Lolos dari Maut, Jenderal TNI Paling Dihormati Prajurit Ini Bangun Masjid Megah di Akhir Hayat
loading...
A
A
A
"Napas dari Masjid Nabawi mengilhami pembangunan menara tunggal yang tingginya 90 meter," kata Atmadji. Ruangan utama diterangi lampu-lampu kristal yang didatangkan langsung dari Praha, Republik Ceko oleh pengusaha Jimmy Siahaan.
Menurut laman resmi masjid disebutkan bahwa secara keseluruhan fondasi bangunan sangat kuat dengan 450 tiang pancang berkedalaman 21 meter. Untuk bagian atap digunakan bahan tembaga atau tegola buatan Italia. Dinding lantai satu menggunakan keramik, sedangkan lantai dua dan tiga menggunakan batu granit.
Dinding mihrab yang merupakan sentralisasi visual berbahan granit hitam berhiaskan ragam kaligrafi segi empat dari tembaga kekuning-kuningan. Kaligrafi ini terdiri dari beberapa ayat dan surat Al-Quran, di antaranya: "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah". Sementara itu, di atas mihrab tertulis surat Al-Baqarah: 144, "Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram."
Dana pembangunan masjid tak main-main, yakni sekitar Rp12 miliar (diestimasikan setara Rp500-Rp600 miliar saat ini). Pembangunan masjid spektakuler ini selesai pada 12 Januari 1996.
Lolos dari Maut
Siapa tak kenal Jenderal Jusuf? Dalam rekam jejaknya, mantan Pangdam Hasanuddin ini dikenal sebagai Panglima ABRI yang sangat dekat dengan prajurit. Begitu seringnya Jusuf mendatangi barak dan menyapa para tentara di lapangan, dia sampai-sampai dikenal sebagai Bapak Para Prajurit.
Sesungguhnya karier militer Jusuf terakhir hanya sebagai Pangdam Hasanuddin. Setelah itu dia ditarik Bung Karno untuk masuk kabinet. Di era Soeharto, Jusuf juga kembali dipercaya sebagai menteri. Kendati demikian, statusnya masih militer aktif.
Tak mengherankan, penunjukannya sebagai Panglima ABRI pada 1978 dianggap kejutan besar. Jusuf orang pertama yang telah melepas baju dinas militer selama 13 tahun, tiba-tiba dipanggil untuk menjadi pemegang tongkat komando tertinggi ABRI.
Semasa aktif menjadi tentara, Jusuf tercatat pernah memiliki pengalaman dahsyat. Mantan ajudan Kahar Muzakkar ini lolos dari maut ketika diberondong tembakan anak buah pentolan separatis Andi Selle dalam pertempuran di Pinrang.
Dalam kepungan peluru dan ledakan granat, Jusuf berhasil selamat. Nahas, pengawalnya gugur tertembus peluru. Selepas pensiun dari Pangab/Menhankam, dia dipercaya Soeharto untuk memimpin BPK. Jusuf tutup usia pada 8 September 2004 di kediamannya, Makassar.
Menurut laman resmi masjid disebutkan bahwa secara keseluruhan fondasi bangunan sangat kuat dengan 450 tiang pancang berkedalaman 21 meter. Untuk bagian atap digunakan bahan tembaga atau tegola buatan Italia. Dinding lantai satu menggunakan keramik, sedangkan lantai dua dan tiga menggunakan batu granit.
Dinding mihrab yang merupakan sentralisasi visual berbahan granit hitam berhiaskan ragam kaligrafi segi empat dari tembaga kekuning-kuningan. Kaligrafi ini terdiri dari beberapa ayat dan surat Al-Quran, di antaranya: "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah". Sementara itu, di atas mihrab tertulis surat Al-Baqarah: 144, "Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram."
Dana pembangunan masjid tak main-main, yakni sekitar Rp12 miliar (diestimasikan setara Rp500-Rp600 miliar saat ini). Pembangunan masjid spektakuler ini selesai pada 12 Januari 1996.
Lolos dari Maut
Siapa tak kenal Jenderal Jusuf? Dalam rekam jejaknya, mantan Pangdam Hasanuddin ini dikenal sebagai Panglima ABRI yang sangat dekat dengan prajurit. Begitu seringnya Jusuf mendatangi barak dan menyapa para tentara di lapangan, dia sampai-sampai dikenal sebagai Bapak Para Prajurit.
Sesungguhnya karier militer Jusuf terakhir hanya sebagai Pangdam Hasanuddin. Setelah itu dia ditarik Bung Karno untuk masuk kabinet. Di era Soeharto, Jusuf juga kembali dipercaya sebagai menteri. Kendati demikian, statusnya masih militer aktif.
Tak mengherankan, penunjukannya sebagai Panglima ABRI pada 1978 dianggap kejutan besar. Jusuf orang pertama yang telah melepas baju dinas militer selama 13 tahun, tiba-tiba dipanggil untuk menjadi pemegang tongkat komando tertinggi ABRI.
Semasa aktif menjadi tentara, Jusuf tercatat pernah memiliki pengalaman dahsyat. Mantan ajudan Kahar Muzakkar ini lolos dari maut ketika diberondong tembakan anak buah pentolan separatis Andi Selle dalam pertempuran di Pinrang.
Dalam kepungan peluru dan ledakan granat, Jusuf berhasil selamat. Nahas, pengawalnya gugur tertembus peluru. Selepas pensiun dari Pangab/Menhankam, dia dipercaya Soeharto untuk memimpin BPK. Jusuf tutup usia pada 8 September 2004 di kediamannya, Makassar.
(abd)