Anies-AHY atau Prabowo-Puan, PAN Sebut Semua Partai Masih PDKT
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Amanat Nasional ( PAN ) tidak terpengaruh dengan berbagai simulasi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang dibuat sejumlah lembaga survei . Seperti dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis Kamis (7/4/2022), pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (Anies-AHY) mengungguli pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani (Prabowo-Puan).
"Namanya juga simulasi, di samping memakai feeling dari pemilik lembaga survei, tentu juga didasarkan pada prediksi atas realitas politik yang masih berproses dengan data-data yang bersifat kualitatif," kata Juru Bicara DPP PAN Viva Yoga Mauladi saat dihubungi, Sabtu (9/4/2022).
Alasannya menyebut feeling dan prediksi, Viva menjelaskan, sampai saat ini belum ada satu pun koalisi partai atau gabungan partai yang terbentuk dalam rangka pilpres, meskipun beberapa partai sudah mendeklarasikan diri mengusung ketua umum partainya. Sehingga semua parpol masih melakukan tes pasar dan berbagai pendekatan (PDKT). "Semua partai politik masih test the water, PDKT alias pendekatan, dan saling merayu agar terjalin ikatan chemistry sehingga dapat berkoalisi," ujarnya.
Maka itu, menurut mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR ini, simulasi-simulasi ini hanya berdasarkan feeling dan prediksi dari pemilik lembaga survei, maka hasilnya pun masih jauh dari kenyataan yang terjadi di masyarakat. Kemudian, satu hal yang positif dari keberadaan lembaga survei politik bahwa dunia politik tengah ditarik ke dalam wilayah yang rasional, terukur, dan bersifat kuantitatif, yang menandai bahwa di Indonesia sudah terbentuk modernisasi politik. "Tidak mistik, atau tidak takhayul. Tapi politik yang nyata," imbuhnya.
Wakil Ketua Umum DPP PAN ini menambahkan, tentunya modernisasi politik akan dapat diwujudkan jika lembaga survei memegang nilai integritas, berbasis ilmiah akademis, dan akuntabel. "Lembaga survei yang tidak berperan sebagai buzzer, yang melakukan survei dan memublikasikan hasil survei dalam rangka untuk memengaruhi opini, bermotif penggiringan atas tafsir dan asumsi," pungkasnya.
"Namanya juga simulasi, di samping memakai feeling dari pemilik lembaga survei, tentu juga didasarkan pada prediksi atas realitas politik yang masih berproses dengan data-data yang bersifat kualitatif," kata Juru Bicara DPP PAN Viva Yoga Mauladi saat dihubungi, Sabtu (9/4/2022).
Alasannya menyebut feeling dan prediksi, Viva menjelaskan, sampai saat ini belum ada satu pun koalisi partai atau gabungan partai yang terbentuk dalam rangka pilpres, meskipun beberapa partai sudah mendeklarasikan diri mengusung ketua umum partainya. Sehingga semua parpol masih melakukan tes pasar dan berbagai pendekatan (PDKT). "Semua partai politik masih test the water, PDKT alias pendekatan, dan saling merayu agar terjalin ikatan chemistry sehingga dapat berkoalisi," ujarnya.
Maka itu, menurut mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR ini, simulasi-simulasi ini hanya berdasarkan feeling dan prediksi dari pemilik lembaga survei, maka hasilnya pun masih jauh dari kenyataan yang terjadi di masyarakat. Kemudian, satu hal yang positif dari keberadaan lembaga survei politik bahwa dunia politik tengah ditarik ke dalam wilayah yang rasional, terukur, dan bersifat kuantitatif, yang menandai bahwa di Indonesia sudah terbentuk modernisasi politik. "Tidak mistik, atau tidak takhayul. Tapi politik yang nyata," imbuhnya.
Wakil Ketua Umum DPP PAN ini menambahkan, tentunya modernisasi politik akan dapat diwujudkan jika lembaga survei memegang nilai integritas, berbasis ilmiah akademis, dan akuntabel. "Lembaga survei yang tidak berperan sebagai buzzer, yang melakukan survei dan memublikasikan hasil survei dalam rangka untuk memengaruhi opini, bermotif penggiringan atas tafsir dan asumsi," pungkasnya.
(rca)