Kisah Perwira Lulusan Akmil Nyaris Ditusuk Anak Buah di Depan Prabowo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang perwira muda lulusan Akademi Militer (Akmil) nyaris ditusuk prajurit berpangkat Sersan Kepala (Serka). Peristiwa yang terjadi di salah satu batalyon TNI Angkatan Darat (AD) ini dibongkar oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto .
“Suatu saat saya masuk ke suatu pasukan dan baru beberapa hari saya sebagai Wakil Komandan Batalyon. Suatu pagi saya dikejutkan seorang perwira muda yang lari ke dalam kantor saya,” kata Prabowo dalam buku biografinya ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’, dikutip Rabu (29/12/2021).
Prabowo terkejut karena perwira lulusan Akmil itu dikejar seorang Sersan Kepala seraya menghunus sangkur. Ironisnya, perwira tersebut berlidung di belakang Prabowo. Alhasil mantan Danjen Kopassus tersebut berhadap-hadapan dengan Sersan Kepala yang sedang mengamuk itu.
Prabowo ingat betul Sersan Kepala tersebut berbadan besar dan memiliki kumis lebat. Dia pun segera menanyakan apa yang terjadi, dan Sersan Kepala itu lantas menjawab lantang.
“Dia kurang ajar, Pak. Baru anak kemarin sore. Baru keluar dari Akademi Militer, saya dimaki-maki. Dipakai kata-kata yang tidak pantas,” kata Serka yang tak disebutkan namanya itu ditirukan Prabowo.
Mendengar cerita itu, Prabowo segera mengambil alih situasi. Dia memerintahkan sang anak buah untuk kembali ke pasukan. Dia menegaskan, tindakan perwira Akmil akan ditanganinya.
Foto: Pasukan TNI AD/Ilustrasi/Antara
Prabowo juga mengingatkan tidak pantas Sersan Kepala berlaku demikian karena bagaimana pun perwira Akmil tersebut merupakan atasannya.“Saya tahu, Pak. Saya ini sudah prajurit tua. Saya tidak terima kalau disakiti seperti ini,” ucap prajurit tersebut.
Prabowo memahami hal itu, kepada perwira muda lulusan Akmil dia pun bersikap tegas. Mantan Pangkostrad tersebut mengingatkan, para prajurit berusia tua boleh jadi pangkatnya lebih rendah. Namun mereka telah makan asam garam pengabdian.
Para prajurit tersebut, kata Prabowo, telah banyak menderita. Bahkan mungkin telah kering air matanya karena banyak berkorban baik keringat maupun darah. Baca: Prabowo Kena Tegur Gara-gara Tunjuk Menantu Musuh Soeharto Garap Proyek Den 81 Kopassus
“Walaupun kau pangkat lebih tinggi, kamu harus tahu banyak prajurit sudah lama mengabdi. Mereka juga sudah mempertaruhkan nyawa berkali-kali. Jangan lah kamu anggap mereka anak muda yang bisa kamu caci maki seenaknya,” ucap Prabowo kepada perwira lulusan Akmil tersebut.
Kepemimpinan Tidak Benar
Prabowo mengisahkan cerita itu pada Bab XII tentang contoh-contoh pemimpin yang tidak benar. Menurutnya, ada banyak kejadian yang menunjukkan perwira maupun komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh karena pribadi yang tidak benar.
Foto/Istimewa.dok
Selain kasus Sersan Kepala mengejar perwira Akmil tersebut, Prabowo mencontohkan perilaku pimpinan yang tidak baik. Ini terjadi di sebuah kesatuan, di mana seorang perwira menaruh hati kepada istri anak buahnya.
Singkat cerita, terjadilah hubungan cinta terlarang. Demi memuluskan asmaranya, perwira itu menugaskan suami dari perempuan tersebut untuk mengikuti pendidikan sekolah calon bintara (secaba).
Ketika sang suami tidak ada, perwira tersebut leluasa menjalin hubungan dengan perempuan itu. Bahkan dia mengajak idamannya tersebut jalan-jalan dengan mobil dinas. Menurut Prabowo, perilaku ini jelas salah dan tidak pantas.
Tindakan tersebut bukan hanya mencoreng institusi, tetapi juga meruntuhkan wibawa dan kepemimpinan perwira tersebut. Prabowo bukan tanpa alasan menuliskan contoh-contoh leadership yang tidak baik itu.
