Peringati Mosi Integral, PKS Ungkap Jasa Besar M Natsir

Selasa, 05 April 2022 - 15:05 WIB
loading...
Peringati Mosi Integral, PKS Ungkap Jasa Besar M Natsir
Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al-Jufri. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Sebagai bangsa yang besar, Indonesia dinilai perlu tokoh-tokoh yang memiliki jiwa dan pikiran seperti M Natsir. Hal ini dikatakan oleh Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al-Jufri.



"Mohammad Natsir merupakan seorang tokoh politik yang cerdas, santun dan elegan, pandai berkomunikasi, dan jago lobi dalam urusan-urusan kebangsaan," kata Salim Segaf dalam keterangannya, Selasa (5/4/2022).

"Seperti upayanya dalam menyukseskan Mosi Integral di Parlemen RIS tersebut. Mosi ini disusun dengan rapi, penuh perhitungan dan strategi," tambahnya.

Sosok yang dikenal sebagai Habib Salim tersebut mengingatkan tentang pentingnya merawat ingatan bangsa terkait peristiwa Mosi Integral sebagai satu momentum sejarah.

Di mana, saat itu kembali bersatunya wilayah-wilayah NKRI yang sempat terpisah akibat adanya Republik Indonesia Serikat (RIS).

"Salah satu nama yang punya jasa besar bagi cikal bakal NKRI yaitu Mohammad Natsir. Mosi Integral Natsir pada tanggal 3 April 1950, menjadi momentum bersatunya kembali negara bagian Republik Indonesia Serikat kepada NKRI," tuturnya.

"Maka tak berlebihan ketika Bung Hatta menyebutkan bahwa Proklamasi Kedua diumumkan secara resmi pada 17 Agustus 1950 setelah Indonesia akhirnya kembali kepada cita-cita negara kesatuan dan tidak tercabik-cabik menjadi negara serikat buatan Belanda," sambungnya.

Mantan Menteri Sosial Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini menjelaskan, Mohammad Natsir salah satu tokoh yang akan menghasilkan konsepsi yang besar untuk menjaga keutuhan negara ini.

Habib Salim juga mengingatkan, bahwa Natsir sebagai sosok yang berasal dari Partai Islam Masyumi, ia adalah seorang nasionalis sejati sekaligus menegaskan tidak ada dikotomi bahkan tidak ada jarak antara agama dan nasionalisme. Baginya menjadi nasionalis berarti harus agamis. Sebaliknya, menjadi agamis berarti harus nasionalis.

"Pada kondisi saat ini, dengan tantangan yang semakin kompleks, kita butuh pemimpin yang negarawan, yang taat konstitusi dan Pancasila yang aktif membangun kohesi sosial," ucap Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan Oman pada tanggal 2005 sampai 2009 ini.

"Kemudian aktif melakukan transformasi dan kolaborasi dengan seluruh elemen bangsa, memiliki rasa empati dan kepedulian serta terus menggalang solidatitas sosial nasional, seperti Muhammad Natsir," sambungnya.

Sebagai penutup, Habib Salim juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam acara ini, kepada seluruh narasumber dan seluruh peserta.

Ia berharap dengan adanya acara ini dapat menjadi pengingat bagi kita tentang hakikat dan makna perjuangan, sehingga kita mampu meneladani dan melanjutkan estafet perjuangan mereka.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2038 seconds (0.1#10.140)