Survei IPO: Publik Nilai Menag dan Menaker Layak Diganti

Sabtu, 26 Februari 2022 - 13:49 WIB
loading...
Survei IPO: Publik Nilai...
Hasil survei IPO menyebutkan publik setuju pemerintah melakukan perombakan atau reshuffle kabinet di sisa akhir masa pemerintahannya. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Publik menyatakan setuju pemerintah melakukan kembali perombakan ( reshuffle ) kabinet. Hal itu tergambar dalam temuan survei yang dilakukan Indonesia Political Oponion (IPO).

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengungkapkan respons publik terhadap wacana reshuffle kabinet masih sangat tinggi. Publik masih mengharapkan Presiden Jokowi mengganti sejumlah menteri yang dianggap kinerjanya mendapat evaluasi dari masyarakat.

"Yang menyatakan masih perlu adanya reshuffle itu 11% tapi yang nyatakan perlu 41%. Berarti total ada 52% menyatakan reshuffle diperlukan mungkin tidak begitu dominan, tapi ada harapan publik bahwa reshuffle masih mungkin dilakukan di sisa jabatan Presiden," kata Dedi dalam diskusi MNC Trijaya Network, Sabtu (26/2/2022).



Dedi merinci, sejumlah menteri yang masuk dalam daftar reshuffle versi surveinya di antaranya; Menag Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menjadi menteri yang dianggap paling layak untuk di-reshuffle dengan 62%. Lalu Menaker Ida Fauziyah dengan 42%.



Untuk Menaker ini memang sejak konflik buruh termasuk UU Cipta Kerja, publik sudah sering mencatat dalam daftar menteri yang layak di-reshuffle. Sementara, dengan Menag, Dedi menduga akan ada keinginan yang lebih tinggi lagi menyusul polemik pengeras suara di masjid atau musala. "Ini belum karena ini selesai 22 Februari. Jadi toa belum masuk mungkin kalau sekarang bisa makin meningkat dratis," pungkasnya.

Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada periode 15-22 Februari 2022. Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1.220 responden yang dijadikan informan dalam penelitian periode ini.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90%, dengan tingkat akurasi data 95%. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)