“Saya ceritakan, cerita-cerita ini bukan untuk menjelekkan orang. Saya menceritakan ini untuk memberitahu kepada saudara-saudara sekalian agar saudara-saudara hindari dan tidak melakukan hal-hal seperti ini,” tutur putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini.
“Suatu saat saya masuk ke suatu pasukan dan baru beberapa hari saya sebagai Wakil Komandan Batalyon. Suatu pagi saya dikejutkan seorang perwira muda yang lari ke dalam kantor saya,” kata Prabowo dalam buku biografinya ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’, dikutip Rabu (29/12/2021).
Prabowo terkejut karena perwira lulusan Akmil itu dikejar seorang Sersan Kepala seraya menghunus sangkur. Ironisnya, perwira tersebut berlidung di belakang Prabowo. Alhasil mantan Danjen Kopassus tersebut berhadap-hadapan dengan Sersan Kepala yang sedang mengamuk itu.
Prabowo ingat betul Sersan Kepala tersebut berbadan besar dan memiliki kumis lebat. Dia pun segera menanyakan apa yang terjadi, dan Sersan Kepala itu lantas menjawab lantang.
“Dia kurang ajar, Pak. Baru anak kemarin sore. Baru keluar dari Akademi Militer, saya dimaki-maki. Dipakai kata-kata yang tidak pantas,” kata Serka yang tak disebutkan namanya itu ditirukan Prabowo.
Mendengar cerita itu, Prabowo segera mengambil alih situasi. Dia memerintahkan sang anak buah untuk kembali ke pasukan. Dia menegaskan, tindakan perwira Akmil akan ditanganinya.
Foto: Pasukan TNI AD/Ilustrasi/Antara
Prabowo juga mengingatkan tidak pantas Sersan Kepala berlaku demikian karena bagaimana pun perwira Akmil tersebut merupakan atasannya.“Saya tahu, Pak. Saya ini sudah prajurit tua. Saya tidak terima kalau disakiti seperti ini,” ucap prajurit tersebut.
Prabowo memahami hal itu, kepada perwira muda lulusan Akmil dia pun bersikap tegas. Mantan Pangkostrad tersebut mengingatkan, para prajurit berusia tua boleh jadi pangkatnya lebih rendah. Namun mereka telah makan asam garam pengabdian.
Para prajurit tersebut, kata Prabowo, telah banyak menderita. Bahkan mungkin telah kering air matanya karena banyak berkorban baik keringat maupun darah. Baca: Prabowo Kena Tegur Gara-gara Tunjuk Menantu Musuh Soeharto Garap Proyek Den 81 Kopassus
“Walaupun kau pangkat lebih tinggi, kamu harus tahu banyak prajurit sudah lama mengabdi. Mereka juga sudah mempertaruhkan nyawa berkali-kali. Jangan lah kamu anggap mereka anak muda yang bisa kamu caci maki seenaknya,” ucap Prabowo kepada perwira lulusan Akmil tersebut.
Kepemimpinan Tidak Benar
Prabowo mengisahkan cerita itu pada Bab XII tentang contoh-contoh pemimpin yang tidak benar. Menurutnya, ada banyak kejadian yang menunjukkan perwira maupun komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh karena pribadi yang tidak benar.
Foto/Istimewa.dok
Selain kasus Sersan Kepala mengejar perwira Akmil tersebut, Prabowo mencontohkan perilaku pimpinan yang tidak baik. Ini terjadi di sebuah kesatuan, di mana seorang perwira menaruh hati kepada istri anak buahnya.
Singkat cerita, terjadilah hubungan cinta terlarang. Demi memuluskan asmaranya, perwira itu menugaskan suami dari perempuan tersebut untuk mengikuti pendidikan sekolah calon bintara (secaba).
Ketika sang suami tidak ada, perwira tersebut leluasa menjalin hubungan dengan perempuan itu. Bahkan dia mengajak idamannya tersebut jalan-jalan dengan mobil dinas. Menurut Prabowo, perilaku ini jelas salah dan tidak pantas.
Tindakan tersebut bukan hanya mencoreng institusi, tetapi juga meruntuhkan wibawa dan kepemimpinan perwira tersebut. Prabowo bukan tanpa alasan menuliskan contoh-contoh leadership yang tidak baik itu.
“Saya ceritakan, cerita-cerita ini bukan untuk menjelekkan orang. Saya menceritakan ini untuk memberitahu kepada saudara-saudara sekalian agar saudara-saudara hindari dan tidak melakukan hal-hal seperti ini,” tutur putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini.
(hab)