PBNU Dukung Keputusan KH Miftachul Akhyar Mundur dari Ketum MUI Pusat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ), Yahya Cholil Staquf mendukung keputusan pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dari Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Menurut Gus Yahya, mundurnya KH Miftachul merupakan hak pribadi.
Baca Juga: PBNU
Gus Yahya mengatakan, seluruh jajaran mendukung pengunduran diri dari KH Miftachul. Menurutnya, hal itu telah didasarkan dari berbagai pertimbangan matang KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2022-2027.
"Kami semua mendukung PBNU, mendukung keputusan beliau karena. Kami yakin bahwa Rais Aam mempunyai pertimbangan pertimbangan yang matang," ujarnya.
Terkait mekanisme pengunduran sebagai Ketum MUI, Gus Yahya menyerahkan seluruhnya kepada organisasi MUI.
"Bagaimana mekanisme seharusnya di MUI kita persilahkan saja tetapi pada hari ini Rais Aam masih mengatakan bahwa itu keputusan final dari beliau," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, KH Miftachul menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketum MUI. Sebab dirinya saat ini juga menjabat sebagai Rais Aam PBNU.
Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/3/2022).
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi)," kata Kiai Miftah dikutip dalam laman resmi NU Online, Rabu,(9/3/2022)
KH Miftachul kemudian juga bercerita saat proses pemilihan dirinya menjadi Ketua Umum MUI pada akhir November 2020 lalu. Di mana pada dua tahun sebelumnya dirinya dirayu dan diyakinkan untuk bersedia jadi Ketum MUI Pusat.
"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," ungkapnya.
Baca Juga: PBNU
Gus Yahya mengatakan, seluruh jajaran mendukung pengunduran diri dari KH Miftachul. Menurutnya, hal itu telah didasarkan dari berbagai pertimbangan matang KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2022-2027.
"Kami semua mendukung PBNU, mendukung keputusan beliau karena. Kami yakin bahwa Rais Aam mempunyai pertimbangan pertimbangan yang matang," ujarnya.
Terkait mekanisme pengunduran sebagai Ketum MUI, Gus Yahya menyerahkan seluruhnya kepada organisasi MUI.
"Bagaimana mekanisme seharusnya di MUI kita persilahkan saja tetapi pada hari ini Rais Aam masih mengatakan bahwa itu keputusan final dari beliau," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, KH Miftachul menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketum MUI. Sebab dirinya saat ini juga menjabat sebagai Rais Aam PBNU.
Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/3/2022).
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi)," kata Kiai Miftah dikutip dalam laman resmi NU Online, Rabu,(9/3/2022)
KH Miftachul kemudian juga bercerita saat proses pemilihan dirinya menjadi Ketua Umum MUI pada akhir November 2020 lalu. Di mana pada dua tahun sebelumnya dirinya dirayu dan diyakinkan untuk bersedia jadi Ketum MUI Pusat.
"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," ungkapnya.
(maf)