Profil 10 Calon Anggota Bawaslu, Ada Petahana hingga Jurnalis
loading...
A
A
A
JAKARTA - 14 calon anggota Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) dan 10 calon anggota Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu ) dijadwalkan akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi II DPR pada 14-16 Februari 2022. Tidak seperti 14 calon anggota KPU RI, 10 calon anggota Bawaslu RI memiliki profil yang sedikit lebih beragam.
Meskipun ada lebih banyak petahana dari Bawaslu RI, provinsi dan panwaslu, ada calon yang berlatar belakang akademisi dan ada juga jurnalis. Berikut profil singkat 10 calon anggota Bawaslu periode 2022-2027:
1. Fritz Edward Siregar
Pria kelahiran Meda, 27 November 1976 ini merupakan lulusan Doctor of Juridicial Science (SJD) University of New South Wales, Sydney, Australia. Kini, ia menjabat sebagai anggota Bawaslu periode 2017-2022.
Sebelumnya, ia mengajar hukum tata negara di STH Indonesia Jentera pada 2016-2017, lalu menjadi research assistant Faculty of Law University of Sydney sejak 2012 hingga 2015, program officer Indonesia-Netherland National Legal Reform Program pada 2009-2011.
Fritz pernah menjadi Staf Khusus di Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Tingkat Pusat tahun 1999, menjadi pemantau pemilu tahun 2004 dan menjadi asisten hakim Mahkamah Konstitusi periode 2004-2009. Ia pun aktif di sejumlah organisasi, seperti Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia, dan Australasian Evulation Society.
2. Rahmat Bagja
Bagja lahir di Medan, 10 Februari 1980 dan berhasil mendapatkan gelar Master of Law Utrecht University. Kini, ia menjabat sebagai anggota Bawaslu RI periode 2017-2022.
Sebelumnya, Bagja pernah menjadi dosen Universitas Al-Azhar Indonesia, tenaga ahli Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, dan asisten advokat Kantor Hukum Widjojanto.
Bagja juga aktif di sejumlah organisasi, seperti menjadi pengurus Ansor DKI Jakarta, Wakil Ketua Kahmi Depok, Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Hukum Ul, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UI dan Chief of Indonesian Student Association Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht, The Netherlands, Belanda.
3. Herwyn Jefler Hielsa Malonda
Pria ini merupakan kelahiran Passo, 30 Januari 1972 dan meraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan di Universitas Brawijaya. Kini, ia menjabat sebagai Ketua Bawaslu Sulawesi Utara sejak 2012.
Sebelumnya, Herwyn pernah menjadi Koordinator Pemantau Pemilu EMC SBSI tahun 1999, Wakil Ketua Panwaslu Minahasa 2003-2004, Ketua Panwaslu Minahasa tahun 2005, 2007-2008 dan Anggota KPU Minahasa, 2008-2012. Herwyn juga aktif di sejumlah organisasi yakni GMNI Kota Manado, GMNI Sulut, GMKI, KNPI, dan sinode GMIM.
4. Lolly Suhenty
Perempuan kelahiran Cianjur 28 Februari 1978 ini merupakan lulusan Magister Universitas Pakuan, Bogor. Kini, Lolly menjabat anggota Bawaslu Jawa Barat.
Sebelumnya, Lolly pernah menjadi tenaga ahli DPD periode 2010-2018, Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP RI), dan terlibat dalam Divisi Advokasi Kebijakan Publik Sekretariat Nasional Koalisi Perempuan Indonesia.
Lolly juga aktif di sejumlah organisasi, seperti pengurus pusat Fatayat NU, jaringan alimat, Pengurus Alimat, Pengurus PMII, dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) di Jawa Barat.
5. Totok Hariyono
Totok menamatkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sunan Giri, Malang. Kini, ia menjabat sebagai anggota Bawaslu Jawa Timur.
Sebelumnya, pernah menjadi Wakil Ketua Panwaslu Legislatif dan Pilpres Kabupaten Malang, anggota Panwas Pilgub Kabupaten Malang dan anggota Komisi Hukum KPUD Kabupaten Malang.
Selain itu, Totok juga pernah menjadi pimpinan redaksi harian pagi sebuah media massa. Totok juga aktif di sejumlah organisasi, ia pernah menjadi pengurus GMNI Malang, Pengurus Gerakan Mahasiswa Pecinta Keadilan Sosial dan anggota Persatuan Advokat Indonesia, dan anggota PMN (Pusat Mediasi Nasional).
