Satgas Sebut Risiko Penularan Covid-19 di Indonesia Lebih Aman Dibandingkan Eropa dan Amerika

Sabtu, 01 Januari 2022 - 14:20 WIB
loading...
Satgas Sebut Risiko Penularan Covid-19 di Indonesia Lebih Aman Dibandingkan Eropa dan Amerika
Satgas Penanganan Covid-19 mengklaim bahwa saat ini risiko penularan virus corona di Indonesia lebih aman dibandingkan negara-negara seperti di Eropa atau pun Amerika. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengklaim bahwa saat ini risiko penularan virus corona di Indonesia lebih aman dibandingkan negara-negara seperti di Eropa atau pun Amerika. Sebab, tingkat positivity rate Covid-19 di Indonesia saat ini di bawah 0,1%, jauh di bawah batas yang disyaratkan World Health Organization yakni sebesar 5%.

"Laju penularan seperti sekarang sebenarnya risiko penularan kita ini berada pada level yang cukup rendah atau terkendali. Karena tingkat positivity rate kita itu di bawah 0,1%. Jauh di bawah standar WHO, di mana positivity rate testing 5%," kata Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Hery Trianto dalam keterangannya, Sabtu (1/1/2022).

Saat ini kasus harian Covid-19 di Indonesia kurang dari 300 kasus per hari. Bahkan, per 31 Desember kemarin hanya 180 kasus. Angka ini jauh dibandingkan dengan kasus harian di negara Eropa seperti Prancis yang mencapai 200.000 kasus per hari dan di Amerika lebih dari 500.000 per hari.

Baca juga: Update Covid-19: Positif 4.262.720 Orang, 4.114.334 Sembuh, dan 144.094 Meninggal

"Kita tahu dengan positivity rate sekarang sebenarnya risiko pandemi atau risiko penularan di Indonesia ini relatif lebih aman dibandingkan negara-negara lain, sebutlah di Eropa yang sekarang Prancis misalnya kasus hariannya mencapai 200.000, di Amerika lebih dari 500.000, tentu ini adalah daerah-daerah yang cukup berbahaya," kata Hery.

Ia mengingatkan kepada masyarakat agar tidak melakukan perjalanan ke luar negeri di tengah meluasnya varian Omicron. "Makanya, kemudian sejak awal bulan Desember Presiden Jokowi juga menyerukan agar masyarakat tidak dulu bepergian ke luar negeri. Kenapa? Karena di luar negeri jauh lebih tidak aman dibandingkan di Indonesia. Jadi diharapkan masyarakat masih bisa menahan diri," katanya.

Namun diakuinya sejak pertengahan Desember sebanyak 3.000 orang melakukan perjalanan keluar negeri. "Nah, ini harus diantisipasi sekitar awal tahun agar mereka benar-benar menjalani karantina yang disyaratkan dan melakukan testing entry tes maupun exit tes untuk memastikan mereka negatif varian apapun," kata Hery.

Baca juga: 5 Negara dengan Kasus Omicron Terbanyak, Indonesia Nomor 4 di ASEAN
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)