Ditolak Pemilih Partai, Saiful Mujani Sebut Isu Penundaan Pemilu Mainan Elite
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saiful Mujani, pendiri Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC ) mengungkapkan hampir semua pemilih partai menolak penundaan pemilu . Penolakan yang sama juga dialamatkan pada gagasan tiga periode masa jabatan untuk Presiden Jokowi.
Tetapi para politisi dan tokoh masyarakat kerap membuat klaim berkebalikan, bahwa masyarakat ingin pemilu ditunda dan Jokowi tetap menjabat presiden. Saiful yang juga guru besar Ilmu Politik UIN Jakarta ini membantah klaim seperti yang dikemukakan oleh Luhut Binsar Panjaitan bahwa pemilih sejumlah partai, seperti Demokrat dan Gerindra menginginkan pemilu ditunda atau presiden tiga periode.
“Saya tidak tahu Pak Luhut dapat informasi dari mana. Data dari survei nasional tidak demikian,” kata Saiful pada program Bedah Politik yang bertajuk Siapa Dukung Penundaan Pemilu? yang disiarkan melalui kanal Youtube SMRC TV, dalam rilis yang diterima pada Kamis (24/3/2022).
Memang, Saiful mengakui asumsi bahwa para pemilih Jokowi menyatakan Presiden Jokowi berkinerja baik dan akan menginginkan dia terus menjadi presiden adalah logis. Namun apakah para pemilih Jokowi itu menginginkan Jokowi kembali atau menginginkan Pemilu itu ditunda, hasil surve mununjukkan fakta yang bertentangan.
Saiful mengungkapkan, Survei Indikator Politik Indonesia pada Desember 2021 menunjukkan 53 persen pemilih Jokowi dan Ma'ruf Amin tidak menginginkan Pemilu ditunda ke 2027. Hanya ada 33,2 persen pemilih Jokowi yang setuju. Sementara yang memilih Prabowo, 85 persen tidak menginginkan pemilu ditunda.
Pemilih PDIP yang menginginkan tetap dua periode untuk jabatan presiden sebanyak 82 persen, pemilih Golkar 89 persen, Gerindra 79 persen, Nasdem 95 persen, PKB 92 persen, Demokrat 83 persen, PKS 82 persen, PAN 92 persen, dan PPP 92 persen.
Data ini menunjukkan bahwa rata-rata di atas 80 persen pemilih partai yang menginginkan agar jabatan presiden tetap 2 periode. Sementara yang menginginkan perubahan periodisasi presiden, kalau digabung, hanya sekitar 13 persen.
Soal aspirasi memundurkan pemilu ke 2027, pemilih PDIP yang menolak sebanyak 79 persen, Nasdem 92 persen, Demokrat 87 persen, PKS 85 persen, PKB 83 persen, PAN 100 persen, Golkar 84 persen, Gerindra 82 persen, dan PPP 95 persen.
Menurut Saiful, data-data ini menunjukkan bahwa elite politik yang bicara penundaan Pemilu tidak memiliki dasar. “Jadi tidak ada dasar empiris untuk mengklaim bahwa pemilih Demokrat, Gerindra, dan lain-lain menginginkan pemilu ditunda. Umumnya tidak ingin aturan-aturan terkait pemilu dan masa jabatan presiden tidak ingin diubah,” lanjutnya.
Saiful menyatakan bicara tidak atas dasar fakta adalah sesuatu yang memprihatinkan. Sementara opini mengenai Pemilih PKB sendiri 92 persen tidak ingin Pemilu ditunda. ”Nah, Cak Imin mewakili siapa ketika dia mengatakan rakyat menginginkan Pemilu ditunda?” bunyi rilis SMRC.
Tetapi para politisi dan tokoh masyarakat kerap membuat klaim berkebalikan, bahwa masyarakat ingin pemilu ditunda dan Jokowi tetap menjabat presiden. Saiful yang juga guru besar Ilmu Politik UIN Jakarta ini membantah klaim seperti yang dikemukakan oleh Luhut Binsar Panjaitan bahwa pemilih sejumlah partai, seperti Demokrat dan Gerindra menginginkan pemilu ditunda atau presiden tiga periode.
“Saya tidak tahu Pak Luhut dapat informasi dari mana. Data dari survei nasional tidak demikian,” kata Saiful pada program Bedah Politik yang bertajuk Siapa Dukung Penundaan Pemilu? yang disiarkan melalui kanal Youtube SMRC TV, dalam rilis yang diterima pada Kamis (24/3/2022).
Memang, Saiful mengakui asumsi bahwa para pemilih Jokowi menyatakan Presiden Jokowi berkinerja baik dan akan menginginkan dia terus menjadi presiden adalah logis. Namun apakah para pemilih Jokowi itu menginginkan Jokowi kembali atau menginginkan Pemilu itu ditunda, hasil surve mununjukkan fakta yang bertentangan.
Saiful mengungkapkan, Survei Indikator Politik Indonesia pada Desember 2021 menunjukkan 53 persen pemilih Jokowi dan Ma'ruf Amin tidak menginginkan Pemilu ditunda ke 2027. Hanya ada 33,2 persen pemilih Jokowi yang setuju. Sementara yang memilih Prabowo, 85 persen tidak menginginkan pemilu ditunda.
Pemilih PDIP yang menginginkan tetap dua periode untuk jabatan presiden sebanyak 82 persen, pemilih Golkar 89 persen, Gerindra 79 persen, Nasdem 95 persen, PKB 92 persen, Demokrat 83 persen, PKS 82 persen, PAN 92 persen, dan PPP 92 persen.
Data ini menunjukkan bahwa rata-rata di atas 80 persen pemilih partai yang menginginkan agar jabatan presiden tetap 2 periode. Sementara yang menginginkan perubahan periodisasi presiden, kalau digabung, hanya sekitar 13 persen.
Soal aspirasi memundurkan pemilu ke 2027, pemilih PDIP yang menolak sebanyak 79 persen, Nasdem 92 persen, Demokrat 87 persen, PKS 85 persen, PKB 83 persen, PAN 100 persen, Golkar 84 persen, Gerindra 82 persen, dan PPP 95 persen.
Menurut Saiful, data-data ini menunjukkan bahwa elite politik yang bicara penundaan Pemilu tidak memiliki dasar. “Jadi tidak ada dasar empiris untuk mengklaim bahwa pemilih Demokrat, Gerindra, dan lain-lain menginginkan pemilu ditunda. Umumnya tidak ingin aturan-aturan terkait pemilu dan masa jabatan presiden tidak ingin diubah,” lanjutnya.
Saiful menyatakan bicara tidak atas dasar fakta adalah sesuatu yang memprihatinkan. Sementara opini mengenai Pemilih PKB sendiri 92 persen tidak ingin Pemilu ditunda. ”Nah, Cak Imin mewakili siapa ketika dia mengatakan rakyat menginginkan Pemilu ditunda?” bunyi rilis SMRC.
(muh)