6. Subair
Subair merupakan lulusan Doktor IAIN Ambon. Kini, ia menjabat anggota Bawaslu Maluku. Sebelumnya, Subair pernah menjadi dosen di IAIN Ambon, Ketua Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushulidin Dakwah, Ketua Senat IAIN Ambon, anggota Panwaslu Kota Ambon, dan Kordinator JPPR Bone.
Subair juga aktif di sejumlah organisasi, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bone, Pemuda Muhammadiyah Bone, Ketua Bidang Penelitian Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku serta pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku.
7. Puadi
Pria kelahiran Bekasi, 4 Januari 1974 ini tengah menempuh program Doktoralnya di Universitas Nasional Jakarta. Kini, ia menjabat sebagai Anggota Bawaslu DKI Jakarta sejak 2017 sekaligus menjadi Tim Pemeriksa Daerah (TPD) DKPP.
Sebelumnya, Puadi pernah menjadi Ketua Panwaslu Jakarta Barat di 2012. Ia juga pernah menjadi Guru di sejumlah sekolah di Jakarta, seperti SMAN 28, SMAN 24, SMAN 37, dan SMAN 30, serta Kepala Cabang Primagama Kelapa Gading.
Puadi juga aktif di organisasi, antara lain pernah menjadi pengurus HMI Cabang Jakarta; Ketua Bidang Litbang NGO Masyarakat Indonesia Baru; Ketua Bidang Seni dan Budaya Kahmi Jaya; dan Ketua Bidang Hima PPKN Universitas Negeri Jakarta.
8. Andi Tenri Sompa
Perempuan kelahiran Ujung Pandang, 21 Mei 1976 ini berhasil meraih gelar doktornya di Universitas Indonesia (UI). Andi Tenri merupakan akademisi tulen, sejak awal karirnya ia banyak menggeluti profesi di kampus.
Saat ini, dia menjadi dosen di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Selama bekerja di ULM, Andi pernah menjabat, antara lain auditor mutu internal ULM, Sekretaris Program S3 Studi Pembangunan, Ketua Program Magister Administrasi Pembangunan dan Sekretaris Program S3 Ilmu Sosial Kerja Sama ULM-UNAIR dan Program Pendirian S3 Ilmu Sosial.
Andi Tenri juga terlibat di banyak organisasi asosiasi ilmu politik hingga saat ini, seperti misalnya Asosiasi Dosen Ilmu Politik Seluruh Indonesia, Asosiasi Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI), Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), dan Asosiasi Dosen Ilmu Politik Indonesia (ADIPI).
9. Aditya Perdana
Aditya Perdana berhasil meraih Doktor Ilmu Politik di Universitat Hamburg, Germany. Ia juga lulusan Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI).
Aditya yang berlatar akademisi ini merupakan dosen tetap Departemen Ilmu Politik FISIP UI serta Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) LPPSP FISIP UI. Aditya juga pernah menjadi staf peneliti YAPPIKA, LSM yang bergerak pada isu good governance dan capacity building dan terlibat di program officer CETRO (Centre for Electoral Reform) di Jakarta.
Adapun pengalaman organisasi Aditya antara lain, Sekretaris IASI (Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman) periode 2012-2014, Ketua bidang Litbang Senat Mahasiswa FISIP UI tahun 2002- 2003, Ketua bidang Media dan Jurnalistik Forum Studi Islam (FSI) FISIP UI tahun 2001-2002, dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP UI tahun 2000-2004.
10. Mardiana Rusli
Mardiana Rusli lahir di Ujung Pandang, 25 Mei 1976. Mardiana merupakan seorang jurnalis yang tinggal di Makassar dan terlibat dalam NGO penggiat pemilu.
Sebelumnya, ia pernah menjadi koresponden atau video jurnalis di sejumlah media dan Koordinator JPPR. Bahkan, Mardiana pernah menjadi Anggota KPU Sulawesi Selatan periode 2013-2018.
