Beberapa pekan terakhir ini, publik diramaikan dengan adanya wacana penundaan Pemilu 2024 dan penambahan jabatan presiden atau tiga periode, demo mahasiswa, hingga Ade Armando babak belur. Foto/SINDOnews
AAA
JAKARTA - Beberapa pekan terakhir ini, wacana penundaan Pemilu 2024 dan penambahan jabatan presiden atau tiga periode menjadi isu yang hangat dibicarakan. Bergulirnya isu ini semakin ramai, di saat sejumlah menteri di Pemerintah Joko Widodo (Jokowi), ikut menyuarakannya.
Kemudian saat Menko Luhut di Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (17/3/2022). Luhut pun sempat mengutarakan wacana penundaan Pemilu tersebut. Meski Luhut paham, bahwa upaya menunda pemilu butuh proses yang panjang, perlu persetujuan DPR hingga MPR.
Luhut mengklaim bakal menyambut baik jika wacana tersebut terealisasi. "Jika, seandainya tidak berjalan, itu pun tak menjadi soal. Tapi Kalau MPR enggak setuju ya berhenti. Ya itulah demokrasi kita, kenapa mesti marah-marah? Ada yang salah?" pungkasnya.
Kemudian wacana ini disuarakan juga oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Menurut Bahlil, dirinya yakin dengan pendiriannya jika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lebih baik ditunda.
Ia pun beranggapan bahwa pemilu ditunda tidak haram. "Memajukan dan mengundurkan pemilu di bangsa ini bukan haram jika melihat sejarah. Di orde lama juga pernah gitu pemilunya diundur karena terjadi krisis," tutur Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (31/1/2022).
Semakin membesarnya isu penundaan Pemilu 2024 dan 3 periode, membuat publik bereaksi. Terutama kalangan mahasiswa yang selama ini dikenal kritis.
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi di kawasan patung kuda, Jakarta, Senin (28/3/2022). Dalam aksinya ini ada enam tuntutan yang disuarakan, di antaranya adalah
Isu penundaan Pemilu 2024, Undang-Undang (UU) Ibu Kota Negara (IKN), kelangkaan minyak goreng, dan konflik agraria.
Hal ini ditegaskan lagi oleh BEM Universitas Indonesia (UI) yang menilai, perpanjangan periode presiden merupakan pembangkangan konstitusi. Perpanjangan ini melanggar Pasal 7 UUD 1945 dan UU MD3.
Ketua BEM UI, Bayu Satria Utomo mengatakan, dalam konstitusi tersebut dijelaskan, bahwa lembaga legislatif hanya memiliki masa jabatan lima tahun. Apabila Pemilu 2024 ditunda, otomatis akan menambah masa jabatan presiden dan legislatif.
Dengan penambahan tersebut, berarti terjadi pembangkangan konstitusi dan UU MD3. "Hal ini adalah bentuk pembangkangan terhadap konstitusi demi hal-hal dan alasan-alasan yang tidak konstitusional," kata Bayu melalui keterangannya, Jumat (4/3/2022).
Puncaknya, pada 11 April 2022. Aliansi BEM SI menggelar aksi di depan Gedung DPR RI. Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.
"Estimasi massa aksi ada sekitar 1.000 massa. Kita mulai kumpul dari jam 10.00 WIB, siang," kata Koordinator Bidang Media BEM SI, Luthfi Yufrizal saat dikonfirmasi, Senin (11/4/2022).
Salah satu tuntutan para mahasiswa yaitu menolak tiga periode masa jabatan presiden. Menurunya, tiga periode masa jabatan presiden melanggar konstitusi.
Para mahasiswa berharap tuntutannya tersebut dapat diterima oleh elite politik yang mengusulkan wacana tiga periode masa jabatan presiden.
"Harapannya aksi kita berjalan dengan lancar dan bisa memenuhi tuntutan yang kita berikan," harap Luthfi.
Kemudian di tengah aksi demo, pegiat media sosial (medsos) yang juga akademisi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, mengalami nasib yang tidak mengenakan.
Ade Armando babak belur dipukuli massa saat terjadi aksi Demo 11 April di Gedung DPR, Senin (11/4/2022).
Dalam video yang beredar di medsos, tampak Ade Armando berlumuran darah di bagian hidung dan lebam pada kedua mata. Ia dibantu petugas untuk keluar dari kerumunan. Belum ada keterangan dari kepolisian terkait pemukulan terhadap Ade Armando.
Sebelumnya Ade Armando sempat terlihat berada di depan Kompleks Gedung DPR/MPR, saat mahasiswa menggelar demonstrasi. Dia mengaku hanya memantau saja dan tak ikut dalam aksi.
"Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung," ujar Ade kepada wartawan di lokasi
Dia pun berharap aksi 11 April ini tidak berujung pada kericuhan. Tak hanya itu, Ade juga meminta mahasiswa tak bersikap anarkis.
"Saya ingin orang agar mengapresiasi apa yang dilakukan oleh teman-teman mahasiswa. Padahal ini baru 2022 kan, saya berharap gerakan ini tidak menjadi chaos dan tidak anarkis," ungkapnya.