Selain Pasang Baliho, Capres Perlu Lakukan Ini untuk Dongkrak Elektabilitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang Pilpres 2024 , marak bertebaran baliho bergambar sejumlah tokoh nasional yang digadang-gadang jadi capres. Cara-cara ini dinilai tidak bisa secara signifikan mendongkrak elektabilitas tokoh pada Pilpres 2024 .
"Orientasi baliho lebih pada popularitas, bukan elektabilitas. Karena ia berfungsi untuk mengenalkan tokoh secara visual pada publik," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (15/2/2022) malam.
Sesuai orientasi yang hanya untuk mengenalkan sosok, menurut dia, elektabilitas tetap harus diupayakan dari strategi pendukung, seperti melakukan kunjungan ke masyarakat, membangun simpul simpatisan, hingga meramu program berkelanjutan yang memungkinkan publik semakin mengenal tokoh dan program politik yang diusung.
"Semakin panjang durasi semakin baik, dan ini bagian dari tugas parpol dalam menjalin relasi publik yang berkelanjutan. Meskipun sampai hari ini belum ada yang melakukan. Politisi dan parpol masih mengandalkan strategi instan, intensitas berhubungan dengan publik hanya saat mendekati pemilihan," ujarnya.
Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono mengakui, baliho sebagai alat peraga tidak serta-merta berdampak pada meningkatnya elektabilitas. Namun, untuk tahap awal pengenalan masyarakat, metode ini tetap dibutuhkan.
Airlangga Hartarto sebagai sosok capres yang telah diusung Partai Golkar juga sudah bergerak turun ke masyarakat. "Jadi pada saat-saat selesai melakukan kedinasan nah itu baru beliau melakukan konsolidasi, pertemuan-pertemuan masyarakat," kata Dave.
Bahkan, Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 ini mengatakan, untuk mendongrak elektabilitas Airlangga jelang Pilpres 2024, para kader Partai Golkar juga turun ke bawah untuk menyosialisasikan menteri koordinator bidang perekonomian tersebut. "Ada itu, sejak tahun lalu udah kok (kader sosialisasikan Airlangga Hartarto sebagai capres ke masyarakat)," tuturnya.
Wasekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim juga mengakui bahwa partainya tidak hanya mengandalkan atribut luar ruang seperti baliho untuk mendongrak elektabilitas Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar.
Yang sekarang sedang dikerjakan oleh PKB, kata Luqman, tidak hanya mengenalkan Cak Imin dengan menggunakan berbagai atribut seperti baliho dan spanduk. Selain itu, Cak Imin melakukan sesuatu yang konkret bermanfaat seperti membagi sembako serta membantu membangun rumah orang miskin.
"Nah tentu kita berharap dengan apa yang kita lakukan itu bisa mendongrak elektabilitas Cak Imin."
"Orientasi baliho lebih pada popularitas, bukan elektabilitas. Karena ia berfungsi untuk mengenalkan tokoh secara visual pada publik," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (15/2/2022) malam.
Sesuai orientasi yang hanya untuk mengenalkan sosok, menurut dia, elektabilitas tetap harus diupayakan dari strategi pendukung, seperti melakukan kunjungan ke masyarakat, membangun simpul simpatisan, hingga meramu program berkelanjutan yang memungkinkan publik semakin mengenal tokoh dan program politik yang diusung.
"Semakin panjang durasi semakin baik, dan ini bagian dari tugas parpol dalam menjalin relasi publik yang berkelanjutan. Meskipun sampai hari ini belum ada yang melakukan. Politisi dan parpol masih mengandalkan strategi instan, intensitas berhubungan dengan publik hanya saat mendekati pemilihan," ujarnya.
Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono mengakui, baliho sebagai alat peraga tidak serta-merta berdampak pada meningkatnya elektabilitas. Namun, untuk tahap awal pengenalan masyarakat, metode ini tetap dibutuhkan.
Airlangga Hartarto sebagai sosok capres yang telah diusung Partai Golkar juga sudah bergerak turun ke masyarakat. "Jadi pada saat-saat selesai melakukan kedinasan nah itu baru beliau melakukan konsolidasi, pertemuan-pertemuan masyarakat," kata Dave.
Bahkan, Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 ini mengatakan, untuk mendongrak elektabilitas Airlangga jelang Pilpres 2024, para kader Partai Golkar juga turun ke bawah untuk menyosialisasikan menteri koordinator bidang perekonomian tersebut. "Ada itu, sejak tahun lalu udah kok (kader sosialisasikan Airlangga Hartarto sebagai capres ke masyarakat)," tuturnya.
Wasekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim juga mengakui bahwa partainya tidak hanya mengandalkan atribut luar ruang seperti baliho untuk mendongrak elektabilitas Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar.
Yang sekarang sedang dikerjakan oleh PKB, kata Luqman, tidak hanya mengenalkan Cak Imin dengan menggunakan berbagai atribut seperti baliho dan spanduk. Selain itu, Cak Imin melakukan sesuatu yang konkret bermanfaat seperti membagi sembako serta membantu membangun rumah orang miskin.
"Nah tentu kita berharap dengan apa yang kita lakukan itu bisa mendongrak elektabilitas Cak Imin."
(zik)