Mardiana juga aktif di beberapa organisasi, yakni Ketua Presidum Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Selatan, Dewan Penasehat PW Fatayat Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan, Pengurus Wilayah Kerukunan keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Wilayah Sulawesi Selatan, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Lihat Juga: Pembacokan Pendukung Cabup Sampang, Bawaslu Ingatkan Pilkada Proses Pergantian Kekuasaan secara Damai
Meskipun ada lebih banyak petahana dari Bawaslu RI, provinsi dan panwaslu, ada calon yang berlatar belakang akademisi dan ada juga jurnalis. Berikut profil singkat 10 calon anggota Bawaslu periode 2022-2027:
1. Fritz Edward Siregar
Pria kelahiran Meda, 27 November 1976 ini merupakan lulusan Doctor of Juridicial Science (SJD) University of New South Wales, Sydney, Australia. Kini, ia menjabat sebagai anggota Bawaslu periode 2017-2022.
Sebelumnya, ia mengajar hukum tata negara di STH Indonesia Jentera pada 2016-2017, lalu menjadi research assistant Faculty of Law University of Sydney sejak 2012 hingga 2015, program officer Indonesia-Netherland National Legal Reform Program pada 2009-2011.
Fritz pernah menjadi Staf Khusus di Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Tingkat Pusat tahun 1999, menjadi pemantau pemilu tahun 2004 dan menjadi asisten hakim Mahkamah Konstitusi periode 2004-2009. Ia pun aktif di sejumlah organisasi, seperti Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia, dan Australasian Evulation Society.
2. Rahmat Bagja
Bagja lahir di Medan, 10 Februari 1980 dan berhasil mendapatkan gelar Master of Law Utrecht University. Kini, ia menjabat sebagai anggota Bawaslu RI periode 2017-2022.
Sebelumnya, Bagja pernah menjadi dosen Universitas Al-Azhar Indonesia, tenaga ahli Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, dan asisten advokat Kantor Hukum Widjojanto.
Bagja juga aktif di sejumlah organisasi, seperti menjadi pengurus Ansor DKI Jakarta, Wakil Ketua Kahmi Depok, Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Hukum Ul, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UI dan Chief of Indonesian Student Association Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht, The Netherlands, Belanda.
3. Herwyn Jefler Hielsa Malonda
Pria ini merupakan kelahiran Passo, 30 Januari 1972 dan meraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan di Universitas Brawijaya. Kini, ia menjabat sebagai Ketua Bawaslu Sulawesi Utara sejak 2012.
Sebelumnya, Herwyn pernah menjadi Koordinator Pemantau Pemilu EMC SBSI tahun 1999, Wakil Ketua Panwaslu Minahasa 2003-2004, Ketua Panwaslu Minahasa tahun 2005, 2007-2008 dan Anggota KPU Minahasa, 2008-2012. Herwyn juga aktif di sejumlah organisasi yakni GMNI Kota Manado, GMNI Sulut, GMKI, KNPI, dan sinode GMIM.
4. Lolly Suhenty
Perempuan kelahiran Cianjur 28 Februari 1978 ini merupakan lulusan Magister Universitas Pakuan, Bogor. Kini, Lolly menjabat anggota Bawaslu Jawa Barat.
Sebelumnya, Lolly pernah menjadi tenaga ahli DPD periode 2010-2018, Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP RI), dan terlibat dalam Divisi Advokasi Kebijakan Publik Sekretariat Nasional Koalisi Perempuan Indonesia.
Lolly juga aktif di sejumlah organisasi, seperti pengurus pusat Fatayat NU, jaringan alimat, Pengurus Alimat, Pengurus PMII, dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) di Jawa Barat.
5. Totok Hariyono
Totok menamatkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sunan Giri, Malang. Kini, ia menjabat sebagai anggota Bawaslu Jawa Timur.
Sebelumnya, pernah menjadi Wakil Ketua Panwaslu Legislatif dan Pilpres Kabupaten Malang, anggota Panwas Pilgub Kabupaten Malang dan anggota Komisi Hukum KPUD Kabupaten Malang.
Selain itu, Totok juga pernah menjadi pimpinan redaksi harian pagi sebuah media massa. Totok juga aktif di sejumlah organisasi, ia pernah menjadi pengurus GMNI Malang, Pengurus Gerakan Mahasiswa Pecinta Keadilan Sosial dan anggota Persatuan Advokat Indonesia, dan anggota PMN (Pusat Mediasi Nasional).
