Diajak Pulang Jokowi, Ainun Najib Tak Bisa Mengorbankan Masa Depan Anak

Senin, 07 Maret 2022 - 20:21 WIB
loading...
Diajak Pulang Jokowi, Ainun Najib Tak Bisa Mengorbankan Masa Depan Anak
Diaspora Indonesia di Singapura, Ainun Najib menyatakan ingin berkontribusi untuk Indonesia tanpa mengorbankan keluarga, terutama pendidikan anak-anaknya. FOTO/INSTAGRAM
A A A
JAKARTA - Ainun Najib , ahli data dan teknologi yang tinggal di Singapura merespons ajakan Presiden Jokowi pulang ke Tanah Air. Pria kelahiran Gresik, Jawa Timur ini siap memberikan kontribusi untuk Indonesia dengan syarat.

"Saya ingin berkontribusi untuk Indonesia…tanpa mengorbankan keluarga saya terutama pendidikan anak-anak saya," cuit Ainun Najib di akun Twitter resminya, Senin (7/3/2022).

Syarat yang diberikan Ainun Najib tidak bisa ditawar lagi. Sebab, mengorbankan pendidikan anak bukan hal yang bisa ia toleransi.

Baca juga: Sosok Ainun Najib, Rajin Puasa Daud saat Kuliah di Singapura

"Saya mampu untuk menoleransi banyak hal, tetapi mengorbankan masa depan anak-anak saya bukanlah salah satunya," cuit pria yang kini bekerja sebagai Head of Analytics, Platform & Regional Business di Grab Singapura itu.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi menyebut nama Ainun Najib saat memberikan sambutan pada acara pengukuhan Pengusu Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Balikpapan, Kalimantan Timur pada 31 Janauri 2022. Jokowi meminta bantuan kiai NU untuk membawa pulang pendiri KawalCovid19 itu ke Indonesia.

"Di sana gajinya sangat tinggi sekali, jadi kalau diajak ke sini harus bisa menggaji gede dari yang di Singapura. Ini tugasnya nanti Pak Kiai, kalau beliau yang ngendiko digaji berapa pun bismillah pasti mau," kata Jokowi.

Mengutip dialog yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Ainun Najib mengatakan, ada hal yang harus dipastikan pemerintah agar diaspora Indonesia mau kembali ke Tanah Air. Pertama, kesempatan atau opportunity dan kedua, stabilitas atau stability.

Baca juga: Profil Ainun Najib, Ahli Sains dan Teknologi NU yang Diminta Pulang Jokowi

Untuk opportunity, Indonesia memiliki banyak kesempatan sebgaia satu dari pemain besar di market terbesar ketiga di dunia, utamanya Asia Tenggara.

"Nah, stability mungkin agak tricky. Ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, ada yang pertimbangan stabilitas karier. Terus kalau saya pribadi, pendidikan anak-anak, enggak mau kalah dengan putra-putra njenengan, Pak, sekolah di Singapura," katanya.

Hal lain yang harus dipastikan adalah meritokrasi. Menurut definisinya, meritokrasi adalah suatu tatanan sosial dan politik, di mana kekuasaan atau otoritas diberikan kepada mereka yang punya keahlian, pengetahuan dan talenta. Atau gampangnya adalah suatu kondisi dimana orang yang tepat berada di tempat yang tepat.

"Talenta-talenta akan berkembang, berhasil dan berdampak jika berada di dalam ekosistem yang meritokratis. Sistem yg siapa yg kompeten, siapa yg mampu, dialah yg memimpin," cuit Ainun Najib pada 2 Maret 2022.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1456 seconds (0.1#10.140)