KLHK: Aksi Bersih Pantai untuk Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat soal Sampah

Sabtu, 12 Maret 2022 - 21:00 WIB
loading...
KLHK: Aksi Bersih Pantai...
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong memimpin kegiatan bersih pantai (coastal clean up), di kawasan Pantai Tanjung Pasir, Tangerang. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong memimpin kegiatan bersih pantai atau coastal clean up, di kawasan Pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Banten. Kegiatan ini merupakan rangkaian Peringatan Hari Bakti Rimbawan Tahun 2022 sekaligus menyongsong Presidensi G20 Indonesia.



Menurut Wamen, KLHK melakukan pemantauan sampah laut pada tahun 2021 yant dilaksanakan di 23 provinsi, 24 Kabupaten/kota dan 46 pantai. Berdasarkan hasil analisis data pemantauan, sampah yang paling banyak dijumpai dan memiliki kepadatan tertinggi dari semua lokasi pada tahun 2021 berasal dari jenis plastik sebesar 44 persen. Sampah kedua terbanyak jenis kaca dan keramik sebesar 15 persen.

Lebih lanjut Wamen Alue Dohong menegaskan, upaya penanganan sampah seperti ini tidak hanya parsial dan dilakukan saat ini saja. Harapannya terus-menerus dilakukan sehingga menjadi sebuah gerakan nasional.

Wamen juga menyampaikan, sampah yang bermuara di pesisir dan laut ini sekitar 80 persen berasal dari daratan. Sampah plastik yang dijumpai di suatu lokasi pesisir dan laut juga bersifat lintas batas wilayah administrasi (trans-boundaries), yang dapat berpindah dari satu wilayah pesisir ke wilayah pesisir lainnya mengikuti pola arus laut.

"Oleh karena itu, dalam penanganannya harus menyeluruh hulu-hilir, dengan kerja-kerja pentahelix, dan kerja kolaborasi yang sifatnya kolektif," ujar Wamen.

Semangat sinergi dan kolaborasi ini pun bak gayung bersambut, di mana pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) III, PT. PLN, PT. PJB, pelajar Pramuka, dan masyarakat sekitar.

Alue Dohong mengatakan, kegiatan bersih pantai atau coastal clean up yang dilaksanakan Sabtu ini berlangsung secara bersamaan di tujuh tempat di Indonesia.

"Tidak hanya parsial, tetapi harus menjadi gerakan nasional yang terus menerus. Mengapa? Karena masalah sampah laut, terutama sampah plastik menjadi persoalan global mengingat sampah plastik tidak mengenal batas administratif, tapi terus mengalir dibawa gelombang air," jelasnya.

Kata Wamen, sampah plastik dari laut Australia bisa saja masuk ke Indonesia atau sebaliknya. Begitu juga dari Malaysia dapat masuk ke Indonesia dan sebaliknya.

"Selain itu sampah plastik sulit terurai oleh mikroorganisme air. Jadi butuh waktu sangat lama untuk menghancurkan sampah plastic di laut," ujar Alue Dohong.

Karenanya lanjut Alue Dohong, penegakkan hukum terhadap para pelanggar pembuangan sampah harus ditegakkan. Bagi yang buang sampah sembarangan seperti di jalan tol di Bekasi , ditangkap dan jadi tersangka, lalu diproses hukum.

Ke depan sampah di setiap kabupaten/kota harus diolah, bukan lagi di buang tempat pembuangan sampah terbuka, hal ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ini dilakukan agar masyarakat sadar, sebab sampah bukan hal sampingan, tapi kita perhatikan, dan dikelola dengan baik.

"Jadi, kesadaran, penegakan hukum, dan insentif finansial dalam kaitan pengelolaan sampah ini penting," jelasnya.

Turut hadir pada kesempatan ini, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Sigit Reliantoro, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Laksmi Dhewanthi, Kepala Badan Standardisasi Instrumen LHK, Ary Sudijanto, Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, SAM Bidang Industri dan Perdagangan Internasional, Eselon II KLHK, dan Kepala Dinas LH dan Kebersihan Kabupaten Tangerang.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1339 seconds (0.1#10.140)