Kasus Omicron Melonjak, Begini Seharusnya Manajemen Perawatan Pasien

Selasa, 11 Januari 2022 - 17:38 WIB
loading...
Kasus Omicron Melonjak, Begini Seharusnya Manajemen Perawatan Pasien
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan tiga skema penanganan pasien. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Jumlah kasus positif Covid-19 varian Omicron meningkat drastis. Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan saran mengenai manajemen penanganan pasien.

"Untuk mereka yang OTG (asimptomatik) dan tidak ada faktor risiko (bukan lansia, tidak ada komorbid dll.) dapat saja dirawat di rumah kalau memang rumah sakit sudah mulai akan penuh," kata Tjandra dalam keterangannya dikutip, Selasa (11/1/2022).



Untuk merawat pasien di rumah, Tjandra mengungkapkan ada sejumlah syarat yang mesti dipenuhi. Tersedia ruang atau kamar yang sehat dan aman, keluarga menguasai bagaimana menengani pasien di rumah, penyediaan makan, kebersihan, dan lain-lain. ”Samat perlu ada dukungan moral dan sikap positif dari anggota keluarga dan kerabat,” kata dia.

Kendati di rumah, pasien bersangkutan harus dalam pengawasan dokter, baik puskesmas atau klinik setempat atau telemedisin. Yang perlu dimonitor atau diawasi pertama, ada tidaknya keluhan seperti demam, batuk, sesak nafas, sakit kepala, nyeri tubuh, diare, dan lain-lain, atau perburukan dari keluhan. Kedua, monitoring kesehatan dengan alat seperti thermometer, oxymetri, atau tensimeter. ”Monitor setidaknya dilakukan dua atau tiga kali sehari,” tutur Tjandra.

Selain itu, kebutuhan sehari-hari pasien harus tetap terjaga baik,makan dan minum yang baik, istirahat yang cukup, pakaian dan tempat tidur yang memadai dan lain-lain. "Juga harus dijamin keamanannya. Pola hidup sehat tentu harus terjaga, termasuk berolah raga, menjaga kebersihan dan mengelola kemungkinan stress dengan baik," jelasnya.



Untuk pasien dengan gejala ringan serta orang tanpa gejala (OTG) yang lansia serta memiliki komorbid, Tjandra menyarankan dapat dirawat fasilitas isolasi terpusat seperti berbagai wisma atau asrama. Untuk itu, ada tiga kriteria yang harus diperhatikan.

Pertama, ruangan dan lingkungan harus sehat dan aman dari penularan berkelanjutan. Kedua, dukungan psikologis agar pasien dapat tenang menghadapi proses pengobatan yang pisah dari keluarga. Dan terakhir, harus disediakan petugas kesehatan lengkap di wisma-wisma ini.

"RS merawat pasien dengan gejala sedang dan berat, dan juga mereka dengan faktor risiko yang walaupun masih ringan tapi ada kecenderungan menjadi sedang atau berat," tuturnya.



Untuk itu, rumah sakit harus mempersiapkan lima hal. Pertama, ruang rawat dan tempat tidur kalau pasien banyak sekali. Kedua, obat Covid-19 dan obat penunjang lain. Ketiga, alat kesehatan seperti oksigen, ventilator dan lain-lain, Keempat, alat pelindung diri dan sistem kesehatan lingkungan yang menjamin pencegahan penularan, dan kelima, jaminan ketersediaan SDM yang cukup jumlahnya, terampil dan bekerja dengan jam kerja yang wajar.

Agar manajemen bisa diterapkan baik, Tjandra menekankan dukungan ketersediaan data melalui surveilans, sehingga dapat diambil keputusan yang baik pada saat yang tetap. Selain itu, perlu ada ketersediaan sistem rujukan yang cepat dan akurat untuk mobilisasi pasien antar rumah, wisma dan rumah sakit. ”Komunikasi risiko yang baik agar masyarakat mendapat informasi yang akurat, jelas dan transparan,” ungkapnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2203 seconds (0.1#10.140)