Sejumlah Kalangan Sebut Perempuan Terbukti Bisa Jadi Pemimpin Indonesia

Senin, 24 Januari 2022 - 19:16 WIB
loading...
Sejumlah Kalangan Sebut Perempuan Terbukti Bisa Jadi Pemimpin Indonesia
Webinar Bamusi PDIP dengan judul Martabat dan Perjuangan Perempuan dari Persepektif Agama, Sejarah, dan Budaya, Senin (24/1/2022). FOTO/TANGKAPAN LAYAR
A A A
JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan, perempuan Indonesia secara historis terus berkipah di segala bidang. Menurutnya, tak hanya laki-laki, sejarah mencatat seorang perempuan bisa menegakkan amanat kontitusi.

Hal ini disampaikan dalam Webinar yang diadakan Bamusi PDI Perjuangan (PDIP) dengan judul "Martabat dan Perjuangan Perempuan dari Persepektif Agama, Sejarah, dan Budaya", Senin (24/1/2022). Dalam acara ini turut hadir Ketua DPP PDIP yakni Ahmad Basarah, Eriko Sotarduga, Sri Rahayu, dan Mindo Sianipar.

"Ibu Megawati berjuang melawan otoritarianisme politik pada masa lalu menuju reformasi demokrasi, beliau juga menjadi presiden perempuan pertama Indonesia serta inilah yang tercatat beliau mengikis apa yang disebut ideologi ibuisme pada waktu itu, pada saaat itu kencang sekali bahwa politik itu bukan ranahnya perempuan," kata Siti secara daring.

Baca juga: 4 Perempuan Muslim Terkaya di Dunia, Nomor Terakhir Paling Tajir

Bahkan, kata Siti, secara organisasi saja Muhammadiyah pada 2010 menetapkan Tarjih yang sudah disetujui oleh seluruh wilayah Indonesia. Di dalam tarjih itu, seorang perempuan boleh menjadi presiden. "Jadi tahun 2010 disahkan bahwa perempuan boleh menjadi presiden," katanya.

Senada, Ulama NU Nyai Badriyah Fayumi mengatakan, dalam perspektif Nadhatul Ulama, sebetulnya kepemimpinan perempuan itu sesuatu yang sudah selesai. Dia lantas menyebut Megawati salah satu bukti kesejarahan tersebut.

"Beberapa buktinya adalah Ibu Megawati menjadi presiden wakilnya Pak Hamzah Has seorang Nadliyin, kemudian ketika Ibu Megawati menjadi calon presiden berpasangan dengan waktu itu KH Hasyim Musyadi," ungkap Fayumi.

"Artinya secara umum persoalan kepemimpinan di ranah publik di ranah politik dalam perseptif Nahdliyin itu sesuatu relatif yang sudah selesai," ujarnya.

Baca juga: Megawati Milad ke-75, Sosoknya Dilihat sebagai Tokoh Nasional Pemersatu Bangsa

Sementara Ketua Umum Bamusi yang juga Ketua DPP PDIP Hamka Haq menuturkan, bangsa Indonesia dalam sejarahnya telah melahirkan banyak pemimpin-pemimpin perempuan, bahkan di era majapahit.

"Bahkan lebih dari itu, bangsa kita telah pernah dipimpin oleh seorang presiden perempuan Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI. Pada periode sekarang, alhamdulillah putri beliau terpilih menjadi Ketua DPR RI Puan Maharani, semoga beliau-beliau diberi kesehatan dan umur panjang untuk memimpin bangsa ini seterusnya," ujarnya.

Adapun, Ketua DPP PDIP Wiryanti Sukamdani pun mengingatkan pesan Megawati bahwa masalah kekerasan perempuan, pelecehan, atau keterbelakangan harus ditangani serius. "Ibu Ketua Umum selalu mengatakan, yang juga menjadi perhatian adalah masalah stunting itu masalahnya masalah perempuan. Juga masalah lain yang tidak bisa dianggap remeh atau dianggap kecil," katanya.

Senada, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati meskipun banyak diterpa masalah, ini harus bisa menjadi motivasi. "Meskipun berbagai tantangan masih terus kita rasakan, hal ini tak boleh menyurutkan kita. Malah semakin memperkuat motivasi dan komitmen kita untuk mencapai pembangunan nasional," katanya.

Sementara, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma mengingatkan, bahwa perempuan punya modal besar untuk memecahkan segala masalah. "Kita bisa menjadi pembangkit semangat saat kemudian ada sesuatu yang mungkin kita bisa tingkatkan kapasitasnya, disitulah kelebihan kaum perempuan menurut saya," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1634 seconds (0.1#10.140)