6. Subair
Subair merupakan lulusan Doktor IAIN Ambon. Kini, ia menjabat anggota Bawaslu Maluku. Sebelumnya, Subair pernah menjadi dosen di IAIN Ambon, Ketua Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushulidin Dakwah, Ketua Senat IAIN Ambon, anggota Panwaslu Kota Ambon, dan Kordinator JPPR Bone.
Subair juga aktif di sejumlah organisasi, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bone, Pemuda Muhammadiyah Bone, Ketua Bidang Penelitian Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku serta pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku.
7. Puadi
Pria kelahiran Bekasi, 4 Januari 1974 ini tengah menempuh program Doktoralnya di Universitas Nasional Jakarta. Kini, ia menjabat sebagai Anggota Bawaslu DKI Jakarta sejak 2017 sekaligus menjadi Tim Pemeriksa Daerah (TPD) DKPP.
Sebelumnya, Puadi pernah menjadi Ketua Panwaslu Jakarta Barat di 2012. Ia juga pernah menjadi Guru di sejumlah sekolah di Jakarta, seperti SMAN 28, SMAN 24, SMAN 37, dan SMAN 30, serta Kepala Cabang Primagama Kelapa Gading.
Puadi juga aktif di organisasi, antara lain pernah menjadi pengurus HMI Cabang Jakarta; Ketua Bidang Litbang NGO Masyarakat Indonesia Baru; Ketua Bidang Seni dan Budaya Kahmi Jaya; dan Ketua Bidang Hima PPKN Universitas Negeri Jakarta.
8. Andi Tenri Sompa
Perempuan kelahiran Ujung Pandang, 21 Mei 1976 ini berhasil meraih gelar doktornya di Universitas Indonesia (UI). Andi Tenri merupakan akademisi tulen, sejak awal karirnya ia banyak menggeluti profesi di kampus.
Saat ini, dia menjadi dosen di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Selama bekerja di ULM, Andi pernah menjabat, antara lain auditor mutu internal ULM, Sekretaris Program S3 Studi Pembangunan, Ketua Program Magister Administrasi Pembangunan dan Sekretaris Program S3 Ilmu Sosial Kerja Sama ULM-UNAIR dan Program Pendirian S3 Ilmu Sosial.
Andi Tenri juga terlibat di banyak organisasi asosiasi ilmu politik hingga saat ini, seperti misalnya Asosiasi Dosen Ilmu Politik Seluruh Indonesia, Asosiasi Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI), Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), dan Asosiasi Dosen Ilmu Politik Indonesia (ADIPI).
9. Aditya Perdana
Aditya Perdana berhasil meraih Doktor Ilmu Politik di Universitat Hamburg, Germany. Ia juga lulusan Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI).
Aditya yang berlatar akademisi ini merupakan dosen tetap Departemen Ilmu Politik FISIP UI serta Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) LPPSP FISIP UI. Aditya juga pernah menjadi staf peneliti YAPPIKA, LSM yang bergerak pada isu good governance dan capacity building dan terlibat di program officer CETRO (Centre for Electoral Reform) di Jakarta.
Adapun pengalaman organisasi Aditya antara lain, Sekretaris IASI (Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman) periode 2012-2014, Ketua bidang Litbang Senat Mahasiswa FISIP UI tahun 2002- 2003, Ketua bidang Media dan Jurnalistik Forum Studi Islam (FSI) FISIP UI tahun 2001-2002, dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP UI tahun 2000-2004.
10. Mardiana Rusli
Mardiana Rusli lahir di Ujung Pandang, 25 Mei 1976. Mardiana merupakan seorang jurnalis yang tinggal di Makassar dan terlibat dalam NGO penggiat pemilu.
Sebelumnya, ia pernah menjadi koresponden atau video jurnalis di sejumlah media dan Koordinator JPPR. Bahkan, Mardiana pernah menjadi Anggota KPU Sulawesi Selatan periode 2013-2018.
Mardiana juga aktif di beberapa organisasi, yakni Ketua Presidum Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Selatan, Dewan Penasehat PW Fatayat Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan, Pengurus Wilayah Kerukunan keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Wilayah Sulawesi Selatan, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Lihat Juga: Pembacokan Pendukung Cabup Sampang, Bawaslu Ingatkan Pilkada Proses Pergantian Kekuasaan secara Damai
(rca)