Wacana Penundaan Pemilu 2024 Dinilai Tak Berdasar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wacana penundaan Pemilu 2024 dinilai tidak berdasar. Wacana itu dikritik oleh Manajer Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad.
“Wacana penundaan pemilu itu tidak berdasar. Selain melanggar konstitusi, juga bertentangan dengan aspirasi publik," kata Saidiman kepada MPI, Jumat (4/3/2022).
Dia juga menilai di kalangan partai besar, wacana penundaan pemilu itu tidak memiliki daya tarik. Karena jika itu terjadi, ada demokrasi dan hak publik yang terabaikan.
"Di tingkat massa, penundaan pemilu tidak populer. Kalau itu dipaksakan, maka publik akan semakin terpinggirkan dalam proses demokrasi kita. Ini tidak sehat," ujarnya.
Menurut dia, partai politik serta para elite yang menyuarakan penundaan Pemilu 2024 itu menginginkan perpanjangan masa kekuasaan tanpa melibatkan aspirasi publik.
"Ya untuk elite-elite yang menyuarakan itu. Mereka ingin memperpanjang kekuasaan tanpa melibatkan aspirasi publik," ungkapnya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
“Wacana penundaan pemilu itu tidak berdasar. Selain melanggar konstitusi, juga bertentangan dengan aspirasi publik," kata Saidiman kepada MPI, Jumat (4/3/2022).
Dia juga menilai di kalangan partai besar, wacana penundaan pemilu itu tidak memiliki daya tarik. Karena jika itu terjadi, ada demokrasi dan hak publik yang terabaikan.
"Di tingkat massa, penundaan pemilu tidak populer. Kalau itu dipaksakan, maka publik akan semakin terpinggirkan dalam proses demokrasi kita. Ini tidak sehat," ujarnya.
Menurut dia, partai politik serta para elite yang menyuarakan penundaan Pemilu 2024 itu menginginkan perpanjangan masa kekuasaan tanpa melibatkan aspirasi publik.
"Ya untuk elite-elite yang menyuarakan itu. Mereka ingin memperpanjang kekuasaan tanpa melibatkan aspirasi publik," ungkapnya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(rca)