Dampak Negatif Media Sosial bagi Remaja
loading...
A
A
A
Media sosial telah dengan cepat menjadi bagian dari kehidupan para remaja. Meskipun media ini tampak seperti tempat yang menyenangkan dan tidak berbahaya untuk berbagi foto dan berinteraksi dengan orang lain, namun ada kekhawatiran yang terus berkembang tentang dampaknya. Studi terbaru bahkan menyoroti efek negatif dari media sosial yang terkait dengan kesehatan mental, kerentanan, waktu tidur, hingga percobaan bunuh diri.
Faktanya, ada banyak cara media sosial dapat menimbulkan efek negatif bagi para remaja, antara lain sebagai berikut:
Rusaknya Manajemen Waktu
Berselancar di media sosial selama beberapa menit dapat dengan cepat berubah menjadi berjam-jam. Hal ini berdampak pada melesetnya waktu untuk mengerjakan tugas bagi para remaja. Gangguan konstan dari media sosial juga sebenarnya dapat memperburuk masalah perhatian dan mengurangi kemampuan pembelajaran dan kinerja.
Gangguan Waktu Tidur
Statistik menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari total remaja yang disurvei mengakui bahwa mereka secara rutin menggunakan ponsel mereka sebelum tidur. Akibatnya, remaja ini rata-rata kurang tidur satu jam di malam hari dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak menggunakan ponsel sebelum tidur. Bukan hanya cahaya dari perangkat elektronik yang membuat remaja menjadi sulit untuk tertidur, tetapi juga stres dan kecemasan konten di media sosial.
Kurangnya Kepercayaan Diri
Media sosial telah mempermudah para remaja untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini terutama berlaku untuk para gadis remaja yang terus-menerus membandingkan diri mereka dengan gadis lain, model, atau gambar hasil olahan photoshop. Perbandingan ini dapat membuat para remaja perempuan ini merasa kurang percaya diri dan berdampak negatif pada kepercayaan diri mereka.
Isolasi Sosial
Berinteraksi tatap muka jauh berbeda dengan berinteraksi di belakang layar. Studi terbaru menemukan korelasi antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan isolasi sosial yang dirasakan di masyarakat. Remaja menggunakan media sosial dengan keyakinan bahwa inilah cara yang menghubungkan mereka dengan orang lain, padahal sebenarnya, media sosial membawa mereka keluar dari saat ini dan kehidupan mereka. Kebiasaan ini, pada gilirannya, akan membuat mereka merasa lebih terisolasi.
Solusi untuk Mengurangi Dampak Negatif Media Sosial
Dengan sederet dampak negatif media sosial ini, lantas apa yang bisa dilakukan para orang tua untuk dapat meminimalisir efek buruk tersebut? Jawabannya hanya ada satu: monitoring. Dengan konsep monitoring yang baik, para orang tua dapat mengaplikasikan beberapa strategi turunan seperti mengurangi penggunaan media sosial, dan mengarahkan anak pada kebiasaan digital yang baik.
Salah satu kebiasaan digital yang baik adalah menggunakan media internet ini untuk belajar bahasa asing langsung dari native speaker seperti yang ada di LingoAce . Startup EdTech kelas global ini adalah salah satu platform terdepan yang secara khusus fokus untuk memberikan pengalaman kursus bahasa Mandarin yang efektif dan efisien.
Tujuan utama ini coba diraih LingoAce dengan berbagai strategi akurat seperti menggunakan jasa guru native speaker yang profesional, mengaplikasikan kurikulum standar internasional serta menggunakan konsep kelas yang eksklusif dimana hanya ada maksimal enam peserta didik dalam satu sesi belajar.
Kombinasi semua fitur terbaik ini berhasil membawa LingoAce pada prestasi dimana startup ini berhasil masuk dalam daftar 150 EdTech terbaik dari 3000 perusahaan swasta. Pencapaian ini tentunya sejalan dengan perkembangan LingoAce yang telah berhasil mendidik lebih dari 300 ribu murid dari 80 negara.
Ayo bergabung sekarang dengan mengikuti kelas free trial gratis dari LingoAce!
Faktanya, ada banyak cara media sosial dapat menimbulkan efek negatif bagi para remaja, antara lain sebagai berikut:
Rusaknya Manajemen Waktu
Berselancar di media sosial selama beberapa menit dapat dengan cepat berubah menjadi berjam-jam. Hal ini berdampak pada melesetnya waktu untuk mengerjakan tugas bagi para remaja. Gangguan konstan dari media sosial juga sebenarnya dapat memperburuk masalah perhatian dan mengurangi kemampuan pembelajaran dan kinerja.
Gangguan Waktu Tidur
Statistik menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari total remaja yang disurvei mengakui bahwa mereka secara rutin menggunakan ponsel mereka sebelum tidur. Akibatnya, remaja ini rata-rata kurang tidur satu jam di malam hari dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak menggunakan ponsel sebelum tidur. Bukan hanya cahaya dari perangkat elektronik yang membuat remaja menjadi sulit untuk tertidur, tetapi juga stres dan kecemasan konten di media sosial.
Kurangnya Kepercayaan Diri
Media sosial telah mempermudah para remaja untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini terutama berlaku untuk para gadis remaja yang terus-menerus membandingkan diri mereka dengan gadis lain, model, atau gambar hasil olahan photoshop. Perbandingan ini dapat membuat para remaja perempuan ini merasa kurang percaya diri dan berdampak negatif pada kepercayaan diri mereka.
Isolasi Sosial
Berinteraksi tatap muka jauh berbeda dengan berinteraksi di belakang layar. Studi terbaru menemukan korelasi antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan isolasi sosial yang dirasakan di masyarakat. Remaja menggunakan media sosial dengan keyakinan bahwa inilah cara yang menghubungkan mereka dengan orang lain, padahal sebenarnya, media sosial membawa mereka keluar dari saat ini dan kehidupan mereka. Kebiasaan ini, pada gilirannya, akan membuat mereka merasa lebih terisolasi.
Solusi untuk Mengurangi Dampak Negatif Media Sosial
Dengan sederet dampak negatif media sosial ini, lantas apa yang bisa dilakukan para orang tua untuk dapat meminimalisir efek buruk tersebut? Jawabannya hanya ada satu: monitoring. Dengan konsep monitoring yang baik, para orang tua dapat mengaplikasikan beberapa strategi turunan seperti mengurangi penggunaan media sosial, dan mengarahkan anak pada kebiasaan digital yang baik.
Salah satu kebiasaan digital yang baik adalah menggunakan media internet ini untuk belajar bahasa asing langsung dari native speaker seperti yang ada di LingoAce . Startup EdTech kelas global ini adalah salah satu platform terdepan yang secara khusus fokus untuk memberikan pengalaman kursus bahasa Mandarin yang efektif dan efisien.
Tujuan utama ini coba diraih LingoAce dengan berbagai strategi akurat seperti menggunakan jasa guru native speaker yang profesional, mengaplikasikan kurikulum standar internasional serta menggunakan konsep kelas yang eksklusif dimana hanya ada maksimal enam peserta didik dalam satu sesi belajar.
Kombinasi semua fitur terbaik ini berhasil membawa LingoAce pada prestasi dimana startup ini berhasil masuk dalam daftar 150 EdTech terbaik dari 3000 perusahaan swasta. Pencapaian ini tentunya sejalan dengan perkembangan LingoAce yang telah berhasil mendidik lebih dari 300 ribu murid dari 80 negara.
Ayo bergabung sekarang dengan mengikuti kelas free trial gratis dari LingoAce!
(atk)