Survei Capres 2024: Prabowo-Khofifah Mampu Ungguli Ganjar-Erick
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga survei Political Weather Station (PWS) memotret siapakah capres-cawapres favorit publik menghadapi Pemilu 2024 dan pasangan manakah yang paling ideal menurut preferensi publik. Hasilnya, mayoritas responden menyebut Prabowo Subianto - Khofifah Indar Parawansa sebagai pasangan ideal pilihan publik dalam Pilpres 2024 mengungguli Ganjar Pranowo-Erick Thohir.
"Seandainya Pilpres dilaksanakan hari ini dan hanya diikuti oleh dua pasangan saja (Prabowo-Khofifah dan Ganjar Pranowo-Erick Thohir), maka Prabowo-Khofifah akan keluar sebagai pemenang. Sebanyak 45,6% publik mengaku akan memilih Prabowo-Khofifah, sementara Ganjar-Erick dipilih oleh 36,5% publik dan sisanya (17,9%) menyatakan belum punya pilihan (undecided voters)," kata Peneliti Senior PWS Mohammad Tidzi AM dalam rilis survei secara daring, Jumat (15/4/2022).
Menurut temuan PWS, kata Mohammad Tidzi, jika Prabowo dan Khofifah dipasangkan, selain tetap dominan di Jawa Barat, pasangan ini juga akan menguasai Jawa Timur. Dalam dua Pilpres sebelumnya, meskipun selalu menghegemoni Jawa Barat tapi Prabowo gagal di Jawa Timur, akibatnya secara nasional juga selalu kalah.
"Duet Prabowo-Khofifah bukan hanya mendulang dukungan mayoritas rakyat Jawa Timur tapi juga suara dari sebagian besar warga NU (Nahdlatul Ulama)," katanya.
Namun demikian, kendati Khofifah dinilai publik sebagai cawapres ideal Prabowo dalam Pilpres 2024, tapi simulasi yang dilakukan PWS menunjukkan bahwa dijodohkan dengan siapa pun Prabowo tetap memiliki peluang terbesar untuk memenangkan Pilpres 2024.
"Misalnya ketika disimulasikan Prabowo berpasangan dengan AHY, maka duet yang diusung oleh koalisi Partai Gerindra dan Partai Demokrat ini masih leading jauh dari pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar-Puan maupun pasangan yang diusung koalisi pimpinan Partai Golkar, Airlangga-Anies. Sebanyak 38,5% mengaku akan memilih Prabowo-AHY, lalu 26,9% memilih Ganjar-Puan, dan 16,2% memilih Airlangga-Anies, sementara sisanya (18,4%) belum punya keputusan memilih pasangan mana (undecided voters)," papar Tidzi.
Baca juga: Survei SPIN: Prabowo Subianto Capres 2024 dengan Elektabilitas Tertinggi
Yang menarik, kata dia, menurut temuan PWS, ketika disimulasikan berpasangan dengan Puan pun Prabowo masih tetap dapat memenangkan Pilpres. Meskipun elektabilitas individual Puan sebagai capres hingga kini masih rendah, tapi ketika dipasangkan dengan Prabowo juga bisa mengalahkan pasangan Ganjar-Erick, Airlangga-Ganjar, maupun Anies-AHY.
"Berdasarkan simulasi PWS, jika berpasangan dengan Puan sebagaimana yang menjadi bisik-bisik tetangga selama ini, lawan terberat Prabowo-Puan adalah pasangan Ganjar-Erick. Jika skenario duel Prabowo-Puan versus Ganjar-Erick benar-benar menjadi realitas pada Pilpres 2024 mendatang, lagi-lagi Jawa Timur akan menjadi battle-ground yang menentukan pasangan mana keluar sebagai pemenang," katanya.
Untuk diketahui, survei PWS dilakukan pada 1-11 April 2022 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah sampel dalam survei PWS kali ini sebesar 1.225 responden yang diperoleh melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang (multistage random sampling). Batas kesalahan (margin of error) +/- 2,8% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
"Seandainya Pilpres dilaksanakan hari ini dan hanya diikuti oleh dua pasangan saja (Prabowo-Khofifah dan Ganjar Pranowo-Erick Thohir), maka Prabowo-Khofifah akan keluar sebagai pemenang. Sebanyak 45,6% publik mengaku akan memilih Prabowo-Khofifah, sementara Ganjar-Erick dipilih oleh 36,5% publik dan sisanya (17,9%) menyatakan belum punya pilihan (undecided voters)," kata Peneliti Senior PWS Mohammad Tidzi AM dalam rilis survei secara daring, Jumat (15/4/2022).
Menurut temuan PWS, kata Mohammad Tidzi, jika Prabowo dan Khofifah dipasangkan, selain tetap dominan di Jawa Barat, pasangan ini juga akan menguasai Jawa Timur. Dalam dua Pilpres sebelumnya, meskipun selalu menghegemoni Jawa Barat tapi Prabowo gagal di Jawa Timur, akibatnya secara nasional juga selalu kalah.
"Duet Prabowo-Khofifah bukan hanya mendulang dukungan mayoritas rakyat Jawa Timur tapi juga suara dari sebagian besar warga NU (Nahdlatul Ulama)," katanya.
Namun demikian, kendati Khofifah dinilai publik sebagai cawapres ideal Prabowo dalam Pilpres 2024, tapi simulasi yang dilakukan PWS menunjukkan bahwa dijodohkan dengan siapa pun Prabowo tetap memiliki peluang terbesar untuk memenangkan Pilpres 2024.
"Misalnya ketika disimulasikan Prabowo berpasangan dengan AHY, maka duet yang diusung oleh koalisi Partai Gerindra dan Partai Demokrat ini masih leading jauh dari pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar-Puan maupun pasangan yang diusung koalisi pimpinan Partai Golkar, Airlangga-Anies. Sebanyak 38,5% mengaku akan memilih Prabowo-AHY, lalu 26,9% memilih Ganjar-Puan, dan 16,2% memilih Airlangga-Anies, sementara sisanya (18,4%) belum punya keputusan memilih pasangan mana (undecided voters)," papar Tidzi.
Baca juga: Survei SPIN: Prabowo Subianto Capres 2024 dengan Elektabilitas Tertinggi
Yang menarik, kata dia, menurut temuan PWS, ketika disimulasikan berpasangan dengan Puan pun Prabowo masih tetap dapat memenangkan Pilpres. Meskipun elektabilitas individual Puan sebagai capres hingga kini masih rendah, tapi ketika dipasangkan dengan Prabowo juga bisa mengalahkan pasangan Ganjar-Erick, Airlangga-Ganjar, maupun Anies-AHY.
"Berdasarkan simulasi PWS, jika berpasangan dengan Puan sebagaimana yang menjadi bisik-bisik tetangga selama ini, lawan terberat Prabowo-Puan adalah pasangan Ganjar-Erick. Jika skenario duel Prabowo-Puan versus Ganjar-Erick benar-benar menjadi realitas pada Pilpres 2024 mendatang, lagi-lagi Jawa Timur akan menjadi battle-ground yang menentukan pasangan mana keluar sebagai pemenang," katanya.
Untuk diketahui, survei PWS dilakukan pada 1-11 April 2022 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah sampel dalam survei PWS kali ini sebesar 1.225 responden yang diperoleh melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang (multistage random sampling). Batas kesalahan (margin of error) +/- 2,8% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
(abd)