Pawang Hujan saat MotoGP Mandalika, BMKG: Kearifan Lokal dan Ilmiah Tak Bisa Dicampur Aduk

Selasa, 22 Maret 2022 - 14:58 WIB
loading...
Pawang Hujan saat MotoGP Mandalika, BMKG: Kearifan Lokal dan Ilmiah Tak Bisa Dicampur Aduk
Seorang pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari turun ke Sirkuit Mandalika, Lombok melakukan ritual meminta hujan berhenti agar balapan MotoGP bisa dimulai. FOTO/Instagram MotoGP
A A A
JAKARTA - Gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sempat tertunda lantaran hujan deras mengguyur. Seorang pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari turun ke sirkuit melakukan ritual sebelum akhirnya hujan berhenti dan balapan dimulai.

Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto mengungkapkan, berdasarkan data observasi dari citra satelit, radar cuaca, dan data AWS (Automatic Weather Station), terjadi hujan dengan intensitas bervariasi dari ringan hingga lebat dalam durasi singkat di sekitar area Sirkuit Mandalika menjelang balapan MotoGP, Minggu (20/3/2022). Hujan tidak hanya terjadi di area Sirkuit Mandalika tetapi meluas di wilayah sekitarnya.

"Hasil analisis temporal dari citra radar cuaca dan data AWS di sekitar sirkuit menunjukkan bahwa hujan intensitas sangat ringan secara lokal terjadi di sebagian Sirkuit Mandalika yang dimulai sekitar pukul 10.00 WITA hingga siang hari," kata Guswanto kepada MNC Portal, Selasa (22/3/2022).



Pada siang menjelang sore hari area hujan semakin luas dengan intensitas sedang hingga lebat terutama pada periode jam 14.12-15.10 WITA dengan kecenderungan intensitas menurun hingga 17.00 WITA. Dari citra radar cuaca dan satelit cuaca, teridentifikasi pertumbuhan awan tipe Cumulonimbus di sekitar wilayah Lombok bagian selatan.

"Kondisi ini menjadi indikasi kuat pemicu terjadinya hujan di sekitar Mandalika pada saat even MotoGP berlangsung, kondisi ini juga menurun sampai pukul 17.00 WITA," kata Guswanto.

Terkait keberadaan pawang hujan, ia berpandangan hal tersebut merupakan kearifan lokal yang sudah ada di Indonesia. Kearifan lokal ini tidak bisa dicampur adukkan dengan penjelasan ilmiah.

Baca juga: Kisah Pawang Hujan Menjaga Panggung Kampanye SBY

"Pawang hujan itu merupakan sebuah kearifan lokal yang sulit dijelaskan secara ilmiah, sedang prakiraan cuaca BMKG disusun berdasarkan sains teknologi dan dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan data-data observasi parameter meteorologi. Sehingga tidak dapat dicampuradukkan dalam penjelasannya, namun keduanya bertujuan untuk menyukseskan perhelatan MotoGP Mandalika," kata Guswanto.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1512 seconds (0.1#10.140)