Rivalitas Negara Besar Memanas di Indo Pasifik, Menlu: Soliditas ASEAN Harus Diperkuat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L.P Marsudi mengatakan, di tengah berbagai tantangan yang dihadapi belakangan ini seperti krisis pengungsi, bencana alam hingga perubahan iklim, dunia juga tengah dihadapkan dengan rivalitas antar negara besar yang semakin menajam.
Menurut Retno, rivalitas itu juga sangat dirasakan di kawasan Indo-Pasifik. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi ASEAN. Menurut Retno, penting bagi ASEAN untuk terus memperkuat kesatuan dan sentralitasnya.
"Soliditas ASEAN harus terus dipekuat. ASEAN harus terus melanjutkan kerjanya untuk membangun komunitas ASEAN dan mewujudkan kawasan Indo Pasifik yang aman stabil dan sejahtera," kata Menlu dalam pernyataan pers Tahunan, Kamis (6/1/2022).
Di saat yang sama, ASEAN juga dihadapkan krisis politik di Myanmar. Dalam hal ini, ASEAN telah mengambil sikap yang bulat di Jakarta, pada April 2021 untuk membantu Myamnar mengatasi krisis politiknya. "Melalui 5 poin konsensus agar kekerasan dapat dihentikan dan demokrasi dapat dipulihkan melalui dialog yang inklusif," ujarnya.
Lihat Juga: Kunjungan Prabowo ke China, Bara Maritim-SETARA Institute: Misintrepretasi Potensi Kerjasama Kemaritiman
Menurut Retno, rivalitas itu juga sangat dirasakan di kawasan Indo-Pasifik. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi ASEAN. Menurut Retno, penting bagi ASEAN untuk terus memperkuat kesatuan dan sentralitasnya.
"Soliditas ASEAN harus terus dipekuat. ASEAN harus terus melanjutkan kerjanya untuk membangun komunitas ASEAN dan mewujudkan kawasan Indo Pasifik yang aman stabil dan sejahtera," kata Menlu dalam pernyataan pers Tahunan, Kamis (6/1/2022).
Di saat yang sama, ASEAN juga dihadapkan krisis politik di Myanmar. Dalam hal ini, ASEAN telah mengambil sikap yang bulat di Jakarta, pada April 2021 untuk membantu Myamnar mengatasi krisis politiknya. "Melalui 5 poin konsensus agar kekerasan dapat dihentikan dan demokrasi dapat dipulihkan melalui dialog yang inklusif," ujarnya.
Lihat Juga: Kunjungan Prabowo ke China, Bara Maritim-SETARA Institute: Misintrepretasi Potensi Kerjasama Kemaritiman
(cip)