Ridwan Kamil Singgung Ganjar dan Anies: Yang Ikut Rute Pak Jokowi Itu Saya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan keseriusannya maju sebagai calon presiden (capres) 2024 . Pengalaman sebagai wali Kota Bandung dan gubernur Jawa Barat mengukuhkan posisinya sebagai “penguasa” wilayah dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia. Ini adalah modal yang membuat Ridwan Kamil cukup pede untuk menawarkan diri.
”Abang kan tahu, Jawa Barat ini penduduknya hampir 50 juta. Pemilihnya sekitar 32-34 juta, itu secara nasional setara 20 persen suara. Jadi kalau mau menang di pilpres ya harus menang di Jawa Barat,” kata pejabat yang akrab disapa Emil itu dalam video di saluran Youtube Akbar Faizal Uncencored, dikutip Jumat (28/1/2022).
Emil mengaku sangat bersyukur bahwa namanya selalu berada di posisi lima besar survei elektabilitas. Dan yang lebih melegakan, hasil survei sejumlah lembaga tersebut menunjukkan adanya tren peningkatan elektabilitasnya. Kendati belum pernah menyentuh posisi tertinggi, Emil menganggap angka alektabilitas yang diraihnya adalah hasil terbaik mengingat dia relatif belum melakukan persiapan apa pun untuk pemilihan presiden.
”Banyak yang alergi disebut melakukan pencitraan. Kalau saya tidak. Saya melakukan pencitraan hanya dengan menginformasikan apa yang sudah saya lakukan sebagai pemimpin dengan lebih sedikit. Itu kan tidak apa-apa karena selama ini kurang diberitakan,” ujar arsitek lulusan ITB ini.
Menurut Emil, angka elektabilitas yang diperolehnya itu adalah akumulasi dari apa yang direkam masyarakat sejak dia menjabat wali kota. Apresiasi masyarakat terhadap apa yang telah dia lakukan dituangkan lewat dukungan pada survei.
“Dan saya itu kan baru satu periode. Kalau Mas Ganjar kan dua periode, sehingga kalau beliau di Jawa Tengah sangat megang banget ya wajar. Atau Pak Anies yang punya atensi dalam pemberitaan karena gubernur DKI. Saya itu di tengah-tengah,” jelas Emil.
Dia lalu membandingkan langkahnya dengan apa yang pernah dilakukan Presiden Jokowi. ”Anda lihat Pak Jokowi kan? Wali kota, lalu gubernur. Jadi dari semua calon, yang ikut rute Pak Jokowi sebenarnya saya. Beliau wali kota Solo, saya wali kota Bandung. Beliau gubernur DKI Jakarta, saya gubernur Jawa Barat. Kan begitu?” tutur Emil.
”Abang kan tahu, Jawa Barat ini penduduknya hampir 50 juta. Pemilihnya sekitar 32-34 juta, itu secara nasional setara 20 persen suara. Jadi kalau mau menang di pilpres ya harus menang di Jawa Barat,” kata pejabat yang akrab disapa Emil itu dalam video di saluran Youtube Akbar Faizal Uncencored, dikutip Jumat (28/1/2022).
Emil mengaku sangat bersyukur bahwa namanya selalu berada di posisi lima besar survei elektabilitas. Dan yang lebih melegakan, hasil survei sejumlah lembaga tersebut menunjukkan adanya tren peningkatan elektabilitasnya. Kendati belum pernah menyentuh posisi tertinggi, Emil menganggap angka alektabilitas yang diraihnya adalah hasil terbaik mengingat dia relatif belum melakukan persiapan apa pun untuk pemilihan presiden.
”Banyak yang alergi disebut melakukan pencitraan. Kalau saya tidak. Saya melakukan pencitraan hanya dengan menginformasikan apa yang sudah saya lakukan sebagai pemimpin dengan lebih sedikit. Itu kan tidak apa-apa karena selama ini kurang diberitakan,” ujar arsitek lulusan ITB ini.
Menurut Emil, angka elektabilitas yang diperolehnya itu adalah akumulasi dari apa yang direkam masyarakat sejak dia menjabat wali kota. Apresiasi masyarakat terhadap apa yang telah dia lakukan dituangkan lewat dukungan pada survei.
“Dan saya itu kan baru satu periode. Kalau Mas Ganjar kan dua periode, sehingga kalau beliau di Jawa Tengah sangat megang banget ya wajar. Atau Pak Anies yang punya atensi dalam pemberitaan karena gubernur DKI. Saya itu di tengah-tengah,” jelas Emil.
Dia lalu membandingkan langkahnya dengan apa yang pernah dilakukan Presiden Jokowi. ”Anda lihat Pak Jokowi kan? Wali kota, lalu gubernur. Jadi dari semua calon, yang ikut rute Pak Jokowi sebenarnya saya. Beliau wali kota Solo, saya wali kota Bandung. Beliau gubernur DKI Jakarta, saya gubernur Jawa Barat. Kan begitu?” tutur Emil.
(muh)