Lonjakan Kasus Covid-19 Disebabkan Peningkatan Testing dan Tracing

Senin, 31 Januari 2022 - 19:35 WIB
loading...
Lonjakan Kasus Covid-19 Disebabkan Peningkatan Testing dan Tracing
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir. Dia mengatakan, positivity rate mingguan meningkat sebesar 3,65%.

“Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar Nadia dalam siaran pers, Senin (31/1/2022).

Diketahui, kenaikan kasus konfirmasi harian Covid-19 terus terjadi dalam satu minggu terakhir. Kemarin angka kasus harian mencapai 12.422.





Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga terus menggenjot upaya testing dan tracing sebagai bentuk usaha deteksi dini. Nadia mengatakan bahwa untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” katanya.

Kenaikan positivity rate ini menunjukkan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per 30 Januari 2022, jumlah orang yang dites adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu.

Angka tersebut jauh di atas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu. Dia menjelaskan peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru.

“Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” ujar Nadia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3689 seconds (0.1#10.140)