina karena bertentangan dengan ajaran Islam, dan bertentangan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945," tambahnya.
Sementara, soal sikap Indonesia yang memutuskan abstain dalam pemungutan suara Resolusi di Majelis Umum PBB, terkait penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) belum lama ini, menurut Robi, bukanlah menunjukkan dukungan, melainkan sikap kehatian-hatian dalam menjaga kepentingan nasional Indonesia di dunia internasional.
"Indonesia konsen mengeskalasi perdamaian, bukan mengeskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina," ujar Robi Nurhadi.
"Begitu juga dengan sikapnya sebagai Ketua G20 yang tidak menolak Rusia, bukan berarti mendukung, melainkan karena bersikap netral," sambungnya.
Ia menegaskan, tidak bisa diartikan sama antara sikap pemerintah Indonesia dengan sikap umat Islam Indonesia dalam merespons perang Rusia-Ukraina. Apalagi kalau melihat konstelasi politik dalam negeri Indonesia saat ini, yang menunjukkan hubungan kurang harmonis antara sebagian kelompok Islam dengan pemerintah.
"Saya berharap perang di mana pun segera berhenti, karena merugikan kedua belah pihak, apalagi antara Ukraina-Rusia. Segeralah hentikan. Hargailah nyawa manusia," kata Robi, mengakhiri.
Sebagaimana diketahui, dalam rilis terbuka yang disebar Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, berterima kasih kepada negara Muslim dunia, termasuk Indonesia, yang ia klaim telah mendukung Rusia bertarung melawan Ukraina.
Selain menegaskan bahwa Rusia adalah negara yang menghormati dan melindungi hak umat Muslim di dunia, Kadyrov juga menuturkan, bahwa sebagai Muslim, dirinya merasa lantaran seluruh dunia Islam dinilainya mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Peta Serangan Rusia ke Ukraina
Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian MUI Pusat, Robi Nurhadi mengatakan, umat Islam Indonesia sangat menghormati nyawa manusia untuk dijaga, dan bukan untuk dibunuh dengan alasan yang tidak sesuai ajaran Islam.
"Dalam Islam, membunuh satu orang sama dengan membunuh satu dunia, dikarenakan hilangnya satu nyawa menghilangkan keturunan dari orang yang dibunuh," kata Robi dalam keterangannya, Jumat (15/4/2022).
Robi yang juga Kepala Pusat Penelitian Pascasarjana Universitas Nasional menjelaskan, tidak ada ormas-ormas Islam di Indonesia yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
"Silakan lihat bagaimana sikap MUI, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam yang besar lainnya, adakah mereka mendukung seperti yang disampaikan Kadyrov?" ungkap Robi.
"Umat Islam Indonesia tidak akan mendukung operasi militer khusus Rusia ke Ukraina karena bertentangan dengan ajaran Islam, dan bertentangan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945," tambahnya.
Sementara, soal sikap Indonesia yang memutuskan abstain dalam pemungutan suara Resolusi di Majelis Umum PBB, terkait penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) belum lama ini, menurut Robi, bukanlah menunjukkan dukungan, melainkan sikap kehatian-hatian dalam menjaga kepentingan nasional Indonesia di dunia internasional.
"Indonesia konsen mengeskalasi perdamaian, bukan mengeskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina," ujar Robi Nurhadi.
"Begitu juga dengan sikapnya sebagai Ketua G20 yang tidak menolak Rusia, bukan berarti mendukung, melainkan karena bersikap netral," sambungnya.
Ia menegaskan, tidak bisa diartikan sama antara sikap pemerintah Indonesia dengan sikap umat Islam Indonesia dalam merespons perang Rusia-Ukraina. Apalagi kalau melihat konstelasi politik dalam negeri Indonesia saat ini, yang menunjukkan hubungan kurang harmonis antara sebagian kelompok Islam dengan pemerintah.
"Saya berharap perang di mana pun segera berhenti, karena merugikan kedua belah pihak, apalagi antara Ukraina-Rusia. Segeralah hentikan. Hargailah nyawa manusia," kata Robi, mengakhiri.
Sebagaimana diketahui, dalam rilis terbuka yang disebar Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, berterima kasih kepada negara Muslim dunia, termasuk Indonesia, yang ia klaim telah mendukung Rusia bertarung melawan Ukraina.
Selain menegaskan bahwa Rusia adalah negara yang menghormati dan melindungi hak umat Muslim di dunia, Kadyrov juga menuturkan, bahwa sebagai Muslim, dirinya merasa lantaran seluruh dunia Islam dinilainya mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
(maf)